29. The Mark Of The Beast (Pt. 5)

530 55 8
                                    

.
.
.
.
.

Kenapa aku kemari?
Kau monster.
Maafkan aku, Taeyeon.

🍂🍂🍂

--THE MARK OF THE BEAST--

Berbulan-bulan berlalu. Perut Taeyeon kini sudah semakin membesar. Tangan halus wanita itu mengelus perutnya dengan penuh kasih sayang. Awalnya, Taeyeon membenci bayi yang berkembang di dalam rahimnya. Bahkan, dia sempat ingin bunuh diri. Tetapi, perasaannya sebagai seorang ibu membuat dia mengurungkan niatnya.

Dan sebuah alasan lain yang membuat Taeyeon mulai melupakan rasa sakitnya selama ini.

"Bagaimana kabar si junior?"

Taeyeon tersenyum, "Dia baik-baik saja. Dia sepertinya sangat merindukan ayahnya."

"Benarkah?" pria itu, Byun Baekhyun, meletakkan plastik belanjaannya dan datang menghampiri wanita yang tengah duduk bersantai di tepian ranjang.

Baekhyun duduk bersimpuh, menempelkan telinganya di perut buncit Taeyeon. Senyum di bibir Baekhyun kian mengembang ketika merasakan buah hatinya yang terus saja menendang. Kelihatan sekali buah hatinya ini akan menjadi anak yang energik. Hasil pemeriksaan minggu lalu di dokter kandungan semakin membuat Baekhyun bahagia. Karena anak di dalam kandungan Taeyeon adalah anak laki-laki yang sangat sehat.

"Dia menendang, Taeyeon." Baekhyun tertawa. Taeyeon mengusap lembut kepala Baekhyun. Sejenak Baekhyun menutup kedua matanya. Menikmati afeksi yang wanita itu berikan padanya.

Baekhyun mengangkat wajahnya. Dia menatap kedua mata bening Taeyeon, "Terimakasih."

Taeyeon tersenyum simpul, namun senyumnya luntur kembali luntur saat mendengar 2 kata manis itu terucap di bibir Baekhyun.

"Aku mencintaimu."

Bibir Taeyeon bergetar. Air mata meleleh dari pelupuk matanya. Dengan nada bergetar, Taeyeon menjawab, "A-aku juga mencintaimu."

Baekhyun bangkit dari posisi bersimpuh. Duduk di samping Taeyeon dan memeluk wanita itu. Luapan kebahagiaan tak mampu ia hadang. Seiring berjalannya waktu, perasaan cinta yang tumbuh di hatinya kini terbalaskan.

"Baekhyun." Taeyeon mengangkat wajahnya. Taeyeon meletakkan kedua tangannya di leher Baekhyun lalu menariknya perlahan. Menghadiahkan kecupan singkat pada bibir pria itu. Hanya tersisa 1 bulan sebelum bayinya terlahir. Janji yang Baekhyun berikan padanya kembali terngiang di dalam kepalanya.

"Aku berjanji. Aku akan mengembalikan semuanya seperti semula."

Tidak.

"Setelah anak itu lahir. Aku yang akan merawatnya. Ingatanmu akan segera aku hapus dan aku akan segera menghilang dari kehidupanmu, Taeyeon."

Dia tidak mau hal itu terjadi. Tuhan, dia tidak mau.

"Bolehkah kau mengabulkan satu permintaanku?"

Baekhyun tersenyum, "Tentu saja. Apapun itu, aku akan mengabulkan apapun yang kau minta."

Wanita itu menghela nafasnya. Kedua tangan mungilnya menggenggam salah satu tangan Baekhyun. Membawa tangan hangat itu pada perut buncitnya.

"Tolong, lupakan janji yang telah kau buat padaku dulu, Baekhyun."

"Apa?"

Taeyeon terisak, "Aku tidak ingin melupakan semuanya. Baik anak di dalam kandungan ini ataupun kau, Baekhyun. Aku tidak ingin melupakan kalian berdua. Dan aku ... Aku tidak ingin kau pergi jauh dari kehidupanku. Aku ingin menghabiskan hidupku bersamamu."

The Tale Of BaekyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang