50. Insiden di Tengah Latihan

115 23 0
                                    

Selang beberapa hari semenjak mendapat informasi mengenai pergerakan Verg di luar perbatasan yang makin mencurigakan, Heru mulai runtin menjalankan latihan tak manusiawi ala Haikal, tentu saja didampingi Haikal yang sudah berpengalaman dengan cara berlatih tersebut.

Saat inipun keduanya telah mengelilingi kota Adele beberapa putaran. Berbeda dari Haikal yang nampak baik-baik saja, Heru yang tidak terbiasa akan latihan ini terlihat lelah dan kehabisan nafas.

"Haikal... kau sungguh melakukan ini... setiap hari?" Tidak kuat terus-terusan berlari, akhirnya Heru meminta Haikal beristirahat sebentar. Heru terkapar di sebuah bangku taman yang tak jauh dari sana, sementara Haikal masih berlari kecil di tempat.

"Awalnya memang berat, tapi lama kelamaan tubuhmu akan terbiasa." Haikal menggulung lengan pakaiannya menunjukkan otot bisep miliknya pada Heru, "Ototmu mungkin akan menjadi sebesar ini jika kau terus berlatih seperti ini selama sebulan lebih."

Heru tertawa kering melihat perkembangan otot bisep Haikal yang tak wajar di antara calon Blazer setingkatannya, bahkan Heru sendiri yang seorang calon Blazer tipe Warrior dengan tubuh sebagai senjata utama saja sulit mencapai ketebalan dan kepadatan seperti Haikal dalam kurang lebih sebulan.

Sesaat sesudahnya Haikal menghentikan lari di tempatnya, kemudian duduk bersila di atas trotoar sebelum mulai memejamkan mata dan berkonsentrasi pada pernafasannya, "Heru, jika tubuhmu sudah mencapai batasnya maka kau harus cepat mengatur nafas sekaligus mengalirkan energi jiwamu ke seluruh tubuh, itu akan mempercepat pemulihan."

Heru ingin mengomentari Haikal yang seenaknya mengatakan itu dengan mudahnya tanpa melihat kondisinya yang masih begitu kelelahan, namun Heru menyimpan semua itu dan menuruti perkataan Haikal. Dalam beberapa saat Heru bisa merasakan rasa lelahnya berkurang jauh lebih cepat.

Setelah merasa tubuhnya kembali segar, Heru menghembuskan nafas panjang sebelum berdiri dan melakukan beberapa peregangan, "Oh, ini sungguh bekerja. Bukan hanya rasa lelah, bahkan pegal di seluruh badan sejak kemarin juga lumayan berkurang." Heru sedikit membelalakkan matanya mengetahui perubahan drastis pada tubuhnya.

Heru mengalihkan pandangannya pada Haikal sesudah merasa puas terhadap kecepatan pemulihannya yang tidak wajar, dahinya sedikit mengerut, "Dia tidak terlihat lelah, kenapa berkonsentrasi sebegitu lamanya?" Batin Heru bingung terhadap sahabatnya yang tak kunjung membuka mata padahal Haikal lebih dulu duduk bersila darinya.

"Mungkinkah dia sedang mencari Soul Arc-nya?" Heru baru teringat sampai saat ini Haikal belum mampu membangkitkan Soul Arc-nya, padahal dilihat dari kuantitas energi jiwa seharusnya Haikal sudah berhasil membangkitkannya sejak lama, setidaknya menemukan wujud Soul Arc-nya.

"Seberapa kuat Soul Arc yang berhasil dia bangkitkan nanti?" Heru tidak bisa menahan senyumnya membayangkan Soul Arc yang Haikal dapatkan di masa depan, yang jelas ekspetasinya cukup tinggi.

Tak lama setelah Heru bergumam sendiri, Haikal membuka matanya dengan nafas terengah-engah disertai beberapa bulir keringat mulai keluar dari dahinya. Dia juga sempat terbatuk beberapa kali sebelum meneguk air mineral pemberian Heru.

"Terima kasih, Heru," kata Haikal mengembalikan botol minum milik Heru, nafasnya masih terengah-engah.

Heru tersenyum kecil menanggapi sikap sahabatnya itu, dia tak merasa heran mengingat sampai sekarang bukan hanya belum berhasil membangkitkan Soul Arc, tetapi Haikal juga belum melihat wujud senjata jiwanya itu sekalipun, menurut kesaksian Haikal sendiri.

Sembari menunggu Haikal pulih, Heru melangkah mendekati pagar yang membatasi dirinya dengan sungai kota yang terhubung langsung dengan laut. Dia menghela nafas sesaat sebelum menyandarkan dagunya pada pagar, "Haikal, apa kau pernah berpikir tentang Verg di atas Titan-class?"

Absolute SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang