14. I'm Okay (Pt. 3)

1.3K 93 14
                                    

.
.
.
.
.

Are you okay, honey?
It's okay, Mom.
I'm with Daddy.

🍂🍂🍂

--I'M OKAY--

Taeyeon tak pernah mengira, semua yang pria iblis itu katakan adalah kenyataan. Masa lalu kedua orangtuanya, peristiwa mengerikan yang menimpa keluarga Byun ditambah lagi kasus-kasus korupsi yang berhasil ditutupi dari awak media dengan selembar cek seharga ratusan juta won.

Taeyeon terus merutuki kebodohannya selama ini. Dengan lugunya, ia menelan mentah-mentah apa yang sudah orang tuanya hadiahkan tanpa berniat mencari tahu darimana asalnya. Semua fasilitas, kekayaan, apapun yang berada di rumah ini. Semuanya bukanlah hasil kerja keras yang patut dibanggakan.

Gadis itu malu. Malu terhadap dirinya sendiri. Ternyata, kebenciannya selama ini terhadap ayah tirinya menjadi bumerang bagi gadis malang itu.

Ia kehilangan harga dirinya. Sedangkan, pria itu kehilangan segala yang seharusnya ia miliki dan nyawa orang-orang yang dia sayangi. Rasa sakit yang dia alami tak sepadan dengan rasa sakit yang telah di alami oleh pria itu.

Taeyeon terus terisak, meringkuk di balik kaca pembatas shower. Ia tak mengindahkan pancuran air dingin yang membasahi tubuhnya. Taeyeon membiarkan air dingin itu mengerjakan tugasnya, membasahi seluruh tubuh naked nya, paling tidak 'dia' mampu menyamarkan air mata yang tumpah membasahi permukaan pipinya.

"Taeyeon?"

Suara itu. Taeyeon sangat mengenalnya. Suara berat pria yang hampir setiap malam mencicipi tubuhnya, mendesahkan namanya, membisikkan kalimat sweet but nonsense setiap kali bercinta.

Perlahan, Taeyeon mengangkat wajahnya. Sekarang, ia mampu melihat dengan jelas wajah tampan ayah tirinya.

"Kau kenapa, baby? Astaga! Wajahmu pucat!" Baekhyun panik bukan main saat menangkap wajah cantik Taeyeon yang lebih pucat dari biasanya. Ia segera memapah tubuh mungil Taeyeon, membawanya ke kamar dan membaringkan tubuh naked gadisnya di atas kasur empuk.

Tak lupa, Baekhyun juga mengambil beberapa lapis pakaian tidur dan pakaian dalam milik Taeyeon. Keadaan Taeyeon yang begitu lemas membuat Baekhyun tak kepayahan saat melekatkan pakaian itu di tubuh naked Taeyeon.

Baekhyun merogoh ponselnya yang ia simpan di dalam kocek celananya, menghubungi seseorang.

"Halo, Kyungsoo-ah. Bisa kau datang ke rumahku sekarang juga? Aku membutuhkan bantuanmu."

"..."

"Putriku, dia demam tinggi."

"..."

"Baiklah, Kyungsoo. Aku tunggu di rumah." tutup Baekhyun setelah perbincangan singkatnya dengan orang bernama Kyungsoo--yang Taeyeon duga--adalah dokter langganan Baekhyun.

--I'M OKAY--

Dengan telaten, Kyungsoo memeriksa keadaan gadis bermarga Kim itu. Di mulai dari mengukur suhu, denyut jantung dan tekanan darahnya. Dan hasilnya, semua masih di dalam batas normal.

"Anakmu hanya menderita demam biasa, Baekhyun-ah. Istirahat yang cukup dan minum vitamin. Aku rasa itu sudah cukup."

Kyungsoo menulis beberapa jenis obat di resepnya lalu menyerahkannya kepada Baekhyun, "Ini obatnya. Kau bisa tebus di apotek manapun yang kau mau, Baekhyun-ah."

Baekhyun mengangguk, "Ya, aku mengerti. Terima kasih, Kyungsoo-ah."

"Sama-sama. Kalau begitu aku izin pamit." ucap Kyungsoo seraya merapikan beberapa peralatannya dan melangkah pergi dari peraduan gadis itu.

Setelah memastikan eksistensi Kyungsoo menghilang, Baekhyun mendekati ranjang Taeyeon, duduk di tepi ranjang tepat di samping Taeyeon yang tengah menatapnya sayu.

"Jangan membuat aku khawatir, baby. Aku tak suka." tegas Baekhyun seraya mengusap lembut puncak kepala Taeyeon.

Ya, selalu seperti itu. Pria itu selalu egois terhadapnya. Egois akan dirinya. Seakan-akan dirinya adalah sebongkah berlian indah nan rapuh.

"Daddy ..." tangan mungil Taeyeon menarik telapak tangan Baekhyun yang sedari tadi asyik mengelus kepalanya, "Boleh aku bertanya sesuatu?"

"Apapun untukmu, baby."

Gadis itu menghela nafasnya yang terasa sesak. Kedua matanya seakan memanas. Apakah ia sanggup menanyakan hal itu kepada Baekhyun? Bagaimana reaksi pria itu jika ia nekad menanyakannya? Sungguh ia takut. Tapi, cepat atau lambat ia harus segera mengucapkannya.

"Apa Daddy membenci kedua orangtuaku? Apa Daddy berencana untuk menghancurkan ibuku?"

"Apa maksudmu, Kim Taeyeon?" rahang pria itu mengeras. Sudah Taeyeon duga, ia pasti marah.

"Daddy ..." Taeyeon bangkit dari posisi tidurnya menjadi duduk lalu memalingkan wajahnya ke arah Baekhyun, "Daddy menikahi ibuku demi membalaskan dendammu, bukan? Aku sudah tahu semuanya, Daddy."

Nafas Taeyeon terisak, ia kembali menangis, "Lampiaskan saja kebencianmu kepadaku, Daddy. Jangan kepada ibuku. Aku mohon. Hiks ... Hiks ... Atas nama ibu dan mendiang ayahku. Aku ... Aku minta maaf, Daddy."

Kedua mata Taeyeon terbuka lebar saat merasakan kedua ibu jari Baekhyun mengusap air matanya.

"Sttt ... Don't cry, Baby."

Tak lama, pipi Taeyeon menghangat saat menyadari bibir tipis Baekhyun menyentuh permukaan bibirnya. Menyentuhnya dengan penuh cinta.

"Mmnnnhh ..."

Taeyeon tak mampu lagi berkelit melawan hatinya. Perasaan yang berusaha ia buang jauh-jauh kembali menyeruak. Tembok kebencian yang susah payah Taeyeon bangun seketika runtuh.

Taeyeon tak mampu menolak saat Baekhyun mulai menindih tubuh ringkihnya, menanggalkan pakaian yang melekat di tubuhnya. Taeyeon hanya bisa pasrah saat Baekhyun membuka lebar kedua kakinya, menanggalkan underwear yang menutupi area kewanitaannya.

"Aku mencintaimu, Baby."

"Aaahh ... Daddyyyhhh ..."

Dia, Kim Taeyeon. Gadis hina yang menyukai ayah tirinya sendiri.

.
.
.
.
.

END

A.N :

Hm, ini chapter oneshoot baekyeon yang terakhir :')

So, bahasa kasarnya sih. Our Story secara resmi udah selesai a.k.a end a.k.a tamat.

Sekalian mau fokus sama ff lain yang belum kelar :)

Makasih buat kalian yang selalu pantengin ff oneshoot amatiran dengan cast salah satu couple terdabes menurut gue :')

Thanks buat kalian, Oreo lovers 😍

The Tale Of BaekyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang