33. Paper Heart (Pt. 2)

259 39 31
                                    

.
.
.
.
.

Setiap kata yang tertulis menggambarkan isi hatinya.
Seluruh hatinya, bahkan sisi tergelapnya sekalipun.

🍂🍂🍂

--PAPER HEART--

Bersih, rapi dan sepi. Kata-kata itulah yang pertama kali terlintas dipikiran Taeyeon saat pertama kali menapaki rumah lantai dua bergaya minimalis itu. Setiap dinding rumah di dominasi warna putih tulang dengan aksen hitam pekat yang sangat bertolakbelakang satu sama lain.

"Ayo, masuk. Buat dirimu senyaman mungkin disini, Taeyeon." Baekhyun berbalik ke arah Taeyeon setelah melepaskan sepatunya yang terlihat basah akibat terkena genangan air hujan yang tercipta di halaman rumahnya tadi.

Senyaman mungkin katanya? Bagaimana bisa dia nyaman di rumah bersama seorang pria dewasa dalam keadaan yang mengenaskan seperti ini? Apalagi saat ia melihat bagaimana basahnya kemeja putih sang guru yang tampak samar-samar menampilkan apa yang tersaji di balik kemeja itu serta bagaimana seragam putihnya yang tak kalah mengenaskan jika dibandingkan dengan yang Baekhyun kenakan. Atau mungkin, dia jauh lebih mengenaskan.

"Te ... Terimakasih, Ssaem." tutur Taeyeon tulus, walau masih ada sedikit keraguan di balik mata beningnya.

"Hei, kenapa tasnya dipeluk terus seperti itu? Sini biar aku anginkan dulu." Baekhyun datang menghampiri Taeyeon dan menarik tas sekolah yang sedari tadi berada di dalam pelukan sang gadis.

"Eh? Ti-tidak perlu, Ssaem. Nanti tasnya juga kering sendiri." Taeyeon berkilah. Tampak tidak ingin menyerahkan tasnya guna melindungi aset berharga yang gadis itu yakini akan terpampang nyata dibalik seragamnya.

"Kalau kau peluk seperti itu terus kapan mau keringnya, hm? Sudah berikan saja padaku." Baekhyun dengan cerdik membantah alasan gadis itu. Karena kalah dalam berargumen, akhirnya gadis itu pasrah dan menyerahkan tas kesayangannya itu kepada Baekhyun.

Dengan tangkas, Baekhyun mengeluarkan seluruh isi tas Taeyeon dan meletakkannya di atas meja ruang tamu. Menggantung tas itu di area samping, dimana ada tali tebal menjuntai tempatnya biasa untuk menjemur seluruh pakaiannya.

Taeyeon melipat kedua tangannya di dada, tubuhnya luar biasa menggigil karena masih mengenakan seragam basah, apalagi saat ia menyadari branya kini tercetak jelas di balik seragam. Taeyeon luar biasa malu, dengan segenap kekuatan dia menutupi salah satu aset berharga bagi seorang wanita. Gadis itu berjalan tertatih ke arah kursi plastik di sudut ruang tamu dan duduk di atas sana.

Berbanding keadaan dengan Baekhyun, pria itu malah dengan santainya membuka kemeja, membiarkan tubuh atletis miliknya terekspos di depan anak didiknya sendiri dan menggantung kemejanya yang basah itu di sisi tas Taeyeon.

"Kamu mau minum apa?"

"Eh?"

Baekhyun sejenak memalingkan wajahnya ke Taeyeon yang tertegun melihat dirinya, "Mau minum apa? Kamu mau teh, susu atau kopi?"

Taeyeon menelan ludah, dia memalingkan wajahnya yang menghangat saat melihat bagaimana lekuk tubuh pria dewasa di hadapannya. Begitu seksi dan panas. Pantas saja banyak teman-teman sekelas mereka yang diam-diam menaruh rasa suka pada pria yang satu ini.

"Uhm, Taeyeon mau teh saja, Ssaem."

"Teh tawar atau manis?"

"Yang manis, Ssaem."

Baekhyun tertawa kecil, "Sama seperti orangnya." lirihnya, teramat pelan.

"Maaf, Ssaem tadi bilang apa?" Taeyeon yakin tadi ia mendengar pria itu mengatakan sesuatu tadi.

The Tale Of BaekyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang