86. Haikal Beraksi

97 15 0
                                    

Beberapa waktu berlalu semenjak Salvia mulai mempercepat pemulihan energi jiwanya, Haikal membuka matanya perlahan menyudahi sesi istirahatnya. Dia menoleh ke sana kemari memperhatikan lingkungan sekitar namun tak mengenali tempatnya berada, "Ini di mana?"

Haikal segera menyadari keberadaan Salvia yang tengah bermeditasi, dia bisa merasakan energi jiwa di sekitar Salvia sedang berputar mengelilingi badan gadis berambut perak tersebut, mengumpulkan serta menyerap energi alam di sekitarnya secara bertahap.

"Ah, Salvia sedang memulihkan energi jiwanya, ya," gumam Haikal dalam hati memandang Salvia yang terlihat begitu berkonsentrasi hingga tidak menyadari dirinya telah bangun, tapi Haikal hanya tersenyum dan tidak mengganggu Salvia.

"Bagaimanapun juga dia sudah berjuang sendirian selama aku beristirahat." Haikal kemudian bangkit berdiri dan melakukan peregangan ringan, "Aku juga harus melakukan sesuatu."

Setelah bergumam demikian, Haikal merasakan hembusan angin sejuk namun dingin melintasi dirinya. Tubuhnya langsung bergemetar menggigil kedinginan. Spontan saja Haikal memeluk tubuhnya sendiri.

"Benar juga, saking tegangnya situasi aku sampai lupa bahwa saat ini hanya tersisa celana yang terpotong pendek yang menempel padaku," ujar Haikal kedinginan baru teringat hal penting yang tak dia sadari.

Pandangan Haikal lalu teralih pada jendela di ruangan tersebut, lebih tepatnya dia sedang melihat selembar kain gorden yang tergolek di bawah jendela. Dia segera mengambil kain gorden dan menyelimuti tubuhnya menggunakan gorden tersebut.

"Memang tak terlalu bagus dan nyaman dipakai, tapi ini lebih baik daripada tidak sama sekali," keluh Haikal merasa serat kain gorden yang dikenakannya sedikit menusuk kulit, tetapi dia tidak punya pilihan lain.

Ketika dia berkomentar tentang kain gordennya, Haikal kemudian teringat tentang Soul Saber, Soul Divice pinjaman Salvia pada awal turnamen. Dia segera merogoh bagian pinggangnya memeriksa alat tersebut, beruntung tongkat besi Soul Saber masih tergantung di bagian ikat pinggangnya.

Haikal menghela nafas lega tidak kehilangan benda tersebut. Soul Device sangatlah mahal, bahkan Soul Device tingkat paling rendah sekalipun seharga 100.000 Bold. Jika Haikal kehilangan alat semahal itu, dia tidak akan bisa menggantinya dalam waktu dekat.

Setelah memastikan Soul Saber masih berada di pinggangnya, Haikal kemudian memejamkan mata dan mengukur jumlah energi jiwanya yang telah pulih.

"Memang belum pulih sepenuhnya, namun setidaknya cukup untuk mencapai ruang perawatan dan pergi ke gedung kelas satu." Haikal mengepalkan tangannya merasa lebih bertenaga dari sebelumnya.

Kapasitas energi jiwa Haikal bisa dibilang sangat besar untuk ukuran calon Blazer kelas satu sepertinya berkat latihan tak manusiawi yang rutin dilakukannya, tapi dia juga sedikit terpana ketika mengetahui hanya dengan beristirahat beberapa menit energi jiwanya sudah pulih sekitar 20%-nya.

Dua puluh persen memang terdengar tidak banyak, tetapi dalam kasus Haikal mungkin jumlah energi jiwanya sekarang kurang lebih setara dengan setengah jumlah energi jiwa calon Blazer setingkatnya pada umumnya.

Jika hanya menghadapi beberapa lawan setingkat Advance ke bawah, mungkin Haikal bisa mengatasinya dengan jumlah energi jiwa yang dimilikinya sekarang, tapi jika lebih dari itu maka akan sulit bahkan mengancam nyawanya.

Haikal kemudian memandang Salvia yang masih bermeditasi, lalu tersenyum kecil ikut duduk bermeditasi sejenak untuk memulihkan lebih banyak energi jiwa. Tidak ada salahnya memulihkan energi jiwa lebih banyak mengingat situasinya cukup genting.

***

Sekitar lima belas menit lainnya telah berlalu, Haikal membuka matanya ketika merasakan sejumlah besar energi jiwanya pulih kembali. Kini dia bisa merasakan lebih dari setengah energi jiwanya terisi kembali.

Absolute SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang