32. Love Sick (Pt. 2)

295 42 8
                                    

.
.
.
.
.

Cinta bisa ibaratkan 2 mata pisau.
Di satu sisi, dia membahagiakan.
Di sisi lain, dia mampu menoreh luka.

🍂🍂🍂

--LOVE SICK--

"Bagaimana keadaanmu hari ini?"

"Pergilah."

Taeyeon hanya tersenyum simpul mendengar pengusiran yang terlontar dari bibir pria itu. Taeyeon meletakkan papan mika yang berisi beberapa berkas pasien di atas meja kecil yang berada tepat di samping ranjang pasien, "Apa kau tahu?"

Keheningan kembali menelan dirinya. Kedua mata Taeyeon bergulir padanya. Pria itu tidak membalas ucapannya. Dia hanya duduk diam dengan tatapan kosong.

"Taehyung tumbuh dengan sangat cepat. Dia menjadi anak yang ceria dan juga pintar. Wajahnya juga sangat mirip denganmu, Baekhyun."

Tatapan mereka bertemu. Taeyeon menahan nafasnya ketika tatapan Baekhyun tertuju padanya. Tatapan dalam yang seolah-olah berusaha menariknya ke dalam palung terdalam di samudera. Tatapan yang membuatnya terperangkap selama ini. Terperangkap di dalam perasaan terlarang yang tak seharusnya tumbuh subur di dalam hatinya.

Kim Taeyeon, dia diam-diam mencintai pria yang menjadi suami dari mendiang adiknya sendiri. Sejak pertama kali bertemu, dimana sang adik memperkenal Baekhyun sebagai kekasihnya hingga sekarang.

"Sebentar lagi Taehyung akan ulang tahun."

Taeyeon memutuskan kontak matanya, menghela nafas berat lalu mengeluarkan sesuatu dari jaket putihnya. Meletakkannya di atas meja kecil di samping ranjang Baekhyun. Sepucuk foto seorang bocah laki-laki yang tengah mengacak-acak pasir dengan senyum riang di depan kamera.

"Taehyung, dia sangat menyayangimu. Kau tahu apa hadiah yang dia paling inginkan di dunia ini? Dia ingin bertemu dengan ayahnya. Dia ingin bertemu denganmu, Baekhyun."

Tak mengeluarkan sepatah katapun. Baekhyun hanya memperhatikan apa yang wanita itu perbuat seperti mayat hidup.

"Besok aku akan mengunjungimu lagi. Sampai jumpa." Taeyeon mengundurkan diri. Berbalik pergi meninggalkan pria yang sudah menjadi pasiennya sejak 4 tahun terakhir.

--LOVE SICK--

"Noona, Taehyung takut." Taehyung memegang erat tangan Taeyeon ketika kedua mata bundarnya berpapasan dengan salah satu pasien di rumah sakit jiwa, tempat Taeyeon bekerja. Seorang pria yang telah menyentuh usia senja, duduk di kursi roda dengan tawa menggelegar di sepanjang lorong rumah sakit.

Taeyeon memperhatikan orang yang sudah membuat keponakan kecilnya ketakutan. Sebuah gelang hijau melingkar di tangannya. Pertanda jika pasien ini tidak berbahaya dan bisa dibiarkan bebas di rumah sakit tanpa pengawasan ekstra.

"Jangan takut, Taehyung. Noona berani jamin, kakek itu tidak akan mengganggu kita berdua." hibur Taeyeon.

"Tapi, Taehyung takut ..." Taehyung menggoyang-goyangkan genggaman tangan mereka.

"Ya, sudah. Sini Noona gendong." Taeyeon menghela nafas. Ia lalu memutuskan untuk menggendong tubuh bocah itu sembari mempercepat langkahnya menyusuri lorong.

"Noona."

"Ya, sayang?"

"Dimana Appa?"

"Sabar ya, sebentar lagi kita akan sampai ke kamar Appa."

"Iya, Noona." Taehyung mengeratkan pelukannya di leher Taeyeon. Bibir mungilnya kian terangkat, dia sudah tak sabar untuk bertemu dengan ayahnya.

Tap! Tap! Tap!

"Nah, kita sudah sampai, sayang."

Taehyung memiringkan kepalanya, tampak bingung dengan pintu besi yang ada di hadapannya.

"Appa ada di dalam sana, Noona?"

"Iya, Appa ada di dalam." Taeyeon mengusap punggung Taehyung, wanita itu menutup matanya, sejenak mengumpulkan kekuatan untuk mempersiapkan segala kemungkinan terburuk yang akan terjadi nanti.

Taeyeon menurunkan tubuh mungil Taehyung. Meraih kunci di dalam saku jasnya. Membuka pintu besi itu secara perlahan dan masuk ke dalam.

Kriet!

Bam!

"Ayo, sayang." Taehyung menelan air ludahnya. Mata bulatnya kini terfokus pada sosok pria yang duduk di atas ranjang, bersandar pada kepala ranjang dengan tatapan kosong.

"Noona, dia ... Dia siapa?" Taehyung bersembunyi di balik kaki jenjang Taeyeon. Tampak takut-takut menatap pria asing dihadapannya.

"Taehyung sayang." Taeyeon sedikit menunduk, menepuk punggung Taehyung dengan sayang, "Dia adalah Appa, sayang."

"A-Appa? Ini Appa Taehyung?" Taeyeon mengangguk lemah. Taeyeon mengangkat wajahnya, menatap Baekhyun yang hanya duduk diam di ujung sana. Tapi, betapa terkejutnya ketika kedua mata Baekhyun mengarah pada mereka. Tepatnya pada pria kecil yang ia bawa bersamanya.

Kening Baekhyun tampak sedikit mengkerut. Sedikit penasaran dengan hal asing yang berdiri kaku dihadapannya.

"Uhm ... Appa." Taehyung memberanikan diri untuk berjalan mendekati ranjang pria yang selama ini ingin dia temui.

Jujur, rasa takut tengah menjalar di punggungnya ketika kedua mata sang ayah menatapnya dengan tatapan menusuk. Tapi, Taeyeon Noona selalu mengajarinya satu hal. Keberanian untuk menghadapi rasa takut adalah hal yang penting bagi manusia. Terutama bagi seorang laki-laki.

"Appa ini Taehyung. Taehyung rindu sekali sama Appa."

Taeyeon memperhatikan dari belakang dengan perasaan was-was. Dia takut jika Baekhyun masih belum bisa menerima kehadiran Taehyung lalu lepas kendali. Taeyeon diam-diam mengambil serum bius yang sudah ia persiapkan jauh-jauh hari.

'Ya, Tuhan. Semoga saja Baekhyun tidak mengamuk.' Rapalnya dalam hati.

Taehyung pelan-pelan berusaha meraih tangan sang ayah. Tapi, Baekhyun dengan cepat menarik diri dari jangkauan Taehyung.

"Kau ... Kau ... Siapa kau!?" Baekhyun berteriak ketakutan, "Pergi dari sini! Pergi! Agh! Pergi!"

"Hiks ... Hiks ... Appa! Ini Taehyung, Appa!"

Taeyeon tidak tahan lagi. Dia berlari menghampiri Baekhyun yang mulai lepas kendali. Menyuntikkan bius itu pada lengan Baekhyun dan sekuat tenaga menahan kedua tangan Baekhyun yang hendak menghancurkan apapun yang ia sentuh.

"Aaghh! Lepaskan aku! Lepaskan!"

"Taehyung menjauh dari sini! Baekhyun! Baekhyun! Tenanglah! Tenang!" isak Taeyeon. Hatinya kembali hancur. Tak kuat melihat Baekhyun yang mulai menggila dan Taehyung yang menangis karena penolakan yang ia dapat dari sang ayah.

Beberapa menit berlalu, Baekhyun mulai kehilangan kesadarannya dan perlahan masuk ke alam bawah sadarnya. Meninggalkan Taeyeon yang tampak kacau setelah menghadapi dirinya.

"Taehyung sayang ... Hah ... Hah ..." Taeyeon meraih tubuh mungil Taehyung yang bergetar hebat, "Jangan menangis. Jangan menangis. Dengarkan Noona. Semuanya akan baik-baik saja. Percaya sama Noona, okay?"

Taehyung mengangguk kuat, ia memeluk leher Taeyeon teramat erat dan terisak kuat menahan suara tangisnya. Dimana, disaat yang sama, Taeyeon malah melanggar ucapannya sendiri dengan membiarkan air mata kembali membasahi kedua pipinya.

.
.
.
.
.

To Be Continues

A.n :

Uwaa sudah lama aku enggak update work ini. Ada yang rindu enggak sama aku :v ?? #plak

Jujur deh kalau jadi Taeyeon disini. Bakal nyiksa batin banget sih. Bawaannya pengen nangis bombay saya :((

Bagi yang suka, jangan lupa tinggalkan vote, komentar maupun follow akun aku :v bagi yang belum follow ayo follow! :v

The Tale Of BaekyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang