37. Haikal vs Edward

118 29 1
                                    

Pernyataan tantangan Haikal kepada Edward menggema ke seluruh arena, sekali lagi mengejutkan semua yang hadir di sana, tak terkecuali Heru maupun Veindal yang berada di dekat pemuda tersebut.

Memang sebelumnya terdapat pernyataan tantangan di turnamen ini sebelumnya, yaitu Jack menantang Haikal bertarung di babak final nanti saat pertandingan babak penyisihan, tetapi gejolak dua tantangan ini terasa begitu berbeda.

Jika Jack menantang Haikal karena ingin bertarung dalam rangka persahabatan dan tidak terlihat ada dendam di antara keduanya, maka tantangan Haikal yang ditujukan kepada Edward ini membuat semangat para penonton terbakar begitu hebat.

Pertandingan persahabatan yang hanya diisi persaingan semata itu sudah biasa, namun kelihatannya Turnamen Penyambutan kali ini tidak akan seperti itu.

Terlihat jelas dalam tantangan yang ditujukan Haikal benar-benar mengandung dendam dan semangat ingin bertarung habis-habisan, sesuatu yang sulit dilihat pada turnamen manapun.

Tantangan tersebut disambut seringgaian tipis nan sinis oleh Edward, "Kau ingin membalaskan dendamnya?"

Balasan Edward memancing kehebohan penonton karena nampak begitu menganggap remeh sebuah pembalasan dendam, tetapi Haikal tetap terlihat tenang tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari pemuda berambut putih itu, "Tidak, aku akan menghancurkan harga dirimu di tempat ini." Jari Haikal menurun, namun tidak dengan kemarahannya.

Edward mendengus pelan tidak menganggap Haikal adalah lawan tandingnya, kemudian tersenyum lebar, "Belatung jelata sepertimu bisa apa? Belatung ya merayaplah di tanah, jadilah makanan bagi kami para burung-burung."

Telinga Haikal memang memanas mendengar balasan Edward yang terdengar tidak tahu malu padahal saat ini dirinya dimusuhi oleh hampir semua penonton, namun Haikal tetap berusaha menenangkan dirinya agar tak termakan provokasinya.

"Kepala sekolah, apakah boleh pertandingan selanjutnya adalah pertarungan kami?" Tanpa memalingkan pandangannya dari Edward, Haikal menanyakan itu pada Veindal yang masih berlutut berdiam diri di lantai area pertarungan, "Jika bisa tolong berikan obat-obatan pada Edward agar energi jiwa dan tenaganya pulih."

Pernyataan Haikal itu sekali lagi mengundang keterkejutan banyak orang, para wakil Guild di ruangannya pun tidak percaya terhadap apa yang dikatakan Haikal barusan, terlebih lagi Edward sendiri.

"Aku tahu dia berusaha membalaskan dendam Salvia, tapi bukankah ini kelewatan?"

"Dia ingin mati, ya?"

"Meskipun aku tidak menyukai sikap Edward, pemuda bernama Haikal ini kelihatannya terlalu percaya diri karena lawan-lawannya selama ini dapat dikalahkan dengan mudah."

Para penonton berdiskusi membicarakan kebodohan atau keberanian Haikal. Padahal Edward bisa memojokkan Salvia yang merupakan salah satu jenius di generasinya sampai sebegitu parahnya, bagaimana calon Blazer yang bahkan belum mampu membangkitkan Soul Arc dapat mengimbanginya?

Butuh beberapa saat bagi Veindal memperoleh kesadarannya kembali menanggapi pernyataan Haikal, "Kau tak masalah dengan itu?" Ia terlihat begitu heran dengan permintaan Haikal.

"Ya, aku takkan bisa mengalahkannya jika dia tidak dalam kondisi prima." Tangan Haikal mengepal erat menahan perasaan ingin menghajar pemuda di depannya ini.

Heru yang mendengarnya ingin menghentikan tindakan sahabatnya itu karena tahu seberapa besar kekuatan Edward yang dirasa mustahil untuk dikalahkan Haikal, namun bibirnya hanya terbuka sedikit dan lidahnya kaku. Semua kata-katanya berhenti di tenggorokan.

Sebagai sahabatnya Heru mengetahui berbagai macam hal yang pernah dialami Haikal, ia tahu sekarang ini Haikal takkan bisa dihentikan oleh siapapun, bahkan dirinya sekalipun mustahil meski Heru ingin menghentikannya.

Absolute SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang