33. Paper Heart

355 39 25
                                    

.
.
.
.
.

Setiap kata yang tertulis menggambarkan isi hatinya.
Seluruh hatinya, bahkan sisi tergelapnya sekalipun.

🍂🍂🍂

--PAPER HEART--

Langit telah beranjak gelap. Suasana di sekolah juga sudah sepi. Dia yakin. Tak ada lagi siapapun yang akan menangkap basah dirinya diam-diam mengendap ke dalam area sekolah. Berbekal alat penerangan seadanya, celana jeans dan hoodie tebal berwarna gelap menyelimuti tubuhnya dan secarik surat di genggaman tangannya, ia berjalan santai ke arah sebuah loker.

Ia menyelipkan surat itu di sela-sela pintu loker lalu pergi meninggalkan tempat itu dengan seutas lengkungan lebar muncul di bibirnya.

--PAPER HEART--

Sudut bibir Taeyeon kembali mengembang lebar saat membuka pintu lokernya. Dimana ia menemukan secarik kertas yang ditempeli oleh beberapa potongan kata yang berkata.

I'd be a fool not to love you.
Love, you are made of stars.

Hati gadis berusia 17 tahun itu kembali menghangat. Ia memalingkan wajahnya, menatap sekeliling. Memastikan tak ada seorangpun yang memperhatikan gelagat dirinya yang tampak sedikit aneh di lorong. Apalagi menangkap basah bagaimana wajahnya mulai memerah seperti tomat yang telah matang.

"Dia romantis sekali."

Sudah lebih dari 1 bulan, ia mendapatkan kertas-kertas yang berisikan ucapan manis dari seseorang yang entah siapa dia. Sosok pengagung gelap, penggemar rahasia atau stalker seperti itu sebutan yang biasa dipakai orang-orang pada mereka.

Taeyeon tidak pernah tahu pasti siapa dia. Tapi, yang jelas. Satu hal yang Taeyeon tahu, pengagung gelapnya adalah seorang pria. Darimana dia mengetahuinya? Tentu saja dari secarik kertas, kertas pertama yang tergeletak manis di dalam lokernya.

"Aku jadi semakin penasaran. Siapa sebenarnya pria itu?" Taeyeon menghela nafas. Dia meletakkan kertas manis itu ke dalam sebuah buku kecil dan kembali ke dalam aktivitas, "Tuhan, semoga saja dia bukan orang jahat."

--PAPER HEART--

"Aish! Surat kaleng itu lagi?" Hyoyeon menghampiri Taeyeon yang tengah sibuk sendiri membaca surat-surat aneh di atas mejanya. Taeyeon hanya terkekeh pelan mendengar keluhan teman sebangkunya selama 2 tahun terakhir.

"Apa lagi sekarang yang dia tulis?" Hyoyeon mengintip salah satu surat yang ada di atas meja. Dahinya mengerut dalam ketika membaca kalimat-kalimat yang ada di atas sana, "Aku hanya ingin kau melihatku, hanya aku seorang."

"Mengerikan. Kalau aku jadi kau, aku akan melaporkannya ke polisi." sembur Hyoyeon yang tampak tidak senang dengan apa yang baru saja ia baca.

"Kejam sekali kau. Dia hanya memberikan surat. Dan selama ini, dia tidak pernah menyakitiku. Jadi, kenapa aku harus melaporkannya ke polisi?" Taeyeon balik bertanya.

"Kau? Kau masih bertanya?" Hyoyeon membelalakkan matanya, "He's so creepy. Aku tidak akan tenang menerima surat-surat tak jelas dari pria pengecut seperti dia!"

"Pengecut?"

Hyoyeon melipat kedua tangannya, "Kalau dia benar-benar menyukaimu. Harusnya dia sendiri yang datang dan menyerahkan surat itu padamu. Bukan menyelipkannya setiap hari ke dalam loker dan menghilang seperti hantu."

"Ya, kata-katamu ada benarnya juga. Tapi ..." Taeyeon kembali menyusun surat-surat manis itu ke dalam map lalu mengibas-ngibaskan tangannya, "Sudahlah, jangan dibahas lagi. Mungkin saja memang dia agak pemalu."

The Tale Of BaekyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang