15. Wonderland (Pt. 3)

604 64 21
                                    

.
.
.
.
.

Dia, pria asing yang membawanya pergi.
Ke tempat asing tak berpenghuni.
Meraib kebahagiaan gadis malang itu.
Untuk kebahagiaannya sendiri.

🍂🍂🍂

--WONDERLAND--

Taeyeon meletakkan garpu dan sendok di atas meja kayu dengan kasar, tak menghiraukan keterkejutan pria di seberang meja yang tengah asyik menyesap segelas wine khusus miliknya.

Tak!

"Aku mau pulang." ucap Taeyeon dengan nada ketus.

Taeyeon sudah jengah dengan semua omong kosong yang ada di hadapannya saat ini. Dia sudah mencapai ambang batasnya. Sudah lebih dari sebulan ia tinggal di dalam kastil menyeramkan dengan pria aneh yang suka melakukan hal nyeleneh di sampingnya.

"Pulang?" Baekhyun meletakkan gelas kaca bermulut lebar di atas meja, "Apa tak ada hal lain selain kata 'pulang' yang bisa kau ucapkan padaku, sayang?"

"Cih! Sayang-sayang." Taeyeon memutar bola matanya, "Ingat, vampire jelek! Aku bukan kekasihmu! Lagipula gadis mana yang rela menjadi kekasih dari pria aneh sepertimu, hah? Hanya gadis bodoh yang rela menyerahkan dirinya pada pria bodoh sepertimu, Byun Baekhyun."

Baekhyun hanya diam ketika mendengar semua cacian yang keluar dari bibir cherry gadis yang sudah ia anggap sebagai kekasihnya. Ia berusaha untuk tetap diam-seperti biasanya-namun, entah mengapa saat ini batinnya tak dapat menahan gejolak emosi yang selama ini ia pendam sendiri. Selama 290 tahun.

"Apa salah jika pria bodoh sepertiku menginginkan seorang teman?" kedua manik Baekhyun yang awalnya teduh kini mulai berkilat, memercikan luapan perasaannya. Marah, sedih, sekaligus rasa kesepian yang luar biasa menyakitkan.

"Apa aku salah jika pria bodoh sepertiku ingin merasakan apa itu cinta!?"

Taeyeon terhenyak, ekspresi wajahnya yang tadi masam reflek berubah hambar saat mendengar ucapan Baekhyun. Taeyeon memang marah. Amarah di dalam hati Taeyeon lebih besar daripada sifat lembutnya pada Baekhyun.

Ia marah pada pria vampire yang tega menculiknya, memisahkannya dari pelukan keluarganya tercinta hanya untuk kesenangannya sendiri. Tapi, Taeyeon masih punya hati. Dan hatinya mengatakan kalau pria dihadapannya ini butuh sandaran.

Dan Taeyeon baru menyadari sesuatu. Menyadari kalau selama ini, pria itu hidup seorang diri.

"Apa kau tahu tentang itu, Kim Taeyeon?" Baekhyun mengepalkan kedua tangannya, memperlihatkan gigi-gigi taringnya yang setajam pisau daging.

"Apa salahku jika aku terlahir seperti ini!? Terlahir menjadi sesuatu yang ditakuti dan dimusuhi sepanjang hidupmu? Apa kau tahu rasanya hidup ratusan tahun, melihat orang-orang yang kau sayangi pergi satu persatu dan akhirnya kau berakhir sendirian!"

"Baekhyun, a-aku ... Bukan maksudku-"

Drrtt!

Deritan kursi terdengar keras. Baekhyun memutuskan untuk bangkit dari kursinya. Entah mengapa dadanya tiba-tiba terasa sesak. Udara disekitarnya terasa sempit untuknya.

Baekhyun mengambil nafas dalam. Berdiri membelakangi Taeyeon. Tanpa memperlihatkan wajahnya yang merah padam akibat dari menahan gejolak amarah yang tadi menjalar di seluruh tubuhnya. Memilih untuk menyudahi perdebatan ini tanpa mendengarkan apapun yang keluar dari bibir Taeyeon.

"Aku ingin istirahat. Aku ada di kamarku jika kau perlu sesuatu."

--WONDERLAND--

The Tale Of BaekyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang