35. Salju dan Es IV

114 24 0
                                    

Kekalahan Salvia mengejutkan banyak orang, terutama para penggemar Salvia yang berdiri di sisi terdepan arena area penonton. Salvia merupakan salah satu jenius yang dijagokan menang dalam turnamen ini, namun siapa yang menyangka sosok tersebut justru malah gugur di babak perempat final?

Gugur di sini bukan bermakna 'gugur' selamanya, tetapi gugur dalam pertandingan. Salvia tidak bisa bertanding lagi di babak ini.

Meski banyak yang telah menduga Edward memiliki kekuatan yang begitu besar, ternyata kekuatan Edward berhasil melampaui semua ekspetasi mereka. Walau cara bertarungnya tidak menunjukkan sikap layaknya seorang lelaki, tetap saja tidak ada yang berani menyangkal kekuatannya, terutama para wakil Guild yang hadir.

Sebagian besar Blazer tahu mengenai keberadaan dan sulitnya mencapai Awakening, namun apa yang mereka lihat hari ini bukan hanya satu melainkan dua orang telah mencapai tingkatan tersebut, bahkan keduanya belum resmi menyandang nama Blazer.

Bakat? Kerja keras? Tidak, Salvia dan Edward ini telah melampaui banyak Blazer dalam hal tekad meski bukan Blazer resmi.

Awakening merupakan sesuatu yang bisa didapatkan semua orang selama orang tersebut memiliki tekad baja dan keyakinan tanpa kenal menyerah, tetapi tentunya tidak semua orang memiliki hal itu.

Tekad adalah sesuatu yang didapat dari komitmen tinggi, disiplin keras, usaha yang sulit dibayangkan oleh orang awam.

Dua orang calon Blazer mampu mendapatkan Awakening walau belum menjadi Blazer resmi? Jika berita ini sampai ke dunia per-Blazeran internasional maka banyak Blazer yang akan kehilangan kepercayaan dirinya.

Seusai nama Edward diumumkan sebagai pemenang petugas medis segera mendatangi Salvia yang terlempar menabrak dinding arena, sementara Edward membalikkan badannya berniat melangkah pergi meninggalkan arena selepas menyudahi perubahan Awakening-nya.

"Hei... dia...."

"Gadis ini bercanda?"

"Dia masih bisa bangkit setelah menerima serangan telak sekuat itu?"

Belum sempat petugas medis mencapai tempatnya, terlihat sosok Salvia yang berusaha keras berdiri menegakkan tubuhnya. Sosok Salvia yang nampak belum menyerah setelah dihajar sampai babak belur begitu membuat semua penonton terkejut, tak terkecuali Haikal yang saat ini melebarkan matanya tak percaya.

"Salvia...." Haikal menutup mulutnya secara spontan entah mengapa. Tubuhnya bergemetar tak percaya menyaksikan sosok Salvia yang terlihat sangat tidak ingin kalah. Meski Haikal tidak tahu, ia mengetahui ada alasan penting bagi Salvia hingga berdiri dengan kondisi tubuh seperti itu.

Semuanya tertegun tak mempercayai keinginan Salvia ingin memenangkan pertarungan begitu kuat hingga mengabaikan cederanya, padahal cedera yang dialaminya bukanlah cedera ringan. Namun kejutan itu tidak berlaku bagi Edward.

"Masih ingin bertarung? Hebat juga." Edward mendengus pelan menyadari Salvia belum kalah sepenuhnya, ia pun menghentikan langkah dan membalikkan badan menghadap Salvia, "Yah, sebagai sesama orang yang mencapai Awakening aku memahami perasaan tak ingin kalahmu."

Edward kemudian menghentakkan kakinya ke lantai dan menciptakan sebuah gundukan es besar menghantam Salvia dari bawah, "Tapi, kau juga harus tahu tentang perbedaan kekuatan dan kapan harus menyerah!"

Tindakan Edward yang tiba-tiba menyerang Salvia yang seharusnya sudah kalah mengejutkan semua penonton, melebihi segala sesuatu yang telah mengejutkan mereka sebelumnya.

"Apa-apaan dengan anak itu? Dia minta didiskualifikasi?"

"Menghajar lawan yang sudah dinyatakan kalah? Apa ini diperbolehkan?"

Absolute SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang