43. Lawanmu yang Terlalu Lemah, Ya?

132 32 0
                                    

"Apa-apaan barusan?"

"Dia mengakhiri pertandingan dua lawan satu dalam sekejap?"

"Aku tak dapat melihat gerakannya dengan jelas, tapi semua anggota kelompok Salvia itu gila, bukan?"

Pertandingan antara Heru dengan dua anggota kelompok Edward yang tersisa tidak berjalan lebih dari sepuluh detik, namun anehnya kelompok Edward yang unggul jumlah itu kalah dalam sekejap oleh pemuda berambut hitam kemerahan tersebut.

Memang nama Heru tidak begitu melambung di antara calon Blazer seangkatannya, tetapi kemampuannya sendiri tidak bisa disamakan dengan calon Blazer biasa.

Heru setidaknya telah berlatih selama tiga tahun lamanya bersama Haikal, selama itu pula keduanya sering berlatih tanding. Mungkin karena perkembangan Haikal yang baru-baru ini meroket itulah yang membuat Heru juga mau tak mau ikut berkembang.

Begitu kemenangan Heru sekaligus kelompok Salvia diumumkan, para pegutas medis segera menghampiri dua anggota kelompok Edward, sementara Heru segera berlari menyusul Haikal yang saat ini harusnya tengah dalam perjalanan menuju rumah sakit.

"Hmm.... Kekasihmu itu jauh melebihi ekspetasiku, Verna," komentar Jack selesai menyaksikan pertandingan Heru dari ruang tunggu. Dirinya tak menyangka Heru yang terlihat biasa-biasa saja ternyata menyimpan kekuatan yang cukup besar.

Di sisi lain Verna sendiri terkejut terhadap perkembangan sahabat dan kekasihnya itu, terutama Haikal yang sama sekali tidak pernah ia duga dapat mengalahkan Edward yang notabenenya adalah jenius yang sejajar dengan dirinya.

Bukan hanya Haikal, tetapi kekasihnya—Heru—juga memperlihatkan kekuatan yang tidak biasa di tingkatan calon Blazer, "Yah, aku juga tidak tahu dia memiliki kekuatan sebesar itu." Verna menggigit kukunya sendiri merasa salah memperkirakan kekuatan Haikal maupun Heru.

Melihat Verna yang tertekan, Jack menepuk bahu Verna berusaha menenangkan gadis tersebut, "Tenanglah. Sekuat apapun mereka, jika aku menggunakan 'Lunatic Joker' maka tidak ada yang bisa menghalangi kita dari kemenangan."

Alis Verna terangkat tinggi mendengar ucapan Jack, "Kau sungguh akan menggunakannya? Di turnamen seperti ini?"

"Tujuan kita menang, bukan? Jika tidak menggunakan seluruh tenaga maka tidak ada artinya." Jack kemudian memutar hasil rekaman pertandingan Haikal melawan Edward sebelumnya, "Terutama saat pertandinganku dengan Haikal."

"Benar juga, melawan Haikal tanpa 'Lunatic Joker'-mu itu sama saja bunuh diri." Verna tertawa masam setelah mencerna ulang kekuatan Haikal yang tak diketahuinya sebelum pertandingan hari ini, lalu mengalihkan pandangannya pada Cecil, "Tidak masalah, kan, Cecil?"

"Y-ya, jika itu ke-keinginan Jack," balas Cecil yang masih tidak bisa menghilangkan sifat pemalu dan gugupnya, tapi setidaknya Cecil telah mendapatkan sedikit kepercayaan diri, walau kalah melawan Carlos Ogwine di babak perempat final sebelumnya.

Meski Cecil mendapat cedera yang cukup berat dari serangan Carlos sebelumnya, seluruh cedera tersebut telah pulih berkat teknologi medis masa kini, ditambah kemampuan penyembuhan alami Jade Phoenix yang luar biasa.

Dengan kepercayaan diri yang telah meningkat disertai perkembangan Soul Arc-nya, Cecil menjadi peserta yang diperhitungkan mulai babak ini.

"Pertandingan selanjutnya adalah kelompok Verna melawan kelompok Anna! Kedua kelompok silahkan bersiap!" Sang pengacara berseru keras, mengejutkan ketiganya yang tengah berbincang-bincang di dalam ruangan.

"Yah, mengobrolnya sampai di sini dulu. Ayo kita bantai mereka, setelah itu kita jenguk Haikal dan lainnya." Jack berdiri dan melangkah menuju pintu ruangan, memimpin langkah Verna dan Cecil yang juga terlihat cukup bersemangat.

***

"Adududuh!" Haikal menjerit kesakitan tak tahan lengannya diikat pada perban oleh seorang perawat, sementara kakinya terlihat baik-baik saja meski jatuh dari ketinggian yang tak wajar bagi manusia biasa.

Saat ini Haikal berada di rumah sakit berfasilitas paling lengkap di seluruh kota Adele, di sebuah ruangan yang dikhususkan untuknya. Cederanya memang parah, tetapi tidak membahayakan nyawanya.

"Kakimu sudah disembuhkan dengan sempurna oleh dokter yang menggunakan Soul Arc, tapi lenganmu tidak. Sebisa mungkin tolong jangan bergerak terlalu banyak agar obat penyembuhannya bekerja dengan baik," jelas perawat tersebut sebelum meninggalkan Haikal yang terbaring di kasurnya.

Di saat yang sama Haikal mendesah pelan melihat balutan perban dan gips pada lengan kanannya itu, tak menyangka melepaskan sejumlah besar energi jiwa pada satu ledakan besar memberi dampak yang sedemikian parahnya.

"Yah, kurasa ini jauh lebih baik dibanding perawatan Salvia." Haikal teringat kondisi Salvia yang disampaikan oleh dokter ketika menanyakannya.

Tidak seperti cederanya yang dapat disembuhkan seketika oleh Blazer medis tingkat tinggi, Salvia dirawat di dalam sebuah kapsul raksasa berisi berbagai cairan obat termuktahir disertai beberapa selang infus khusus, sebuah Soul Device yang diperuntukkan untuk keperluan medis. Tentu saja lengkap dengan selang oksigen yang menyekap mulut dan hidungnya agar bisa bernafas.

Selama perawatan itu juga Salvia sengaja dibius dengan dosis beberapa hari agar regenerasi cederanya meningkat sehingga dapat pulih seperti sedia kala.

Meski terdapat beberapa dokter yang merupakan Blazer tipe Support yang memiliki Soul Arc medis, cedera Salvia tidak akan bisa disembuhkan dalam sekejap. Jikapun ada Soul Arc seperti itu, mungkin sebagai gantinya usia Salvia yang berkurang berkat regenerasi yang terlampau cepat bagi tubuh manusia.

Haikal memang belum melihat kondisi Salvia semenjak tiba di rumah sakit ini, namun ia mengetahuinya melalui dokter dan perawat. Mengingat nama Haikal cukup terkenal sebagai rekan kelompok Salvia di Turnamen Penyambutan ini, tidak heran jika dokter dan perawat cukup pengertian.

Saat Haikal menghela nafas mengingat betapa beruntungnya ia tidak terluka terlalu parah, seorang pemuda berambut hitam kemerahan memasuki ruangannya, "Oh, sudah bisa mendesah begitu? Kupikir kau sedang menjalani operasi atau semacamnya."

"Heru?" Haikal sedikit terbelalak melihat sosok sahabatnya itu saat ini berdiri di depannya, "Sedang apa kau di sini? Bukankah seharusnya kau masih bertanding melawan dua anggota kelompok Edward yang tersisa?"

"Kau belum tahu?" Kali ini Heru yang sedikit terkejut mendengarnya. Ia kemudian mengambil ponselnya dan menunjukkan video rekaman pertandingannya melawan dua anggota kelompok Edward yang tersisa sekaligus pada Haikal.

Haikal tidak bisa berkata apa-apa sejenak melihat pertandingan dua lawan satu yang tak sampai 10 detik itu, "Lawanmu yang terlalu lemah, ya?" Secara spotan kalimat tersebut keluar dari bibir Haikal.

"Kau sungguh mengatakan itu?" Heru nampak tidak senang dengan pernyataan Haikal barusan, "Yah, tapi memang tidak bisa kusangkal kalau mereka memang lemah." Namun pada akhirnya dia juga berpikir bahwa dua lawannya itu terlalu lemah sampai bisa dikalahkan hanya dengan satu pukulan.

Setidaknya Heru berpikir kedua lawannya akan bisa memberikan perlawanan cukup hebat, namun sepertinya Heru yang tidak sadar bahwa kekuatan penuhnya memang jauh di atas calon Blazer rata-rata seangkatannya.

Perlu diketahui dua lawan Heru sebelumnya merupakan calon Blazer yang tidak lemah di angkatan mereka, tapi tidak terlalu kuat juga.

Mungkin karena dirinya melawan dua orang sekaligus, Heru tidak ingin berbasa-basi dan mengeluarkan seluruh kekuatan, lalu mengalahkan keduanya dalam sekejap tanpa sadar.

Setelah membahas berbagai hal termasuk kondisi Salvia yang cukup aman, Heru kemudian menghidupkan televisi yang ada di ruangan tersebut berniat menonton pertandingan antara kelompok Verna dan kelompok Anna.

Dua kelompok ini merupakan kelompok unggulan dikarenakan terdapat satu jenius terkenal di masing-masing kelompok, namun sepertinya pertandingan ini berjalan lebih singkat dari yang diduga semua orang.

Absolute SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang