28. A Servant (Pt. 3)

512 51 12
                                    

.
.
.
.
.

Hamba hanya seorang pelayan.
Tuan, anda sudah keterlaluan.
Kau takut?
Kau gadis yang jujur. Aku suka.

🍂🍂🍂

--A SERVANT--

"Uhm?" Taeyeon mengerjabkan kedua matanya perlahan. Ia merengut kesakitan ketika seberkas cahaya matahari memaksa masuk ke dalam pupil matanya yang masih belum dapat bekerja dengan sempurna.

"Tolong, lima menit lagi." Demi Tuhan, dia masih ingin tenggelam di dalam tidurnya. Kasur yang ia tempati sangat empuk. Dan aroma kayu alamnya yang begitu menenangkan syaraf. Aroma yang mengingatkannya pada seorang pria kaya berdarah biru yang tidak perlu ia sebutkan namanya.

Tapi, sepertinya waktu pagi tidak mau lagi berkompromi. Semakin ia berusaha tidur. Semakin gencar cahaya matahari mengusik dirinya. Dia akhirnya menyerah, pelan-pelan membuka matanya hingga terbuka sempurna.

"Kau sudah sadar?"

Dan yang ia lihat pertama kali adalah Duke tampan yang tengah bersandar pada salah satu telapak tangannya, tidur dalam posisi menyamping ke arahnya.

Taeyeon mengusap kedua matanya, "Tuan Duke? Apa ini mimpi? Ah, iya, benar. Ini pasti mimpi."

"Mimpi, katamu?" Tuan Duke menarik salah satu tangan Taeyeon dan meletakkannya di dada bidangnya yang telanjang, "Apa menurutmu aku ini mimpi?"

Deg!

"Tu-Tuan Duke!? Ah, ma-maafkan saya." Taeyeon terperanjat kaget. Ia lantas menarik tangannya, beringsut mundur hingga ia sampai pada batas ranjang dan jatuh ke lantai.

Bug!

"Aduduh, sakit." Taeyeon meringis, mengusap pantatnya yang menjadi korban dan perlahan bangkit.

Sementara itu, Baekhyun dengan santainya menyandarkan punggungnya ke kepala ranjang sembari memperhatikan bagaimana tingkah polah Taeyeon. Dia baru sadar ternyata gadis ini juga memiliki sisi yang ajaib sekaligus menggemaskan.

"Kemarin kau jatuh pingsan di kamarku. Dan karena kamar pelayan letaknya jauh dan hari sudah beranjak malam. Jadi, aku berinisiatif membiarkanmu tidur di kamarku." Baekhyun mengangkat sudut bibirnya, "Mana ucapan terimakasih yang seharusnya kudapatkan, hm?"

Taeyeon merengut kesal, dalam hati tentu saja. Itu semua terjadi karena ulahnya! Andaikan saja dia tidak menggodanya hingga melampaui batas. Pasti tidak akan ada yang namanya dia jatuh pingsan.

"Te-terimakasih, Tuan Duke." percayalah, Taeyeon ingin sekali meneriakinya dengan keras. Kalau perlu memakai terompet perang biar lebih terasa.

"Hahahaha!" Baekhyun tertawa lepas melihat bagaimana terpaksanya Taeyeon ketika mengucapkan kata-kata tadi. Dan untuk sesaat, Taeyeon melupakan amarahnya tadi ketika melihat bagaimana lengkungan bibirnya yang tercetak begitu alami.

Bukan senyum angkuh atau seringai mengejek yang ia tunjukkan kemarin malam. Tapi kali ini, Duke Baekhyun Byunastigeal, tawanya terdengar begitu hidup dan senyumannya terlihat sangat ... Tulus.

"Kau seharusnya bisa melihat bagaimana wajahmu tadi. Astaga, kau benar-benar lucu." dia bahkan sekarang tidak lagi sungkan memuji hal sepele.

"Tu-Tuan Duke, apa kemarin Tuan ... Uhm." Taeyeon menggigit bibirnya. Dia takut.

Baekhyun bangkit dari ranjang dan mengambil sebotol vodka di tangannya. Taeyeon merasa lega karena Tuan Duke tidak sepenuhnya telanjang. Ada celana panjang berwarna biru langit yang menutupi area bawahnya.

The Tale Of BaekyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang