28. A Servant

541 50 24
                                    

.
.
.
.
.

Hamba hanya seorang pelayan.
Tuan, anda sudah keterlaluan.
Kau takut?
Kau gadis yang jujur. Aku suka.

🍂🍂🍂

--A SERVANT--

Senandung ria terdengar begitu jelas dari sebuah kamar. Kemoceng bergerak kesana kemari. Membersihkan debu-debu yang menempel di berbagai furniture mahal milik salah satu keluarga yang menguasai daratan eropa, milik keluarga besar Byunastigeal.

Dengan cekatan, gadis berperawakan agak mungil itu membersihkan tiap sudut kamar milik seorang pria yang berstatus sebagai Tuan Muda di rumah ini. Dia bernama Duke Baekhyun Byunastigeal, salah satu pria paling menawan sekaligus pewaris tunggal dari keluarga Byunastigeal.

"Bersih-bersih setelah itu menyiapkan makan malam." gumamnya di sela-sela kegiatannya mengelap jajaran guci mewah yang bertengger di atas lemari.

Taeyeon Kimachean, 18 tahun, gadis sederhana yang sudah mengabdikan dirinya sebagai pelayan di keluarga kaya itu sejak umur 15 tahun. Taeyeon kini tinggal sebatang kara. Ayahnya meninggal dalam perang. Sedangkan ibunya menikah lagi dan pergi entah kemana. Nasib yang dapat ia ratapi sepanjang hari. Beruntunglah, dia direkrut oleh kepala pelayan yang merupakan teman dekat ibunya dulu.

"Nah, sudah." Taeyeon mengelap keringat yang membasahi keningnya. Merasa tugasnya sudah selesai. Taeyeon merapikan peralatan pembersihnya dan meletakkan benda-benda itu di meja dorong.

"Uh?" Taeyeon berhenti sejenak ketika mendengar suara tapak kaki mendekat ke arahnya. Dia menoleh, menyadari siapa yang datang. Taeyeon membungkuk hormat padanya, "Selamat malam, Tuan Duke."

Pria yang baru saja masuk. Dia adalah Duke Baekhyun Byunastigeal, 24 tahun, pria tampan yang sebentar lagi akan menggantikan ayahnya dalam mengemban status sebagai kepala keluarga Byunastigeal.

"Hm, kelihatannya cukup bersih. Kerja bagus, Taeyeon." pujinya. Taeyeon mengangkat wajahnya seraya tersenyum tipis mendengar Tuan Muda memuji hasil kerjanya.

"Terimakasih, Tuan Duke. Kalau begitu saya mohon permisi." jujur saja, dia merasa tidak nyaman jika harus berlama-lama bersama dengan Tuan Muda. Mengingat status mereka dan hal lain yang semakin memberatkan Taeyeon.

Baekhyun menggerakkan jari-jarinya. Mempersilakan Taeyeon untuk keluar dari kamarnya.

"Ah, tunggu sebentar, Taeyeon."

Langkah Taeyeon terhenti. Dia lalu berbalik, "Ya, Tuan Duke?"

"Tolong perintah pelayan lain untuk menyiapkan pemandian air panas sekarang." titahnya. Baekhyun melirik sekilas ke arah Taeyeon yang masih setia mendengarkannya, "Hari ini istriku akan datang. Jadi persiapkan semuanya dengan baik."

"Baik, Tuan Duke. Perintah Tuan akan segera saya lakukan." dan Taeyeon pun berlalu meninggalkan Duke seorang diri di kamarnya. Tanpa menyadari jika sepasang mata monolid milik Duke yang tak pernah lepas darinya.

--A SERVANT--

Duduk di sudut ruangan, berdiri seperti patung serta menunggu dengan sabar Tuan Rumah untuk menghabiskan makanan yang tersaji sudah menjadi kegiatan sehari-hari bagi seorang pelayan.

"Apa pertemuannya berjalan dengan lancar, Jiana?" Baekhyun bertanya tanpa minat sedikitpun untuk menatap wajah wanita yang sudah sah menjadi istrinya 5 bulan terakhir ini.

Jiana Alexanfaroz. Wanita dari kalangan atas, cerdas, memiliki paras cantik bak bidadari dan digilai oleh para pria. Hampir separuh pria di negeri ini sangat mengaguminya. Wajar, dia adalah tipikal wanita yang diidamkan oleh semua pria. Sempurna tanpa cacat.

"Tidak ada yang menarik." jawabnya. Dan setelah percakapan itu, keadaan di meja makan kembali hening. Terlalu hening.

Taeyeon bisa melihat bagaimana rusaknya hubungan mereka berdua. Sangat rusak hingga Taeyeon tidak yakin apa yang dapat merekatkan mereka kembali. Baekhyun dan Jiana. Disatukan tanpa cinta di dalam pernikahan mungkin sedikit menyiksa di awal.

Taeyeon percaya, seiring berjalannya waktu yang mereka habiskan bersama. Mereka pasti dapat membuka ruang di dalam hati mereka. Ini hanya masalah waktu. Tapi, melihat bagaimana dinginnya atmosfer yang tercipta di antara mereka. Bahkan, setiap kali mereka bertemu, suasana istana ini terasa lebih dingin dari biasanya.

Taeyeon diam-diam mencuri pandang ke arah mereka. Terutama Tuan Duke, Baekhyun Byunastigeal yang dengan tenang mengunyah sajian mahal yang ada di atas mejanya. Walau hanya terlihat dari samping. Tetapi ketampanan seorang Baekhyun Byunastigeal memang tidak perlu diragukan lagi. Hah, rasanya Taeyeon bisa menghabiskan waktu berjam-jam demi melihat wajahnya.

Trak!

Jiana bangkit dari kursinya dan pergi meninggalkan meja makan tanpa meninggalkan sepatah katapun pada suaminya. Diikuti oleh beberapa pelayan yang khusus untuk melayaninya. Baekhyun? Seperti biasa, dia memilih untuk tidak peduli.

Dan yang tertinggal hanyalah Taeyeon dan wanita paruh baya yang menjabat sebagai kepala pelayan di istana Byunastigeal, Kealy Joan.

Baekhyun mengelap sisa-sisa makanan yang menempel di bibirnya. Dan dengan sigap Kealy datang dan bertanya, "Apa Tuan Duke ingin makanan penutup?"

"Makanan penutup?" Baekhyun berpikir sebentar dan tak lama dia mengangguk, "Boleh, antarkan saja ke kamarku nanti. Aku ingin beristirahat."

"Baik, Tuan Duke." Kealy membungkuk hormat. Baekhyun lantas bangkit dan pergi meninggalkan meja makan.

Setelah memastikan Tuan Duke pergi. Taeyeon datang menghampiri Kealy seraya berujar, "Bibi Kealy, kelihatannya mereka tidak akan tidur bersama lagi."

"Berhenti berbicara yang tidak-tidak, Taeyeon." sergah Kealy sambil merapikan piring kotor yang berserakan di atas meja.

"Maaf, Bibi. Aku hanya mengutarakan pendapatku saja." Taeyeon mengerucutkan bibirnya, "Memangnya tidak boleh?"

"Kenapa kau begitu penasaran, hm? Memangnya kau menyukai Tuan Duke?"

"Ti-tidak!" pekik Taeyeon tak terima, "Mana mungkin aku menyukai pria seperti Tuan Duke. Aku cukup sadar diri dengan statusku, Bibi. Apalagi dia sudah menikah. Itu sama saja cari mati." gerutu Taeyeon.

Bibi Kealy tertawa, "Aku hanya bercanda, Taeyeon. Kau ini menanggapinya serius sekali. Apa jangan-jangan omongan Bibi tadi benar ya?"

"Bibi! Jangan bahas masalah itu lagi!" pipi Taeyeon memerah, dia malu.

Kealy menggeleng, gemas dengan tingkah Taeyeon yang terkadang suka sekali mencari tahu masalah orang lain, "Sudahlah, jangan mengurus masalah rumah tangga orang lain. Lebih baik kau bawa makanan penutup dan antar itu ke Tuan Duke. Dia pasti sudah menunggunya."

"Baiklah." lirih Taeyeon, menjalankan apa yang Bibi Kealy perintahkan padanya. Membawa hidangan penutup ke kamar Tuan Duke.

.
.
.
.
.

END

A.n :

Wah, udah lama enggak up cerita disini? Ada yang rindu enggak sama lapak ini? :v

Kalau suka, jangan lupa tinggalkan vote maupun komentar!

Gimana ya kelanjutannya setelah ini? :v

The Tale Of BaekyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang