Setelah terjadinya kehebohan besar berkat kedatangan sang jenius Salvia Volksky di dunia per-Blazer-an, para murid tak bereaksi lebih jauh terhadap murid-murid yang bisa dikatakan cukup bagus di usia mereka saat ini. Sayangnya mereka tak begitu nampak karena prestasi Salvia Volksky.
"Edward Ghaetas," panggil Andre.
Edward segera berdiri dari bangkunya dengan dagu terangkat tinggi disertai sebuah senyuman angkuh besar menghiasi wajahnya yang tampan. Terlihat beberapa murid menunggu saat-saat ini dengan antusias.
Itu tak mengherankan, Edward memanglah calon Blazer yang berasal dari keluarga bangsawan yang terkenal atas keturunan kekuatan esnya. Ia merupakan orang yang diduga akan menjadi calon Blazer terkuat di angkatan sebelum kekuatan Salvia terkuak.
Kristal pendeteksi kekuatan jiwa perlahan-lahan mengeluarkan sinar biru keputihan terang, namun tidak seterang Salvia sebelumnya. Di atas kristal tersebut terlihat sebuah layar proyeksi yang memperlihatkan statistiknya.
"Woaah, Edward hebat!"
"Meski tak sekuat Salvia, keluarga Ghaetas menghasilkan keturunan menakjubkan lainnya!"
Sebagian besar murid bersorak ketika melihat statistik Edward yang tinggi untuk usianya. Kecerdasan dan spesialisasi bernilai lima poin, kekuatan fisik dan kelincahan mendapat nilai empat poin, sementara daya tahan dan ketangkasannya bernilai dua poin.
Meskipun secara total statistik Edward masih terpaut cukup jauh dari Salvia, setidaknya di kelas ini ia menduduki posisi terkuat kedua di bawah Salvia. Namun, ia nampak tak puas mengetahui statistiknya yang lebih lemah dari Salvia.
Ia mendecakkan lidah sebelum melakukan hal yang sama di dekat kristal pendeteksi wujud jiwa. Selang beberapa detik, kristal tersebut memancarkan cahaya biru keputihan yang cukup terang, lalu terlihat wujud Soul Arc-nya mengapung di dalam kristal.
"Sama seperti Salvia, ya? Job Wizard dengan kemampuan manipulasi es," ucap Andre berkomentar melihat wujud Soul Arc Edward.
"Pak Andre, jangan samakan aku dengan Salvia. Salvia mampu memanipulasi salju, sedangkan aku memanipulasi es. Sudah jelas siapa yang lebih unggul, bukan?" Edward mengangkat dagunya sekali lagi, kali ini dipenuhi rasa bangga nan tinggi mengetahui Soul Arc-nya sesuai harapan.
Benar, terdapat perbedaan mencolok antara kemampuan keduanya. Terlihat jelas Soul Arc Salvia adalah kepingan salju, tapi bukan berarti kemampuan mereka sama. Sekilas nampak sama, namun sebenarnya Soul Arc keduanya sangatlah berbeda.
"Kalau dipikir-pikir benar juga. Es adalah elemen padat, sementara salju tidak begitu bisa digunakan untuk menyerang meskipun keduanya sama-sama bersifat dingin dan membekukan."
"Jadi bisa dikatakan kalau calon Blazer terkuat di kelas ini adalah Edward?"
"Walau statistiknya lebih tinggi, tapi kalau kemampuannya lemah tetaplah lemah, bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Absolute Soul
FantasyBlazer, sebutan bagi mereka yang mampu membangkitkan Soul Arc dan memiliki kemampuan di luar nalar manusia biasa. Mereka pula yang memukul mundur makhluk asing pemusnah manusia di masa lalu, Verg. Berkat keberadaan Blazer, umat manusia bisa bertahan...