10. Hate

969 77 6
                                    

.
.
.
.
.

It's okay.
If you hate me.
But, remember this.
I just wanna see you happy.
Without me.

🍂🍂🍂

--HATE--

Tak terasa sudah setahun berlalu, itulah yang kira-kira terpikirkan oleh Kim Taeyeon, wanita yang baru genap berusia 24 tahun itu. Bibir pucatnya sedikit terangkat saat mengingat semua kenangan yang ia lalui. Dalam kurun waktu yang tak bisa dibilang sebentar, banyak hal yang terjadi dalam hidupnya.

Dan saat inilah yang paling ia tunggu.

"Syukurlah." bibir Taeyeon mulai bergetar, "Mereka akan segera menikah."

Pandangannya meredup, cairan bening mulai membasahi kedua pipinya yang mulai cekung, sungguh ia tak menyangka semua akan berakhir seperti ini.

Hati kecilnya merintih kesakitan, menatap sendu sepucuk kertas berwarna soft blue dengan motif mawar merah diatasnya.

Itu adalah surat undangan pernikahan dari dua orang yang begitu berarti baginya. Dua orang yang mewarnai kehidupannya yang terasa hampa. Dua orang yang mungkin tak mengharapkan kehadirannya di pesta pernikahan mereka berdua.

Her bestfriend and Her lover, Lee Jieun dan Byun Baekhyun.

Tangisnya kembali pecah, tubuh Taeyeon terhuyung lemah diatas lantai, tangan kanannya terangkat, menggenggam dadanya yang terasa bergemuruh.

"Kenapa Tuhan? Kenapa ..." entah sudah berapa kali ia harus menahan semuanya seorang diri. Mengaduhkan semua rasa sakitnya pada Sang Pencipta, meneriaki garis takdir yang membelit hidupnya.

Apakah ia marah? Tak terbersit sedikitpun dalam hatinya untuk menyumpahi mereka berdua. Mereka adalah orang baik. Mereka tidak bersalah. Yang seharusnya disalahkan adalah dirinya sendiri.

Ia menyesal? Penyesalan satu-satunya adalah ia tak bisa menjelaskan semuanya. Semua hal yang ia tutupi selama bertahun-tahun. Ia tak mau membebani mereka berdua, cukup ia saja yang menanggung semua ini sendirian.

"Apa yang a-aku lakukan? Hiks ... Ha-harusnya a-aku ba-bahagia. Hiks ..."

Ya, seharusnya ia bahagia sekarang. Karena, Tuhan masih berbaik hati mengabulkan permintaannya.

--HATE--

At Cafe Universe.
Satu tahun yang lalu.

"Apa maksudmu, Taeyeon!?" Jieun tak percaya dengan apa yang ia dengar sekarang. Ia mengepalkan tangannya dan menatap geram Taeyeon.

"Jieun-" Taeyeon tersenyum, tetapi senyuman itu malah membuat Jieun tak dapat menahan amarahnya. Dia muak.

"Jangan gila, Taeyeon-ah!" pekik Jieun, "Aku sudah lama melupakan perasaanku pada Baekhyun karena kau! Dan sekarang kau- Aakh!"

Jieun memalingkan wajahnya, berusaha menahan gejolak yang berebut keluar dari kepalanya. Mendengar permintaan gila sahabatnya membuat kepalanya seakan mau pecah.

Merebut kekasihnya sendiri. Apa dia sudah gila?

"Aku tahu kau bisa Jieun. Aku juga tahu, kau masih mencintai Baekhyun." Taeyeon menarik tangan Jieun, membuat perhatian Jieun teralih padanya.

"Aku mohon, lakukan ini untukku." Taeyeon menghela nafas berat, "Karena aku sadar, aku tak pernah mencintainya."

"Taeyeon! Kau!?"

Taeyeon hanya membalas pertanyaan Jieun dengan seulas senyuman. Ia melepaskan kontak tangannya dan menarik cincin pertunangan yang terpasang apik di jari manisnya. Melemparkannya tepat diatas meja, dihadapan Jieun.

"Benda ini seharusnya tak ada di jariku." gerutunya, memandang jijik cincin yang baru saja ia lepas, "Seharusnya aku tak pernah menerima lamarannya. Melihat wajah cerianya setiap hari membuat hatiku muak."

Lagi-lagi, Taeyeon mengeluarkan apa yang tak sepantasnya ia ucapkan. Jieun menggigit sudut bibirnya, berusaha mengontrol emosinya yang bisa meledak kapan saja.

Brak!

Jieun bangkit dari kursinya, menggapai dompet dan tersenyum remeh ke arah Taeyeon.

"Baiklah, jika itu maumu, Taeyeon-ah. Aku akan senang hati melakukannya. Aku juga tak rela Baekhyun menikahi wanita yang ternyata telah membohonginya selama ini." desis Jieun sebelum pergi meninggalkannya.

Tring!

Bel pintu kaca berbunyi, membangunkan Taeyeon yang masih bergulat dengan pikirannya sendiri. Ia menundukkan wajahnya, menyembunyikan kedua hazel matanya yang mulai memerah.

"Jieun, Baekhyun. Mianhae ..."

"Hiks ... Ak-aku minta maaf."

"Maafkan aku."

Maaf, hanya itu yang dapat ia ucapkan saat ini. Karena keputusan yang ia buat. Dia telah menyakiti hati mereka berdua. Dan sekaligus hatinya sendiri.

Dia ingin melihat mereka bahagia. Terutama Baekhyun, pria itu begitu berarti baginya. Ia takut, ia tak bisa mewujudkan keinginan pria itu. Membangun keluarga kecil dengan sepasang anak didalamnya dan hidup bahagia hingga maut memisahkan mereka berdua.

Taeyeon terisak, harapan itu terlalu besar untuknya.

Dia juga ingin melihat Jieun bahagia, bagaimana sahabatnya rela melepaskan rasa cintanya pada Baekhyun untuk dirinya. Berkat keputusan Jieun, ia dapat merasakan apa itu yang namanya 'mencintai dan dicintai'. Dan ia sangat berterima kasih akan hal itu.

Dia tahu, ini egois. Tapi, setidaknya, disisa hidupnya yang menyedihkan. Biarkan ia membahagiakan orang-orang yang ia cintai dengan caranya sendiri.

"Tuhan, aku mohon. Kabulkan permintaanku."

"Tolong, buat mereka bahagia."

.
.
.
.
.

AND

Akhir-akhir ini, mood aku lagi melow 😣

Suka nangis gitu kalau dengar lagu sedih. Dan timbullah cerita dengan ending kek ginian :'(

By the way, selamat ulang tahun buat Taeyeon Eonni! 😍 semoga diberi kesehatan, karirnya lancar dan cepat lamaran sama mas cabe 😂

Sebagai pembaca yang baik, tinggalkan jejak baik berupa vote maupun komentar ya! 😘

See you, guys!

The Tale Of BaekyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang