27. Lucky

638 57 14
                                    

.
.
.
.
.

Dasar gadis aneh.
Sekarang jawab, kenapa kau mengikutiku?
Aku tidak pernah mengenalmu.

🍂🍂🍂

--LUCKY--

"Bagaimana harimu, Oppa?" pria itu menoleh sekilas pada gadis yang tiba-tiba datang dan menjatuhkan bokongnya pada kursi taman berbahan dasar kayu yang sedang ia tempati.

Byun Baekhyun, seorang pria berwajah tampan, masih berstatus single, berumur 24 tahun. Dia menghela nafas. Sudah lebih dari 4 hari gadis aneh ini tiba-tiba muncul entah darimana, menebar senyuman lebar layaknya orang bodoh dihadapannya dan selalu menanyakan bagaimana harinya.

Dan yang lebih mengherankan lagi, saat pertama kali mereka bertemu, gadis ini sudah tahu siapa namanya.

Hell, apa gadis ini seorang stalker gila? Apa dia tidak ada kegiatan lain selain mengganggu dirinya saat ini?

'Cih! Dia lagi. Dia lagi. Dasar gadis aneh.'

"Biasa saja." ketus Baekhyun.

"Syukurlah kalau begitu." jawab gadis itu dengan nada riang, ia mengayunkan kedua kakinya di udara sembari tersenyum, "Oppa tahu? Hidup yang kita jalani memang tidak selamanya mulus. Ada saja batu sandungan yang membuat kita terluka, menangis, menjerit atau bahkan putus asa. Tapi, bukan berarti kita tidak dapat merasakan apa yang namanya kebahagiaan, karena bagiku kebahagiaan bisa kita dapatkan darimana saja."

"Heh, sok bijak sekali kau."

"Tapi, aku benarkan?" gadis itu tersenyum jahil ke arah Baekhyun. Hati Baekhyun langsung gondok saat itu juga.

"Berisik, ah!" Baekhyun menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi, "Dengar, gadis aneh. Hari ini aku sedang berbaik hati. Aku tanya sekali lagi, kau ini tersesat atau bagaimana sih? Dimana keluargamu? Dan dimana rumahmu? Sini biar aku antar."

Gadis itu, dia menggeleng, "Entahlah, aku juga tidak tahu, Oppa."

Baekhyun mendelik. Perempatan muncul di sudut keningnya. Sudah kesekian kalinya, jawaban bodoh terpaksa kembali ia telan bulat-bulat. Gadis itu pikir dia akan langsung percaya begitu saja, huh? Lihat saja penampilan gadis itu, terlihat seperti gadis dengan latar belakang orang berada. Lihat saja dress putih pendek dengan aksen bunga mawar yang ia kenakan. Pasti harganya mahal. Rambut hitam pekatnya yang terurai di bahu mungilnya. Belum lagi wajahnya yang-sebenarnya Baekhyun sangat amat malu untuk mengakuinya-sangat cantik.

Baekhyun bangkit dari kursinya, menepis-nepis debu yang menempel di celananya lalu tanpa basa-basi melangkah pergi, meninggalkan gadis yang masih setia duduk dengan pandangan yang terkunci pada punggung tegap milik pria bermarga Byun itu.

Dalam diam, gadis itu tersenyum, pria itu meninggalkannya lagi. Seorang diri.

Tap!

Baekhyun berhenti, tiba-tiba ia teringat akan sesuatu, "Oh, iya, namaku Byun Baekhyun. Dan namamu siapa?" dia lalu menoleh ke belakang dan tak mendapati siapapun ada di atas sana.

Gadis aneh itu, dia menghilang.

Kedua mata Baekhyun membola sempurna. Dia berbalik dan menyisir seluruh area taman dengan kedua manik hitamnya.

"Hai, gadis aneh! Dimana kau!?" tak ada jawaban.

Apa gadis itu memang berniat ingin menakutinya atau apa? Tunggu dulu, apa dia sedang diliput dalam acara prank? Baekhyun berkeliling, menatap lekat setiap sudut taman yang cukup mencurigakan. Mungkin saja, memang ada orang iseng yang membuat acara eksperimen sosial yang sedang marak di TV dan meletakkan kamera tersembunyi di baliknya. Tapi, tak ada satupun orang disini.

Dan yang lebih parah lagi, ini adalah taman tua yang sudah lama terabaikan oleh pemerintah dan masyarakat setempat. Tak banyak orang yang mau menghabiskan waktunya di taman yang kotor dan tak terawat seperti ini. Beberapa pahatan patung cupid di ujung sana saja sudah mulai retak dan ditumbuhi oleh rumput liar. Ornamen air mancur di ujung sana juga sudah rusak. Tidak ada yang spesial disini.

Hanya saja, disini sangat tenang. Itulah satu-satunya alasan kenapa Baekhyun mau memilih tempat ini untuk menjernihkan pikirannya yang tengah kalang kabut akibat masalah pekerjaan.

Baekhyun mendecih tak suka. Kelihatannya dia sedang dikerjai olehnya, "Fuck!"

--LUCKY--

Seikat bunga lily segar kini bersandar di atas makam 2 orang yang sangat ia kasihi. Pria itu bersimpuh di depan makam itu. Mata monolidnya menatap teduh batu nisan yang bertuliskan nama orang yang terbaring di dalam sana.

"Ma, Pa, ini aku Baekhyun." dia mengusap batu nisan ibunya dengan penuh kasih. Layaknya batu itu adalah benda hidup, pundak rapuh sang ibu. Dia memperhatikan foto ayahnya yang tercetak di atas batu nisan. Tersenyum bahagia seperti biasanya.

Setelah beberapa saat mengeluarkan rasa rindunya. Baekhyun bangkit dan meninggalkan makam mereka. Dia berjalan menyusuri jalanan bebatuan, di antara puluhan makam.

Langkahnya terhenti. Baekhyun terenyuh ketika ia melihat seorang wanita tua tersedu-sedu di depan sebuah makam. Ia memilih untuk diam agar tidak mengusik kesedihan wanita berusia uzur itu dengan langkah kakinya. Beberapa menit berlalu, akhirnya wanita tua itu pergi meninggalkan makam.

Melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti. Ada sesuatu yang menggelitik hati Baekhyun untuk mencari tahu. Sesuatu yang sebenarnya sangat random untuk dilakukan. Baekhyun berhenti sejenak lalu mendekat ke arah makam yang tadi wanita tua itu datangi.

Makam ini terlihat masih baru. Dan ternyata benar, orang yang dikebumikan di bawah sana terhitung masih baru, ia meninggal sekitar seminggu yang lalu.

"Kim Taeyeon." Baekhyun membaca nama yang tercetak di atas sana. Matanya lalu beralih pada bingkai foto yang berdiri tepat di depan batu nisan. Foto seorang gadis. Sekilas, dia terlihat sangat cantik. Baekhyun bersimpuh, mengamati wajah gadis itu dengan seksama.

Dan saat itu juga, dunia Baekhyun runtuh seketika.

"Bu-bukannya dia ..." ia mengenalinya, Baekhyun sangat kenal wajah gadis yang ada di balik kaca itu. Dia adalah gadis yang akhir-akhir ini selalu mendatanginya dengan senyum bodohnya.

Gadis itu, ternyata dia sudah ... Mati?

"Oppa!"

Tubuh Baekhyun terhentak di tempat ia berpijak, memberanikan diri untuk bangkit dan memutar tubuhnya ke arah sumber suara. Suara yang sangat familiar untuknya.

"Bagaimana harimu, Oppa?" gadis itu berdiri di sana. Memamerkan senyumnya dan bersikap seolah-olah tidak ada masalah.

"Kenapa kau mengikutiku, Taeyeon?"

"Oppa sudah tahu namaku?" gadis itu tersenyum lebar.

"Jangan mengalihkan pembicaraan. Sekarang jawab, kenapa kau mengikutiku?" Baekhyun menggeram, biar saja ia dikira orang gila karena berbicara sendiri dengan angin.

"Karena aku menyukaimu, Oppa."

"Aku tidak pernah mengenalmu." hardik Baekhyun, menghunuskan tatapan tajamnya tepat ke arah manik madu gadis itu.

"Oppa memang tidak mengenalku. Tetapi, aku mengenalmu, Oppa."

Taeyeon tersenyum pedih. Dia masih ingat, di bangku sekolah menengah atas, bagaimana dia hanyalah seorang pengagum rahasia. Memperhatikan pria yang ia sukai dari jarak jauh. Bertingkah layaknya pengecut, tidak berani mengutarakan perasaan yang selama ini dia pendam bahkan lewat surat sekalipun ia tidak berani. Bahkan, hingga maut datang menjemputnya. Menyedihkan.

Taeyeon meletakkan tangannya di atas dada kirinya, tepat di atas jantungnya yang sudah tidak berdetak, "Dan aku mencintaimu, dari dulu hingga sekarang."

.
.
.
.
.

END

A.n :

Kalau suka, jangan lupa berikan dukungan baik berupa vote maupun komentar ya! :v awowlwowlwok

The Tale Of BaekyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang