26. Insomnia (Pt. 2)

480 54 20
                                    

.
.
.
.
.

Apa aku bisa tidur disini, Taeyeon?
No, don't worry.
I'll not anything harsh like making love with you.
Not yet.

🍂🍂🍂

--INSOMNIA--

Mata gadis itu mengerjab tak nyaman saat merasakan seberkas cahaya matahari yang merangkak masuk dari celah-celah gorden kamarnya mulai membelai dirinya. Semalaman berusaha untuk menutup matanya sendiri, diselubungi perasaan tegang dan takut terhadap pria creepy yang terbaring di belakang punggungnya bukanlah hal yang mudah baginya.

"Engh?" Taeyeon hendak bangkit dari posisi tidurnya, sekedar duduk dan merenggangkan kedua tangannya ke atas. Tetapi, sebelum ia sempat bergerak lebih jauh, sebuah tangan memeluk perutnya dengan erat dari arah belakang. Begitu erat. Terpaan nafas yang cukup teratur menerpa telinganya.

Kedua mata Taeyeon membola sempurna. Apa dia ... Dia belum pergi dari kamarnya?

"Taeyeon?"

Taeyeon mengabaikan sapaannya, memilih untuk langsung mengunci mulutnya rapat-rapat dan menutup kedua matanya seperti orang yang tengah tertidur.

"Selamat pagi." tubuh Taeyeon bergetar saat merasakan tangan pria itu masuk di balik baju tidurnya, mengusap perut ratanya dengan gerakan sensual.

"Aku tahu kau sudah bangun, sayang." kekehnya.

Oh, he's a fucking creepyman that make her wanna cry, so hard. Tapi, Taeyeon tahu, tidak akan ada seorangpun yang mampu mendengar teriakannya dari sini. Dan mungkin saja tidak ada yang peduli dengan keadaannya.

Tuhan, dia sangat merindukan ibunya, ayahnya. Andaikan saja mereka masih hidup. Mungkin sekarang dia bisa berteriak sekeras mungkin untuk meminta pertolongan.

"Se-selamat pagi." cicit Taeyeon, "Baekhyun, ja-jangan." dengan tangan mungilnya, gadis itu menahan tangan Baekhyun untuk bergerak lebih liar dari sebelumnya.

Baekhyun menarik tubuh Taeyeon untuk terlentang, dia langsung menindih tubuh gadis itu dan mengecup setiap inci wajah cantik gadis itu. Dari dahi, mata, hidung dan berakhir di sudut bibirnya.

Baekhyun menghentikan gerakan bibirnya di sudut bibir gadis itu. Samar-samar, ia tersenyum, ia bisa merasakan bagaimana gemetarnya gadis itu saat menerima kecupannya.

"You know? You're so beautiful ..." Baekhyun menekan tubuhnya di atas tubuh ringkih gadis itu dan melumat dalam bibir gadis yang sudah mencuri dunianya sejak kedua mata mereka bertemu, "So beautiful to me. Can't you see?"

"Baek-Baekhyun, sudah cukup." pintanya, memelas memohon pada Baekhyun untuk melepaskan dirinya atau paling tidak menghentikan sentuhannya yang telah membuat seluruh saraf tubuhnya hampir saja terhipnotis.

"Kenapa?"

Taeyeon mencoba mencari alasan yang masuk akal, "Karena ini sudah waktunya sekolah."

Baekhyun tampak terkejut saat mendengarkannya, ia lalu tertawa membuat gadis itu diam dalam kebingungan, Baekhyun mengusap pipi Taeyeon dengan penuh perasaan seraya berkata, "Ah, lupa ya kalau hari ini tanggal merah, sayang?"

Ingin rasanya Taeyeon menceburkan dirinya di dalam got belakang rumahnya saat ini juga. Sial, alasan apa lagi yang bisa ia pakai untuk lepas dari jeratan pria creepy ini?

"Benarkah?" Taeyeon tertawa tidak enak, "Ka-kalau begitu aku mau mandi."

"Mandi?" Baekhyun tersenyum miring, "Kau yakin mau mandi di cuaca sedingin ini? Hell, dengar sayang, kau bisa mati kedinginan tahu!"

Ya, cuaca pagi ini memang sangat dingin. Mungkin karena pengaruh akhir tahun, dimana sebentar lagi Korea Selatan akan segera menghadapi musim salju. Di luar sana sangat dingin, tetapi kenapa semalaman Taeyeon merasakan hal yang sebaliknya? Begitu hangat. Apa semua itu karena selimut atau karena ...

Blush!

Taeyeon menghardik otaknya sendiri, ia tidak sudi membayangkan bagaimana pria itu memeluknya semalam seperti sebuah guling.

Baekhyun tak bisa menahan senyumnya saat melihat wajah gadis pujaannya yang tiba-tiba salah tingkah dan bersemu merah seperti kepiting rebus.

"Kau sangat lucu, Taeyeon." Baekhyun menempelkan ujung hidungnya pada hidung mungil Taeyeon lalu menarik wajahnya beberapa senti dari gadis itu. Pandangannya meredup, memandang Taeyeon dengan sorot mata memuja.

"Aku bersyukur, Tuhan telah mengirimkan gadis semanis dirimu. Apa kau tahu, sayang? Kau adalah duniaku. Kaulah yang aku butuhkan, kaulah yang aku harapkan selama ini." nafas Baekhyun memberat, seringai lebar mengembang di bibirnya, "Apa ... Aku boleh memiliki hatimu?"

Taeyeon ingin menolak pernyataan pria itu secara halus. Tetapi, sepertinya Baekhyun tidak memberikannya sebuah pilihan. Taeyeon terpaku ketika merasakan sebuah pisau mendarat di lehernya, menekan kulit lehernya secara perlahan.

"Jawablah dengan bijak, sayang."

Dia iblis bertopeng malaikat. Begitu memikat namun licik seperti ular di Taman Eden.

"Bo-boleh." dan hanya kata itu yang mampu terucap dari bibirnya. Untuk pertama kalinya, Taeyeon menyesal karena takdir sendirilah yang telah mempertemukan mereka.

.
.
.
.
.

END

A.n :

Kalau suka, jangan lupa beri dukungan baik berupa vote maupun komentar ya! :v awowkwowkwok :v

The Tale Of BaekyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang