29. The Mark Of The Beast

519 52 5
                                    

.
.
.
.
.

Kenapa aku kemari?
Kau monster.
Maafkan aku, Taeyeon.

🍂🍂🍂

--THE MARK OF THE BEAST--

Makhluk itu mengusap mulutnya yang berlumuran cairan merah beraroma pekat. Dia bangkit dan memegang perutnya yang kini sudah penuh. Tanpa beban berjalan santai meninggalkan tubuh seorang pria tua yang sudah habis terkoyak olehnya. Terlalu mengenaskan untuk dijabarkan satu persatu. Tetapi, sekali orang-orang melihatnya, mereka pasti langsung mual.

"Dagingnya alot sekali. Tapi, paling tidak aku sudah kenyang." ucapnya.

Wujud menyeramkan. Tubuhnya yang dominan warna hitam memiliki tinggi hampir 2 meter. Duri-duri berukuran besar menancap di sepanjang garis punggungnya. Kuku-kukunya yang tajam. Kedua bola matanya yang berwarna biru menyala dan jangan lupakan 2 tanduk besar yang ada di kepalanya. Dia seperti monster atau bisa dikatakan lebih mirip seperti iblis.

Dia melihat seberkas cahaya lampu di depan matanya. Tanda ia hampir sampai pada peradaban manusia. Dia mematahkan lehernya dan berjalan mendekati sebuah halte. Dia menyeringai. Penciumannya menangkap seberkas aroma khas seorang manusia, tepatnya aroma manis khas seorang gadis, dia pasti ada di balik halte itu.

Wujudnya perlahan berubah seperti manusia pada umumnya. Menjadi seorang pria berwajah tampan bak malaikat. Dia memasukkan kedua tangannya di saku celana dan berdiri di samping halte.

Dari sudut matanya, dia melihat seorang gadis yang tengah ketakutan. Dia memakai baju kasual dan tas selempangan di sampingnya. Memegang ponsel dan tampak sedang menghubungi seseorang.

"Aduh, bagaimana ini?" cicit gadis itu.

Dia berinisiatif menyapa gadis itu, "Maaf jika lancang. Tapi, apa yang sedang terjadi, Nona?"

"A-ah, hai." gadis itu menunduk singkat, "Tidak apa-apa. Aku tidak apa-apa."

Pria itu bisa merasakan bagaimana detak jantung gadis itu. Kelihatannya dia sangat takut padanya, "Aku bukan orang jahat, Nona. Sekali lagi maaf jika kau merasa tak nyaman. Tetapi, melihatmu seperti ini, aku ingin membantumu."

Gadis itu awalnya ragu. Tetapi, melihat sorot mata dan lengkungan indah di bibir si pria yang begitu tulus. Dia akhirnya luluh. Pria itu sepertinya bukan orang jahat seperti yang ia duga sebelumnya.

"Kau benar-benar ingin membantuku?"

"Ya, tentu saja, Nona."

Gadis itu bangkit dari tempat duduknya dan tersenyum girang, "Terimakasih!"

--THE MARK OF THE BEAST--

"Na-namaku Kim Taeyeon."

"Aku Byun Baekhyun."

Waktu bergulir dengan cepat. Kini mereka sudah sampai di depan rumah sederhana tempat gadis itu tinggal.

"Terimakasih sudah mengantarkanku, Baekhyun." Taeyeon tersenyum simpul padanya. Baekhyun, ternyata pria itu berbeda dari yang ia bayangkan. Dia adalah pria yang hangat dan juga ramah. Taeyeon yang biasanya susah berbaur dengan orang asing merasa nyaman saat bersamanya.

"Iya, sama-sama." Baekhyun tersenyum. Dia menepuk lembut bahu mungil gadis itu, "Lain kali hati-hati. Bahaya bagi gadis imut sepertimu berjalan sendirian di malam hari."

Taeyeon tersipu malu mendengar pujian halus darinya. Dan senyuman yang pria itu pajang di bibirnya membuat jantung gadis itu tiba-tiba bermasalah. Kenapa di tempatnya kuliah tidak ada pria sebaik dan setampan Byun Baekhyun? Kalau baik, kebanyakan enggak menarik. Yang tampan? Kebanyakan fakboy. Yang tampan dan baik? Kebanyakan sudah ada pacar. Huh~

Senyum di bibir pria itu kian melebar. Gadis ini sangat menggemaskan. Masih muda dan sangat cantik. Dagingnya pasti sangat lembut. Ah, dia sudah tidak sabar untuk mencicipi gadis itu. Tapi, nanti saja. Dia akan menjadikan gadis itu sebagai makanan cadangan nanti.

.
.
.
.
.

END

A.n :

Aduh, gimana nasib Taeyeon nanti 😫

Kalau suka, jangan lupa berikan dukungan berupa vote dan komen ya!

The Tale Of BaekyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang