34. I'm (Not) A Princess (Pt. 4)

142 21 4
                                    

.
.
.
.
.

Aku bukan seorang putri yang pantas untuk mendamba seorang pangeran.
Peranku disini tidak lebih sebagai pemeran pengganti bagi sosok wanita yang kau cintai.

🍂🍂🍂

--I'M (NOT) A PRINCESS--

Taeyeon merengut dalam hati, menghembuskan nafas berat sembari menatap kesal lukisannya yang masih belum sempurna. Menghabiskan waktu bersantai di taman dengan kuas di tangan ternyata tak mampu menghapuskan memorinya tentang apa yang terjadi beberapa hari yang lalu-malam dimana pertama kali mereka tidur di kamar yang sama. Dimana pertama kali dia menghabiskan malam dipeluk mesra oleh Baekhyun hingga ia terlelap dalam tidur. Dan yang lebih membuatnya terkejut, pelukan yang Baekhyun berikan ternyata belum lepas hingga pagi menjelang.

Baekhyun yang biasanya selalu bersikap egois dan hanya mementingkan keinginannya sendiri benar-benar menjadi orang yang berbeda malam itu. Dia menuruti keinginannya untuk tidak disentuh. Namun, pria itu malah membawanya ke dalam tidur dengan pelukan yang lebih intim-layaknya pelukan yang seorang suami berikan untuk istri tercinta saat malam telah menjelang. Seolah-olah dia adalah harta paling berharga yang pernah ia miliki di dunia ini.

Bagaimana tangannya yang keras memeluknya begitu erat dan posesif, deru nafasnya yang teratur serta garis wajahnya yang hampir menyentuh kata sempurna tampak tenang dan damai dalam tidurnya. Dan kecupan lembut dan sensual yang pria itu berikan setelah tuduhan keji yang dia lontarkan padanya. Demi Tuhan, sikap pria itu membuat kepalanya sakit. Sangat berbeda dengan yang selalu ia tunjukkan setiap kali mereka bersama, sorot mata sinis dan jijik akan kehadirannya-hingga ia merasa mirip seperti seekor kecoa kotor yang harus segera disingkirkan dibandingkan seorang manusia.

Apa wajah seperti itu yang selalu Baekhyun tunjukkan pada Kakaknya? Jika benar, lengkap sudah berbagai hal yang membuatnya iri dengan Sang Kakak.

"Permisi, Yang Mulia."

"Ya?" Taeyeon menoleh saat suara berat seorang pria membuyarkan lamunannya. Taeyeon mengangkat wajahnya dan mendapati seorang pria jangkung yang mengenakan tangan zirah baja berdiri tegap di sampingnya. Beberapa bekas luka tampak di wajah dan lehernya. Namun, pesona dan kharismanya tak tenggelam walau sedikit tercoreng oleh bekas luka yang mulai memudar.

Disaat pria itu memberikan hormat padanya, gadis itu berusaha mengingat siapa pria yang tengah berdiri di hadapannya. Dia sering melihatnya saat acara-acara besar kerajaan, dia selalu berdiri paling depan pada jajaran prajurit tangguh istana, sesekali beberapa wanita berbisik tentang bagaimana pesonanya yang begitu memukau hampir menyaingi putra mahkota kerajaan, Taeyeon teringat kalau pria itu pernah datang bertamu di acara ulang tahun Ayahnya setahun yang lalu-Abraham Beldic.

"Maaf, ada urusan apa ya?"

Pria itu mengeluarkan secarik surat dari saku celananya, "Ada surat untuk Anda, Yang Mulia."

"Surat untukku? Boleh kulihat?" Gadis itu menggapai surat itu. Hatinya bertanya-tanya siapa gerangan orang yang mengirimkan surat. Pertanyaannya langsung terjawab setelah ia membaca siapa nama pengirimnya. Taeyeon menghela nafas. Ternyata dari ibunya yang berbasa-basi menanyakan keadaannya dan ucapan terimakasih karena sudah menjadi anak yang berbakti kepada kedua orangtuanya. Ibunya juga menjabarkan bagaimana senangnya mereka disana saat Besan mereka menghadiahkan beberapa lahan pertanian dan modal dalam memperbesar bisnis keluarga dalam hal berdagang.

Taeyeon tersenyum lemah, sorot matanya yang mulai berkaca-kaca dan rapuh sekilas terpancar selama beberapa detik. Tersadar dimana ia sekarang, ia menutup surat yang ia terima dan mengenadah pada Sang Prajurit yang ternyata tengah memperhatikan gerak-geriknya sejak tadi. Saat kedua mata mereka bertemu, pada detik itu jugalah lawan bicaranya tampak salah tingkah. Prajurit itu langsung mengalihkan pandangannya dan berdehem pelan, "Maaf atas kelancangan hamba, Yang Mulia. Hamba tidak bermaksud-"

The Tale Of BaekyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang