83. Petir vs Angin

90 16 0
                                    

Pertempuran di seluruh Adele masih terus berlanjut, baik menghadapi gempuran Blackout maupun kawanan Verg yang entah bagaimana mampu menerobos penghalang kota. Hampir seluruh kota terkena imbasnya.

Berkat itu Adele mengalami kerusakan yang sama sekali tidak sedikit, hampir sepertiga wilayah kota telah hancur oleh anggota Blackout dan Verg. Sebagian besarnya diterima oleh wilayah Akademi Skymaze, lalu sebagian besar kerusakan Akademi Skymaze disebabkan karena pertarungan dua orang.

"Hahaha, sudah lama aku tak bersenang-senang seperti ini, Guru Veindal!" Sesosok pria berusia sekitar 20-an tahun tertawa lepas setelah beradu beberapa serangan dengan Veindal. Dia melayang sekitar sepuluh meter di atas permukaan tanah.

Veindal sendiri berdecak kesal memandang pria tersebut bergerak ke sana kemari sesukanya di udara, dia lalu mengangkat tangannya dan menembakkan sepercik kilat biru menuju pria itu, namun entah mengapa kilat tersebut selalu menghilang ketika membentur penghalang sedikit kasat mata di sekitar sasarannya.

"Hehehe, hebat bukan jurusku? Ini teknik yang kudedikasikan khusus untuk menghadapi Blazer tipe Wizard dengan unsur petir sepertimu, Guru Veindal." Pria itu cekikikan melihat raut wajah Veindal yang terlihat frustasi tidak berhasil menyarangkan serangan.

Veindal mendecakkan lidahnya merasa kesal namun tak bisa berbuat apa-apa, "Apa sebenarnya yang kau inginkan sampai mendatangi dan mengacak-acak kota ini, Charles?"

"Guru jahat sekali, padahal aku kemari menantikan reuni ini," ujar pria yang dipanggil Charles itu sambil cengengesan, membuat Veindal semakin emosi.

Veindal mendekatkan kedua tangannya di depan dadanya sesaat mengonsentrasikan sejumlah energi jiwa di tengah hingga tercipta seutas petir biru seperti tali yang elastis. Petir tersebut lalu menyambar Charles dengan dahsyatnya, "Blitzkrieg!"

Sayangnya meskipun diserang oleh jurus berkekuatan tinggi dari Blazer tingkat Cardinal seperti Veindal, Charles tetap terlihat baik-baik saja di balik pelindung sedikit kasat matanya. Dia menggeleng pelan merasa kecewa, "Guru, apa kau sudah setua itu tidak bisa belajar dari serangan yang sudah-sudah?"

Veindal mengerutkan dahinya tak menyangka salah satu serangan kuatnya, Blitzkrieg, bahkan tidak bisa menyarangkan sebuah goresan sedikitpun. Padahal dia merupakan satu dari Blazer tingkat Cardinal yang bisa dihitung dengan jari tangan di seluruh Wulodhasia.

Charles menghela nafas melihat reaksi Veindal yang nampaknya jauh di luar dugaannya. Dia lalu mengangkat tangannya ke arah Veindal dengan ekspresi malas, "Kalau guru tidak bisa memberikan perlawanan lebih sengit apa boleh buat, mungkin aku saja yang berkembang hingga terlampau kuat."

"Leo Boreas," gumam Charles pelan sembari mengumpulkan sejumlah angin hingga terlihat kasat mata mengambil bentuk wajah singa lengkap beserta taring tajamnya, "Selamat tinggal, Guru Veindal."

Charles lalu melepaskan pusaran angin berbentuk wajah singa tersebut menuju Veindal dalam kecepatan tinggi, seakan angin puyuh berukuran kecil dan berwujud singa.

Blaarr!!

Ledakan yang cukup besar tercipta dari serangan Charles, menyebabkan kerusakan yang begitu parah pada lapangan arena. Jika bukan karena kekuatannya ditahan sedemikian rupa agar rekan-rekannya tidak terluka terlalu banyak.

"Kau sungguh berkembang menjadi orang hebat, Charles." Terlihat sesosok pria paruh baya berambut putih keperakan berdiri dengan tegapnya di tengah lapangan, seakan tidak bergeming dari tempatnya setelah menerima serangan Charles.

Benar, sosok pria paruh baya itu tidak lain dan tidak bukan adalah Veindal Volksky. Dia terlihat sedikit berbeda dengan sebuah zirah berwarna biru keputihan menyelimuti seluruh tubuhnya.

Absolute SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang