"Verg! Verg menerobos penghalang kota!" Seru seseorang mengiringi suara sirine khusus Verg yang berdering keras memperingati seluruh isi kota. Berkat seruan dan suara sirine tersebut seisi Adele dilanda kepanikan.
"Sial, dugaan kita tidak meleset." Jack mendecakkan lidahnya sambil memukul lantai mendengar suara sirine khusus Verg serta seruan tersebut.
Haikal juga merasa geram mendapati situasi yang sama sekali tak diharapkan ini, dia ingin mengutuk Blackout namun tidak ada gunanya hanya mengutuk tanpa melakukan apapun.
"Untuk sekarang kita harus bersembunyi di tempat yang aman," cetus Jack setelah berhasil menenangkan diri, "Sebelum itu kita harus menjemput Cecil dan Heru di ruang perawatan dulu, lalu pergi bersama."
Jack menyarankan agar mereka berpencar menjadi dua kelompok, Jack dengan Verna sedangkan Haikal bersama Salvia. Cecil dan Heru dirawat di ruang perawatan yang berbeda pada arena ini sehingga lebih efektif jika bertindak demikian.
Kelompok yang dibentuk juga didasarkan faktor sudah saling mengenal jurus satu sama lain sehingga lebih mampu bekerja sama ketika bertemu anggota Blackout ataupun Verg.
Haikal, Verna, dan Salvia mengangguk pelan menyetujui rencana Jack. Mereka kemudian sependapat agar berkumpul kembali di gedung kelas satu setelah berhasil menjemput Cecil dan Heru.
"Sebisa mungkin hindari konflik dan pertarungan, tapi jangan menahan diri jika terpaksa," ujar Jack mengingatkan bahwa kondisi mereka tidaklah prima setelah pertandingan yang melelahkan sebelumnya.
Haikal tersenyum sinis menanggapi perkataan Jack, "Tanpa kau ingatkan juga kami berniat bertindak demikian."
"Baiklah jika begitu." Jack ikut melayangkan senyuman sinis membalas Haikal.
Setelah berkata demikian keempatnya melangkah menuju arah yang berlawanan. Jack dengan Verna, sementara Haikal bersama Salvia.
"Haikal, jangan terlalu gegabah!" Seru Verna sebelum berlari mengikuti Jack dari belakang.
Haikal tertawa kecut sambil menggaruk pipinya mendengar seruan Verna, "Kalian juga!" Dia kemudian berlari ke arah lain menuju ruang perawatan tempat Heru di rawat bersama Salvia.
Keduanya berlari dengan kecepatan normal tanpa menggunakan energi jiwa menyusuri lorong arena, mengingat kondisi mereka sendiri tidaklah prima. Jika mereka membuang energi jiwa sekarang hanya untuk berlari, ketika berhadapan dengan musuh akan semakin kecil kemungkinan mereka menang atau setidaknya lolos.
Jarak tempat Haikal dan Salvia dengan ruang perawatan Heru saat ini setidaknya lebih dari 400 meter karena luasnya arena. Berlari tanpa henti dalam jarak segitu memang tidak akan membuat Blazer lelah meski tanpa energi jiwa, tetapi dalam situasi sekarang kelihatannya mustahil.
"Itu mereka!"
"Mereka Haikal dan Salvia!"
"Aih, padahal belum ada satu menit setelah mulai bergerak," keluh Haikal tersenyum kecut melihat beberapa orang berlari menuju arahnya dari arah yang berlawanan.
Memang tidak jelas siapa saja dan di pihak mana mereka berada, tetapi kemungkinan besar mereka adalah orang-orang Blackout. Itu bisa dilihat dari Soul Arc mereka yang telah dikerahkan.
"Biar aku yang menghadapi mereka." Salvia mendecakkan lidahnya sejenak berniat menciptakan sejumlah salju di sekitarnya sambil berlari, namun belum sempat satu bulir pun salju tercipta Haikal meminta Salvia mundur.
"Aku saja, kemampuan saljumu itu lebih serbaguna dibanding tinjuku. Lebih baik hemat saja energi jiwamu," pinta Haikal sebelum maju berniat menghadapi mereka semua seorang diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Absolute Soul
FantasyBlazer, sebutan bagi mereka yang mampu membangkitkan Soul Arc dan memiliki kemampuan di luar nalar manusia biasa. Mereka pula yang memukul mundur makhluk asing pemusnah manusia di masa lalu, Verg. Berkat keberadaan Blazer, umat manusia bisa bertahan...