Berkat Anna yang melayangkan puluhan pukulan dalam waktu singkat, Jack hanya bisa bertahan tanpa berusaha menyerang.
Saat ini Jack menggunakan kartu Third Diamond, yang mana daya tahan tubuhnya dikali tiga dari normalnya. Jack bisa dibilang beruntung kali ini melihat serangan Anna yang begitu cepat nan berat. Jika Jack mengambil kartu lain seperti Clover atau Heart, mungkin dia bisa langsung kalah pada serangan pertama.
"Berat sekali seranganmu." Jack menghela nafas setelah pukulan beruntun Anna usai, merasa sedikit nyeri pada setiap anggota tubuhnya, sementara Anna sendiri berhenti menyerang untuk mengambil nafas sejenak.
Pukulan Anna memang kuat dan berat, tetapi Anna tidak memiliki stamina yang besar untuk mempertahankan serangan intens, terlebih lagi dirinya bukanlah murni tipe Warrior. Anna merupakan calon Blazer dengan Job campuran Wizard-Warrior.
Sudah sekitar satu menit semenjak Anna melancarkan serangan beruntunnya pada Jack, namun pemuda tampan berambut pirang tersebut tak terlihat kesakitan atau semacamnya. Justru sebaliknya, bibirnya melengkungkan senyum kegembiraan.
"Sudah selesai?" Jack mengambil salah satu Forbidden Magic Card yang melayang di sekitarnya dan mengubah kartu tersebut menjadi energi yang diserap ke dalam tubuhnya, "Anna, kau percaya diri dalam pertarungan jarak dekat, bukan?"
Anna hanya bisa diam berusaha mengatur nafasnya secepat mungkin, tetapi dapat terlihat jelas ekspresi tak senang di wajahnya. Jack bisa mengetahui jawaban Anna dari ekspresi tersebut.
"Aku bukannya meremehkan atau berniat mempermainkanmu, jadi jangan buat aku kecewa, ya." Selesai mengucapkan itu Jack tiba-tiba menghilang dari pandangan seluruh penonton, termasuk Anna, lalu muncul kembali tepat di depan gadis berambut merah itu dalam sekejap.
"Pertama satu pukulan!" Tanpa membuang-buang waktu, Jack melancarkan satu pukulan berat tepat di ulu hati Anna, membuat gadis tersebut terpental beberapa langkah ke belakang tak sempat bereaksi.
Anna meringis kecil menahan sakit, namun begitu sakitnya mulai mereda dan ia memfokuskan perhatian pada Jack, pemuda itu sekali lagi hilang dari pandangannya tanpa jejak.
"Aku di sini." Jack yang tiba-tiba muncul di belakang Anna segera menyapu kedua kaki lawannya, lalu melancarkan sebuah tendangan yang cukup kuat hingga kembali menghempaskan Anna dalam sekejap.
Hampir seluruh orang yang menyaksikan pertandingan ini terkejut sekaligus terpana, bahkan tidak sedikit wakil Guild yang hadir sampai ternganga tanpa sadar. Hal yang dilakukan Jack memang sederhana, namun tak banyak calon Blazer yang mampu bergerak secepat Jack barusan.
"Bagaimana bisa dia bergerak begitu cepat padahal Job-nya bukan tipe Rogue?" Saat ini ekspresi Anna memang nampak kesakitan, namun di dalam hatinya ia terkejut setengah mati dengan kecepatan gerak Jack yang hampir tidak bisa dilihat oleh mata awam.
Umumnya yang memiliki kecepatan seperti Jack saat ini hanyalah calon Blazer tipe Rogue, mengingat Job tipe Rogue menitikberatkan pada kegesitan dan kelincahan dalam bertarung melawan musuh, namun seharusnya Soul Arc Jack bertipe Support atau setidaknya Wizard.
Alasan mengapa Anna kebingungan dengan kecepatan Jack yang tidak masuk akal di kepalanya itu sederhana, Job Jack masih belum diketahui secara luas.
Dalam dunia per-Blazeran informasi mengenai Job, Soul Arc, serta kemampuan-kemampuan seorang Blazer sangatlah berbahaya jika tersebar di publik, mengingat tidak semua Blazer bertujuan untuk melindungi umat manusia dari serbuan Verg.
Bagi masyarakat awam mungkin nilai infomasi tidaklah begitu berharga, namun dalam dunia per-Blazeran hal ini dapat mempengaruhi alur suatu pertarungan. Dengan diketahuinya Job dan kemampuan Soul Arc-nya oleh organisasi Blazer gelap, seorang Blazer bisa terancam nyawanya, terutama para 'telur emas' yang tampil di turnamen ini.
Memang Soul Arc merupakan tanda seseorang layak disebut Blazer, namun dalam hal ini Haikal yang belum membangkitkan Soul Arc-nyalah yang paling diuntungkan.
Sementara Anna masih berkutat di posisinya berusaha menahan rasa sakit, Jack kelihatannya tidak berniat menunggu gadis tersebut bangkit.
Ia melesat cepat menuju Anna yang diikuti tendangan yang menjegal kakinya, kemudian membalikkan badan sambil meraih kerah pakaian serta lengan Anna, lalu melempar gadis tersebut hingga tubuhnya menghantam dinding pembatas stadium dalam hitungan detik.
"Aku sudah menyarankanmu menyerah di awal pertandingan, jadi jangan salahkan aku." Jack menghela nafas merasa berat dalam hati harus menyerang kenalannya hingga sejauh ini, apalagi Anna adalah perempuan.
Jack dan Anna sudah mengenal satu sama lain sebelum diterima di Akademi Skymaze, tetapi hubungan keduanya tidak terlalu akur di masa sekarang karena sebuah kejadian tertentu, meski bisa dibilang mereka adalah teman masa kecil.
Sebagai kenalan lama Jack tidak ingin melukai Anna terlalu banyak, karena itulah Jack menyarankan Anna menyerah sebelum pertandingan dimulai, bukan karena Jack meremehkannya.
"Siapa... yang mau... menyerah?" Lirih Anna sembari mendorong tubuhnya menolak lantai berusaha bangkit, tetapi tubuhnya seakan menolak keinginannya. Ia tahu batasannya sendiri, namun Anna memilih mengabaikannya.
Jack bisa mendengar lirihan kecil Anna, namun ia pura-pura tidak mendengarnya. Jack menghela nafas berat sejenak sebelum melangkah mendekati tubuh Anna yang meringkuk di dinding pembatas stadium.
Sesampainya Jack di dekat Anna, ia bisa mendengar isak tangis gadis berambut merah tersebut. Ekspresi Jack berubah begitu mendengar suara tangisan kecil Anna, tidak ada lagi senyum di bibir Jack seperti biasa.
"Anna." Jack bisa merasakan kesedihan Anna dari suara tangisannya saja membuatnya merasa ingin mengalah dengan sengaja, namun Jack tahu jika saja dirinya berbuat begitu maka Anna tidak akan pernah memaafkan dirinya.
"Aku... belum cukup kuat...." Ujar Anna parau, membuat Jack semakin merasa iba untuk memenangkan pertandingan ini, "Masih... belum...."
Selama beberapa saat baik Anna maupun Jack tidak bergerak dari tempatnya, Anna yang merasa kalah disertai putus asa dan Jack yang terus mendengar tangisan gadis tersebut tanpa berbuat apa-apa.
Butuh beberapa waktu bagi Jack meneguhkan kembali hatinya dengan mengambil rangkaian tarikan nafas, lalu memberi serangan terakhir tepat di tengkuk leher Anna, membuat gadis itu terbujur tak berdaya di lantai tanpa kesadaran.
"Pe-pemenangnya Jack Calvin," jelas pengacara dengan cukup keras, tetapi tidak ada nada semangat yang biasanya dalam kata-kata tersebut. Dia bisa merasakan ada hawa menyedihkan di sekitar Anna dan Jack, tapi ia tidak tahu apa itu.
Pengumuman pemenang dari sang pengacara cukup mengejutkan seluruh penonton, tidak mengira pertandingan antar jenius yang dinantikan sejak lama ini berakhir jauh lebih cepat dari dugaan.
Sebagian besar penonton merasa tidak puas terhadap hasil pertandingan yang begitu cepat dan membosankan, namun tak sedikit pula yang merasa puas melihat pertandingan ini.
"Jack, kau berha—" Saat Verna ingin mengucapkan selamat pada Jack yang baru saja kembali, kata-katanya terhenti ketika melihat wajah Jack yang dipenuhi rasa sedih. Bukan seperti Jack yang biasanya selalu tersenyum.
Cecil juga bisa melihat keanehan pada Jack seperti Verna, tetapi keduanya memilih untuk diam tidak menanyakan apapun, setidaknya sampai Jack kembali bersemangat seperti sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Absolute Soul
FantasyBlazer, sebutan bagi mereka yang mampu membangkitkan Soul Arc dan memiliki kemampuan di luar nalar manusia biasa. Mereka pula yang memukul mundur makhluk asing pemusnah manusia di masa lalu, Verg. Berkat keberadaan Blazer, umat manusia bisa bertahan...