28. Tapak Kosong

127 27 1
                                    

Pertarungan antara Bernard dan Haikal cukup membuat tegang sebagian besar penonton, pasalnya sejauh ini baik Bernard maupun Haikal belum pernah bertarung hingga selama ini. Semua pertandingan di babak penyisihan sebelumnya dapat mereka atasi dengan cepat.

Benturan antara tongkat Bernard dan tinju Haikal mengeluarkan bunyi-bunyian keras, bahkan beberapa tempat di arena sudah rusak berkat serangan keduanya.

Keahlian Bernard dalam memainkan tongkat memang tidak bisa dipungkiri lagi setara dengan permainan ahli bela diri tongkat pada umumnya, ia sudah berlatih sejak usia dini karena kecintaannya terhadap ilmu bela diri dan tongkat.

Bernard memang berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja dibandingkan para peserta pertandingan sebelumnya, bahkan bisa dibilang cukup buruk karena memiliki masalah dengan urusan ekonomi mereka. Inilah motivasi utama Bernard berlatih demi menjadi Blazer.

Pekerjaan sebagai Blazer adalah salah satu pekerjaan yang memiliki penghasilan tertinggi di zaman ini mengingat nyawa adalah taruhannya, tidak sedikit Blazer dan calon-calonnya bekerja hanya demi mengincar penghasilan besar tersebut. Hanya saja biasanya Blazer yang seperti itu tidak bertahan lama.

Awalnya kedua orangtua Bernard tidak setuju dengan idenya yang ingin menjadi Blazer untuk membantu keuangan keluarga karena pekerjaan tersebut berbahaya, tetapi kegigihan Bernard tak berhenti sampai di sana. Agar tak ingin mengecewakan ataupun membuat khawatir kedua orangtuanya, Bernard berlatih dengan keras dan mengikuti tes bakat sebagai Blazer.

Tidak disangka Bernard dikatakan cukup berbakat dan tubuhnya cocok menjadi seorang Blazer, ketika orangtuanya mengetahui ini mereka hanya bisa pasrah menerimanya. Bernard pun berhasil lolos ujian masuk akademi Skymaze dan menjadi salah satu muridnya di tahun ini.

Seorang Blazer haruslah bekerja untuk sebuah Guild atau Asosiasi Persatuan Blazer, jika tidak maka tak ada yang bersedia membayar setiap Verg yang dikalahkannya walau taruhannya adalah nyawa.

Dengan adanya Turnamen Penyambutan ini Bernard berniat mengeluarkan seluruh tenaga dan kemampuannya untuk menarik perhatian beberapa Guild, tidak perlu Guild besar bahkan Guild kecil yang bersedia membayarnya sebagai seorang Blazer sudah cukup untuknya.

"Alasanku memang terdengar remeh dibandingkan murid-murid lainnya, tapi karena alasan itulah aku bisa berdiri di sini," batin Bernard mengayunkan tongkatnya tanpa henti berusaha menyarangkan setiap serangan pada Haikal.

Namun sayangnya tidak ada serangan Bernard yang mengenai Haikal dengan telak, semuanya bisa ditepis oleh pemuda berambut hitam tersebut, membuat Bernard sedikit kesal.

"Kau tak berniat mengalah, Haikal Alendra?" Bernard memang merasa kesal, tetapi tidak sampai menyerang membabibuta mengingat hal ini disebabkan ketidakmampuannya sendiri.

"Tentu saja, aku berniat memenangkan turnamen ini, mengapa aku harus mengalah?" Berkebalikan dari Bernard yang nampak kesal, di wajah Haikal terpasang senyum penuh makna.

Haikal bukan bermaksud meremehkan Bernard tetapi memang benar pola serangan Bernard dapat ia baca dengan mudah, mengingat dirinya sudah sering berlatih melawan Heru dan Salvia yang mempunyai serangan yang lebih rumit dan cepat dari Bernard.

Bernard berdecak pelan sebelum mengalirkan energi jiwa lebih banyak ke seluruh tubuhnya dan memberikan tiga tusukan cepat, "Mist Lion Staff – Haze Lion Claw!"

Braak!

Haikal termundur beberapa langkah begitu terkena tiga pukulan tongkat Bernard yang tiba-tiba menjadi cepat, dirinya sedikit terkejut tetapi tetap tenang dan tersenyum, "Benar, ini bukanlah babak penyisihan, kau tak perlu menahan diri, Haikal." Dalam hati Haikal menyemangati dirinya.

Absolute SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang