17. Reality

776 70 9
                                    

.
.
.
.
.

Jika aku tak seperti yang kau kira selama ini.
Jika aku tak seperti yang kau impikan selama ini.
Apakah perasaanmu akan tetap sama padaku?

🍂🍂🍂

--REALITY--

Bibir mungil milik gadis bernama lengkap Kim Taeyeon itu tak henti-hentinya bergerak, mengunyah sebutir demi sebutir popcorn yang berada di dalam sebuah gelas styrofoam berukuran medium yang berada di dalam genggamannya. Kedua matanya terlalu fokus memperhatikan tayangan film layar lebar yang tersaji di hadapannya. Begitu juga dengan orang-orang yang berada 1 ruangan dengannya. Hanya terfokus pada 1 titik yang sama.

"A-apa yang terjadi disini?" kedua manik berwarna biru laut milik gadis itu perlahan digenangi oleh liquid bening. Pandangannya memburam. Seluruh tubuhnya juga bergetar hebat. Otaknya serasa mau pecah. Seakan tak percaya dengan apa yang telah ia lihat sekarang.

Pria itu, pria yang sangat dicintainya. Hanya bungkam, berdiri membatu di depan sana. Ditelan habis oleh gelapnya malam. Hanya ada satu bola lampu berukuran kecil yang menggantung di langit-langit, memberi pencahayaan di tempat ini.

Manik birunya bergulir ke bawah lalu membola sempurna. Bibir gadis itu memucat saat kedua matanya menangkap tubuh seorang wanita asing tergeletak tak berdaya di atas lantai. Samar-samar, manik gadis itu menangkap cairan kental berwarna merah pekat membasahi tubuhnya.

Kondisinya cukup memprihatinkan. Kedua matanya terbelalak lebar. Darah segar mengalir dari celah bibirnya. Ada banyak bekas luka baru dibeberapa bagian tubuhnya yang tak tertutupi pakaian. Dan juga sebuah luka menganga di bagian lehernya.

Tak ada lagi tanda-tanda kehidupan darinya. Wanita itu, dia sudah mati.

"Emely ..." Pria itu menyeret kedua tungkai kakinya. Mendekati raga milik gadis yang 1 tahun terakhir telah menjadi kekasihnya. Gadis itu masih larut dalam tangisan. Tak menyadari jika apa yang menjadi penyebab tangisannya kini telah berdiri tegap tepat di beberapa puluh sentimeter darinya. Dia syok. Kedua kakinya tak bisa digerakkan. Kakinya membeku seperti dipaku.

Gadis yang dalam kesehariannya biasa disapa Emely itu tersadar dari lamunannya saat bau anyir darah serta wangi maskulin dari pria itu masuk ke dalam indra penciumannya. Tak lama ia berteriak histeris. Di bibir, dagu, leher serta baju kaos putih yang melekat di tubuh pria itu telah kotor, berlumuran darah.

Emely reflek mengangkat wajahnya dan menatap nyalang pria di hadapannya saat ini. Memperteguh apa yang selama ini ia yakini. Emely yakin, dia bukan pria yang selama ini ia kenal. Ya, pasti. Itu bukan dia.

"Hiks ... Kau! Kau, monster! Siapa kau!? Dimana Joshua? Kau apakan dia!?"

Pria itu hanya bisa membalas semua gertakan Emely dengan gelengan pelan, ia berbisik, "Emely, maafkan aku. Maafkan aku karena selama ini telah menutupinya darimu."

Tubuh Emely meremang hebat saat telapak tangan milik pria itu mengusap lembut permukaan pipinya. Menyampirkan helaian rambut pirangnya ke belakang telinga, seakan-akan tengah berusaha memberikan afeksi pada tubuhnya. Yang sialnya malah membuat kondisi emosional Emely semakin terguncang.

"A-apa maksudmu?"

"Emely, ini aku. Kekasihmu, Joshua."

"Ti-tidak! Kau bukan Joshua! Kau bukan Joshua! Kau monster!" sela Emely sembari menggelengkan kepalanya. Emely mengepalkan kedua tangannya dan memukul dada bidang pria yang dengan tak tahu diri mengaku sebagai Joshua, kekasih tercintanya.

The Tale Of BaekyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang