26. Insomnia (Pt. 3)

544 62 10
                                    

.
.
.
.
.

Apa aku bisa tidur disini, Taeyeon?
No, don't worry.
I'll not anything harsh like making love with you.
Not yet.

🍂🍂🍂

--INSOMNIA--

Taeyeon menyangga dagunya dengan salah satu tangannya sementara tangannya yang lain memegang batang pulpen, matanya lurus ke depan, memandang papan tulis yang sudah terisi dengan coretan-coretan dimana seorang pria berusia uzur-guru paling menyebalkan seantero sekolah-tengah menuliskan deretan angka serta rumusnya.

Dari luar, memang dia terlihat fokus dengan pelajaran. Tetapi, pikirannya jauh melayang pada sesosok pria iblis yang baru 2 hari yang lalu resmi menjadi pacarnya.

Garis bawahi, resmi secara paksa.

Andaikan saja waktu bisa berhenti. Andaikan saja mereka tidak pernah bertemu. Mungkin ia tidak perlu merasa tertekan seperti ini. Tapi, siapa yang mau menyelamatkannya dari pria segila Baekhyun?

Apa dia harus memberitahu Kyuhyun-ketua kelasnya-tentang ini? Tentang Baekhyun? Tidak, dia tidak bisa mengambil resiko untuk itu. Jika ia nekad memberitahu apa yang sebenarnya terjadi pada orang lain, bisa saja orang itu akan terseret ke dalam masalah.

Taeyeon menggeleng. Tidak. Hal itu tidak boleh terjadi. Dia tidak bisa membiarkan orang lain terluka karena dirinya.

Tring!

Bel sekolah tanda istirahat kedua sudah berbunyi. Istirahat kali ini cukup lama, sekitar 45 menit sebelum mereka memasuki mata pelajaran terakhir. Teman-temannya yang lain, satu persatu keluar dari kelas mereka.

"Oi, kamu pacaran dengan anak kelas sebelah ya?" Seohyun datang, menepuk pundak Taeyeon hingga membuat Taeyeon menoleh dengan ekspresi suprise pikachu face.

"Hah, a-apa?"

"Hahahah! Anak ini sok polos! Ngaku masih single tapi diam-diam di belakang kau pacaran sama Baekhyun! Ciee! Udah taken!" Seohyun tidak henti-hentinya menyemburkan celotehan dan pertanyaan bertubi-tubi pada teman sekelasnya ini.

Sementara, Taeyeon masih memproses apa yang Seohyun bicarakan. Pacaran? Baekhyun? Ya, Tuhan. Perasaan dia belum cerita ke siapapun masalah ini. Kenapa beritanya bisa menyebar secepat itu?

"By the way, Tae, aku lapar nih. Mau ke kantin enggak?"

Ke kantin? Tentu saja Taeyeon ingin.

Tapi, bagaimana jika disana ia malah bertemu dengan pria creepy berotak mesum yang sudah mengotori bibir perawannya kemarin? Tidak, dia tidak mau.

"Ah, kau duluan saja. Aku ingin mencatat materi di papan tulis." kilah Taeyeon.

"Kau yakin?" Taeyeon mengangguk, "Hah, baiklah. Kalau begitu aku duluan ya. Bye!"

Kini hanya tersisa dia, seorang diri di dalam kelas. Taeyeon menghempaskan nafasnya, lalu menumpuk kedua tangannya di atas meja dan menyembunyikan wajahnya di atas tangannya. Taeyeon merengek kesal. Oh, Tuhan. Dia memang masih single, dia juga ingin merasakan apa yang teman-temannya rasakan, memiliki seorang pacar yang selalu menaruh perhatian padanya.

Tetapi, kenapa harus dia? Kenapa harus pria seseram Byun Baekhyun!?

"Hai, sayang."

Deg!

Masih dalam posisi yang sama, tubuh Taeyeon seketika membeku saat suara khas pria itu masuk ke gendang telinganya.

Demi mulut Kyuhyun yang setajam silet. Apa yang pria itu lakukan di kelasnya!?

Taeyeon mengangkat wajahnya, memaksakan bibirnya untuk tersenyum walau sebenarnya ia ingin sekali berteriak seperti orang gila, "Ha-hai, Baekhyun. Apa yang kau lakukan disini?"

Baekhyun mengalihkan atensinya ke arah lain, menarik salah satu kursi dan mendekatkannya di meja Taeyeon, tepat di samping meja Taeyeon.

"Sayang, tadi aku mencarimu di kantin, tapi kau tidak muncul-muncul. Jadi, aku datang ke kemari dan ternyata kekasihku yang cantik ada disini!" Baekhyun tersenyum sumringah.

Dia meletakkan sebuah kotak bekal yang ia bawa di meja Taeyeon lalu membukanya. Beberapa potong sushi dan harumnya aroma daging sapi bakar yang menggoda selera tepat ada di depan katanya.

"Kau pasti laparkan? Ini makanlah." Baekhyun mengambil sebuah sushi dengan sumpit dan menyodorkannya pada Taeyeon.

"Ayo, buka mulutmu. Aaaa!" Taeyeon tidak ada pilihan lain, ia membuka mulutnya dan membiarkan Baekhyun memasukkan makanan itu ke dalam mulutnya.

"Bagaimana? Enak bukan? Semua ini aku buat khusus untukmu, sayang." Baekhyun mengambil daging, meletakkannya di atas sushi dan kembali menyuapkannya pada Taeyeon.

Taeyeon terhenyak. Baekhyun tahu kebiasaannya di istirahat kedua selalu pergi ke kantin? Dan dia juga tahu apa saja makanan kesukaannya?

Baekhyun terus menyuapi Taeyeon dengan buah mahakarya hasil menyontek dari resep masakan di internet. Tidak sia-sia dia kemarin membeli bahan makanan dan belajar cara memasak. Well, dia bisa saja memesan makanan siap jadi untuk gadis itu. Tapi, untuk kali ini dia ingin hasil jerih payahnya belajar di dapur yang mengisi perut gadis itu.

Dan kelihatannya, Taeyeon sangat menyukai masakannya. Dan membuat pria bermarga Byun itu tak henti-hentinya mengulum senyuman bangga ketika melihat pipi gadis itu menggembung karena tengah mengunyah makanannya. Cara makan Taeyeon mengingatkan ia dengan kucing. Sangat menggemaskan.

Saat Baekhyun kembali menyuapi untuk kesekian kalinya, Taeyeon menggeleng seraya menutup mulutnya, "A-aku sudah kenyang."

"Hm, okay." Baekhyun merapikan kotak makanannya dan menggeser kotak plastik itu di depan meja. Ia membelai pipi pualam Taeyeon dengan salah satu tangannya. Pipi gadis itu sangat halus seperti kain sutra. Dan Baekhyun berani bertaruh, dia tidak pernah bosan untuk menyentuhnya.

"Kau sangat cantik." puji Baekhyun untuk yang kesekian kalinya. Dengan manik matanya yang hanya terkunci pada gadis itu. Dengan tatapan dimabuk perasaan suka yang ia pendam dalam-dalam sejak ia pertama kali bertemu dengan Taeyeon.

Mendengar perkataan Baekhyun, Taeyeon tersenyum simpul. Baekhyun bukan hanya memata-matai kehidupannya, bertingkah aneh dan mengancamnya dengan sebilah pisau. Dia juga terobsesi ingin memilikinya.

Tetapi, kenapa saat ini ... Dia merasa senang? Kenapa jantungnya kian berdebar ketika tangan pria itu mulai meraba pipinya?

Sungguh tidak masuk akal. Seharusnya dia takut. Pria itu memperlakukannya seperti Tuan Putri. Namun kedua matanya seperti seekor serigala yang tengah kelaparan. Dan tidak ada yang tahu apa isi kepalanya. Pria itu terlalu pandai untuk menyembunyikan semuanya di balik topeng malaikat.

Taeyeon benci, dia benci dengan hatinya. Apa semua ini tercipta karena dia sudah terlalu lama hidup seorang diri?

"Terimakasih untuk bekalnya, Baekhyun." ucap Taeyeon, mengabaikan jari jempol Baekhyun yang tengah mengusap permukaan bibir bawahnya dengan gerakan sensual.

"Anything for you, my pincess." Baekhyun mendekatkan wajahnya, memiringkan wajahnya dan menempelkan belahan bibirnya pada bibir mungil gadis itu.

.
.
.
.
.

END

A.n :

Kalau suka, jangan lupa beri dukungan berupa vote ataupun komentar ya! :v awowkwowkwowk!

Btw, mungkin karena mbak Tae kelamaan jomblo, jadi dimanisin sedikit jadi baper :v #plak

The Tale Of BaekyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang