28. A Servant (Pt. 2)

443 55 19
                                    

.
.
.
.
.

Hamba hanya seorang pelayan.
Tuan, anda sudah keterlaluan.
Kau takut?
Kau gadis yang jujur. Aku suka.

🍂🍂🍂

--A SERVANT--

Taeyeon kembali merasakan jantungnya bekerja tak karuan. Ia menghembuskan nafasnya perlahan ketika tempat yang ia tuju sudah ada di depan matanya. Kamar Tuan Duke yang tertutup rapat.

Tok! Tok! Tok!

"Tuan Duke, ini saya Taeyeon Kimachean. Makanan penutupnya sudah siap. Apa boleh saya masuk, Tuan Duke?"

"Masuklah."

Taeyeon segera mendorong pintu secara perlahan dengan satu tangannya, berjalan tanpa menimbulkan banyak suara dan meletakkan makanan penutup serta air putih di meja besar yang ada beberapa meter di samping tempat tidur utama.

Taeyeon merapikan tatapan makanan yang ada di hadapannya. Dia terlalu serius hingga tak sadar jika si pemilik kamar tengah sibuk memperhatikan gerak-geriknya.

Setelah selesai, Taeyeon berbalik, ia salah tingkah dan reflek menundukkan kepalanya ketika melihat Tuan Duke yang topless, hanya handuk putih yang melilit pinggangnya. Dada bidang dan otot perutnya yang tampak terbentuk sempurna. Butiran air yang membasahi tubuhnya semakin menambah kesan sensual padanya membuat gadis itu kian gugup. Belum lagi penerangan yang terkesan redup. Membuat suasana lebih mencekam bagi gadis itu.

"Ma-maaf jika saya mengganggu. Saya mohon-"

"Tunggu dulu." Baekhyun menyela ucapan Taeyeon, dia berjalan santai ke arah Taeyeon yang kian gelagapan, berdiri di depan Taeyeon dan meletakkan kedua tangan kekarnya di masing-masing sisi. Secara nyata mengurung gadis itu agar tidak pergi kemanapun.

"Tu-Tuan, ada apa? A-apa yang Tuan inginkan?" Taeyeon memalingkan wajahnya, ia menahan nafasnya ketika tangan Baekhyun memegang lehernya. Seperti ingin mencekiknya.

"Kau takut?" pria itu menyeringai.

Taeyeon mengangguk kuat. Baekhyun tertawa kecil melihat bagaimana gadis itu begitu takut padanya. Tubuhnya ringkihnya yang gemetaran dan sorot matanya yang begitu polos. Membuat pria itu semakin ingin mengerjainya.

"Ngomong-ngomong, malam ini ranjangku terasa dingin." Baekhyun mengelus leher Taeyeon dengan ibu jarinya, "Apa kau tertarik untuk menghangatkannya, Taeyeon?"

"Me-menghangatkan? Maksud Tuan Duke?"

"Bagaimana kalau malam ini ..." Baekhyun mendekatkan bibirnya ke daun telinga Taeyeon, "Kita tidur bersama, hm?"

"Tuan, anda sudah keterlaluan." bisik Taeyeon, matanya mulai berair, "Hamba hanya seorang pelayan. Tetapi, hamba masih memiliki harga diri."

"Aku keterlaluan?" Baekhyun tertawa, baru kali ini ada orang yang berani menegurnya secara terang-terangan kecuali ayahnya, "Kau gadis yang jujur. Aku suka."

Taeyeon menutup matanya ketika Baekhyun mengusapkan ibu jarinya di kedua pelupuk matanya dengan lembut, "Tu-Tuan Duke."

Baekhyun tersenyum, "Angkat wajahmu."

Perlahan namun pasti, Taeyeon mengangkat wajahnya. Tanpa bisa ia hindari. Jantung Taeyeon berdebar kencang ketika merasakan bagaimana tatapan Tuan Duke yang terkunci padanya. Entah ia harus mengumpat atau bersyukur pada Tuhan atas apa yang terjadi. Seumur hidupnya, dia tidak pernah melihat Baekhyun dari jarak sedekat ini.

"Taeyeon Kimachean." pria itu berbisik, "Kau sangat manis."

Deg! Deg! Deg!

Tidak, tidak, ini salah. Dia tidak seharusnya terperangkap seperti ini. Gadis itu berusaha menghindar. Tapi, semakin ia menghindar, perasaan itu malah tercipta semakin besar.

"Tu-Tuan Duke." pipi Taeyeon merah padam. Sial, dia harus mencari cara agar bisa lepas dari cengkeraman pria tampan ini, "Ma-makanannya, Tuan Duke."

"Sekarang aku ingin memakanmu." bisik Baekhyun dengan nada sensual.

Blush!

Pipi Taeyeon semakin menjadi-jadi. Gawat sudah.

"Wah, pipimu merah sekali." Baekhyun tertawa kecil, satu tangannya turun dan menekan pinggang ramping Taeyeon agar merapat padanya, "Aku semakin ingin melahapmu sekarang."

Deg! Deg! Deg!

Wajah Taeyeon sudah memerah seperti kepiting rebus. Tidak kuat menghadapi rayuan maut dari pria bangsawan ini. Tubuh Taeyeon mulai bereaksi. Kesadaran Taeyeon lambat laun memudar. Tubuhnya kehilangan keseimbangan dan andaikan saja Baekhyun tidak cekatan, tubuh ringkih Taeyeon pasti sudah menyentuh lantai sekarang.

"Hei? Kau kenapa?" Baekhyun segera menggendong tubuh Taeyeon dan meletakkannya di atas ranjang, "Taeyeon? Hei? Bangunlah?" Baekhyun menepuk-nepuk pipi Taeyeon. Namun, dia belum juga sadar.

Baekhyun menghela nafas, ia mengusap dahinya yang sedikit berkedut, "Astaga, gadis ini, apa dia sedang pingsan? Padahal aku hanya ingin menggodanya saja."

Tak lama raut penyesalan muncul di wajahnya, "Apa aku sudah keterlaluan ya? Hah ..." Baekhyun duduk di tepian ranjang, mengusap dahi Taeyeon yang tampak sedikit berkeringat.

Diam-diam, Baekhyun mengulum senyuman ketika melihat bagaimana rona merah yang masih membekas di kedua pipinya. Dan di saat gadis itu salah tingkah di setiap rayuannya. Kentara sekali dia masih sangat polos.

Sudah sekian lama, Baekhyun selalu memperhatikannya. Gadis muda nan sederhana yang hanya berstatus sebagai seorang pelayan. Tipe pekerja keras dan gadis yang patuh. Dia selalu membawa aura positif pada orang-orang di sekitarnya. Hal yang tak pernah Baekhyun dapatkan dari gadis manapun. Termasuk istrinya yang sangat tidak ia cintai itu.

Baekhyun kembali bergumam, kali ini terdengar lebih tulus, "Tapi, aku rasa. Kau memang gadis yang manis, Taeyeon."

.
.
.
.
.

END

A.n :

Kalau suka, jangan lupa tinggalkan vote dan komentar ya!

Kalau aku jadi Taeyeon mah, belum ngomong udah pingsan duluan 🤣

The Tale Of BaekyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang