Benturan hebat antara es Edward dan salju Salvia yang telah berlangsung beberapa menit menyebabkan menurunnya suhu di sekitar arena, penonton di sekitar pun menggigil berkat adu serangan ini.
Sejauh ini keduanya belum ada yang menyarangkan serangan telak, baik Edward maupun Salvia masih bertarung dengan sihir sambil menjaga jarak aman. Biarpun hanya bertarung dari jarak jauh, sihir yang dilepaskan keduanya tak mengurangi ketegangan para penonton.
"Heh, jadi ini rasanya salju dari Snow Princess? Kupikir akan lebih hebat lagi." Edward melepaskan sepasang tombak es dari kedua tangannya, kemudian memecahnya di tengah udara menjadi serpihan-serpihan es kecil menghujani Salvia.
Menyadari Edward melayangkan serangan beruntun dalam skala luas, Salvia mengerahkan salju mengelilingi dirinya membentuk kubah bulat yang dapat menahan serangan tersebut. Benar saja, serangan Edward dapat ditahan meski berasal dari segala arah.
Salju memanglah bukan benda padat seperti es, tetapi dengan memberinya tekanan pada satu titik salju bisa jadi senjata yang lebih mematikan dari es sekalipun. Itulah yang Salvia lakukan, menekankan salju pada satu titik dan membuatnya padat.
"Bersembunyi karena takut terkena serangan? Lucu sekali." Kali ini Edward membentuk sebuah tombak es raksasa sepanjang lima meter di atasnya, "Sepadat apapun salju, takkan bisa mengalahkan benda padat sungguhan," gumam Edward melemparkan tombak es tersebut.
"Kau kelihatannya terlalu meremehkanku, Edward." Sadar atas ancaman tombak es raksasa Edward, Salvia memanipulasi saljunya menangkap dan meredam daya dorong tombak es tersebut sebelum mencapai dirinya.
Di saat yang sama sebagian besar penonton terkejut melihatnya, tak terkecuali Edward yang melemparkannya. Dia sendiri tahu seberapa kuat dirinya melempar, namun sulit dipercaya Salvia dapat menghentikannya hanya dengan salju semata.
"Akan kubalas kau dengan ini." Salvia menghancurkan tombak es tersebut hingga berkeping-keping dan mencampurnya ke dalam salju, lalu menciptakan puluhan tombak salju dilengkapi serpihan es pada mata tombaknya yang langsung dilesatkan, "Iced Snow Javelin!"
"Memanfaatkan esku, ya?" Edward menjejakkan kakinya ke lantai dan menciptakan dinding es tebal di depannya, membuat tombak salju bermata es milik Salvia hancur ketika menabraknya," Tak berguna."
"Aku belum selesai." Salvia menyatukan kedua tangannya di depan dada dan memejamkan mata berusaha berkonsentrasi mencipakan sejumlah besar salju, membuat para penonton terpana dengan kuantitas energi jiwanya yang dapat membuat salju sebanyak itu hanya dengan energi jiwa.
Salvia membuka matanya dan mengerahkan seluruh salju tersebut sekaligus menciptakan beberapa gulung ombak salju raksasa seperti tsunami, "Snow Tidal!"
"Hei, dengan menciptakan dan mengendalikan salju sebanyak itu, bukankah Salvia setara dengan Blazer tingkat Advance?!"
"Belum puas dengan jumlahnya, dia bahkan bisa mengendalikan semuanya sekaligus?"
"Angkatan ini benar-benar dipenuhi jenius!"
Sementara sebagian penonton berkomentar sambil berdecak kagum menyaksikan penampilan Salvia, Edward yang menjadi lawan gadis berambut putih keperakan tersebut mengerutkan dahinya.
"Selevel Advance? Kalau hanya segitu...." Menanggapi serangan besar Salvia, Edward dengan cepat menciptakan segumpal es besar di belakangnya dan membentuknya menjadi sesosok humanoid raksasa setinggi tiga meter, lengkap dengan kepala dan dua tangan tanpa kaki, "Kau tak bisa mengalahkanku."
Sosok raksasa es di belakang Edward mengibaskan satu tangannya menghalau gulungan ombak salju Salvia menghancurkan seluruh serangan tersebut dalam satu kali hempasan, mengejutkan banyak pihak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Absolute Soul
FantasyBlazer, sebutan bagi mereka yang mampu membangkitkan Soul Arc dan memiliki kemampuan di luar nalar manusia biasa. Mereka pula yang memukul mundur makhluk asing pemusnah manusia di masa lalu, Verg. Berkat keberadaan Blazer, umat manusia bisa bertahan...