23. Growl (Pt. 2)

525 57 22
                                    

.
.
.
.
.

Jubah merah, sekeranjang apel dan cerahnya langit.
Ditengah terpaan badai dan kilatan petir.
Begitulah, awal dari kisah mereka.
Red riding hood and the wolf.

🍂🍂🍂

--GROWL--

"Terimakasih sudah mau mengantarkanku."

Malam hari yang terasa hening. Hanya bunyi derik jangkrik dan burung hantu yang saling bersautan di tengah kelamnya malam. Dedaunan yang lembab akibat terpaan hujan beberapa saat yang lalu. Tanah becek dan agak berlumpur. Pemandangan yang lumrah untuk sebuah hutan belantara.

Semua berjalan seperti malam-malam sebelumnya. Namun, ada satu hal yang berbeda. Tepatnya, pada suasana hati makhluk magis yang satu ini.

Krak!

Salah satu tangannya mencengkeram erat batang pohon dan menjadikan dahan yang paling kuat sebagai pijakan bagi tubuh kekarnya. Bola matanya yang berwarna biru bercahaya terang, tubuhnya yang dilapisi bulu keperakan semakin bersinar karena diterpa oleh cahaya rembulan di atas sana. Tanpa awan yang menghalangi. Bersaing dengan jutaan bintang. Bersinar penuh layaknya penguasa langit di kala siang.

Kedua matanya menyempit, pandangannya fokus pada sebuah gubuk tua di ujung sana. Sebuah tempat yang sederhana. Dia menggeram sembari mengendus udara. Bau gadis itu terasa begitu kuat. Indra penciumannya tak pernah salah. Dia yakin. Gadis yang berhasil mengguncang dunianya itu sekarang berada di dalam sana.

"Gggrr ..." tanpa ia sadari, kuku-kukunya mencuat hingga meninggalkan bekas pada batang pohon. Dadanya bergemuruh hebat saat melihat orang yang dia cari muncul di hadapannya. Dengan dress putih polos melekat pas di tubuh mungilnya, berjalan anggun ke arah sumur lalu menarik tali yang mengikat bejana.

"A-aku mohon, Baekhyun. Biarkan aku pergi. Aku tidak akan pernah mengganggumu lagi."

Pupil matanya membola sejenak saat melihat satu lagi pergerakan asing. Seorang wanita tua dengan tudung aneh di kepalanya. Wanita itu tampak berjalan dengan langkah pelan namun pasti ke arah gadis itu. Keduanya lalu tampak tengah berbincang.

Siapa wanita tua itu? Kelihatannya mereka cukup akrab. Apa wanita tua itu adalah keluarganya?

"He-hentikan. Kau ... Monster."

Maniknya berkelit. Ingatannya kembali berputar mundur. Dimana gadis itu dengan bibir mungilnya yang bergetar hebat menjulukinya dengan sebutan monster. Ia memutar telapak tangannya, memperhatikan kuku-kuku tajam yang mencuat.

Monster? Apa benar dia seburuk itu?

Baekhyun menggeram. Ia mengangkat wajahnya, menatap rembulan yang mungkin sedang menertawakannya makhluk menyedihkan seperti dirinya.

"AWUUUUU!!!"

Ia melompat dari atas sana. Berlari kencang menembus hutan dengan nafas terengah-engah. Tak memperdulikan apa yang akan menghadang dirinya di depan sana. Yang terpenting adalah ketenangan. Untuk sementara waktu, menjernihkan pikirannya. Walau, Baekhyun tak bisa sepenuhnya menghapus kenangan manis bersamanya. Gadisnya, Kim Taeyeon.

--GROWL--

"AWUUUUU!!!"

Taeyeon dan Nenek sontak terperanjat di tempat mereka berdiri. Menatap sekitar dengan pandangan waspada. Merasa atmosfer bahaya telah menyelubungi mereka. Wanita paruh baya itu lantas menarik tangan cucunya yang masih mematung di tempat ia berdiri. Dengan tergesa-gesa berlari masuk ke dalam rumah kecil mereka.

The Tale Of BaekyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang