8• Pulang Sekolah

8.3K 350 0
                                    


New - Daya 🎶

***

"LOUVEE!!"

Tangan yang semulanya sedang asik menarikan sebuah alat tulis berwarna ungu di atas sepucuk kertas dengan berbagai coretan berupa angka yang terus menerus digabungkan dengan huruf abjad X dan Y itu seketika berhenti bergerak.

Sang pemilik tangan yaitu Ivory, mendongak dan membelokkan arah penglihatannya ke pintu kelas yang hanya terbuka sebagian.

"Why?"

"Ck." decak Qiona berjalan tergesa-gesa menghampiri meja yang ditempati oleh Ivory.

Ada Wanda juga yang langsung ikut bergabung, sebelumnya ia sedang duduk di meja guru memperhatikan tiap-tiap kegiatan yang dilakukan oleh teman-temannya. Sedari tadi mengawasi, hanya satu orang terlihat rajin di mata Wanda yaitu, Ivory. Ia terlihat sangat asik mencorat-coret angka di atas kertas, sedangkan yang lainnya hanya asik bermain.

"Cowok lo dalam masalah!" panik Qiona memberitahukan berita yang pastinya belum diketahui oleh Ivory tersebut.

Wanda maju. "Kastara?" tebaknya tak tau juga. Dari tadi mereka hanya berada di dalam kelas, hanya Qiona yang keluyuran.

Qiona menatap Wanda. "Emangnya pacar Ivory ada berapa?" deliknya tak santai.

Wanda cengengesan menggaruk tengkuk yang tak gatal. "Gue masih belum percaya kalo Ivory sama Kastara tuh pacaran."

Qiona mengangguk setuju. "Gue juga nggak nyangka sih, tapi, sekarang ada yang lebih penting daripada itu!"

"Mereka nyerang sekolah mana lagi?" tanya Wanda melipat tangan santai.

Ivory menatap Wanda dan Qiona bergantian. Ia tak paham dengan apa yang sedang keduanya bahas.

"Nyerang gimana?"

Qiona menoleh cepat pada Ivory yang akhirnya mengeluarkan suara setelah sekian lama dicerca. Dari tadi Ivory memang belum menjelaskan mengenai kejadian di lapangan bersama Kastara itu, katanya nanti aja jelasinnya kalo udah pas waktunya.

Qiona menumpukkan kedua tangannya ke atas meja yang berada tepat di depan Ivory. "Kastara nyerang SMA Pancasila."

Ivory mengerjap tak paham. "Tawuran?" beonya menebak.

Qiona menggeleng seraya bertopang tangan di masing-masing pinggang. "Balas dendam."

"Ck. Nggak usah berbelit-belit, Ivory nya pusing." sergah Wanda cepat melihat kelinglungan yang ditunjukkan Ivory.

"Anak Pancasila duluan yang cari gara-gara pastinya, karena Kastara sama gengnya nggak pernah nyerang duluan." Lanjutnya memberi kejelasan tanpa berbelit-belit seperti Qiona.

"Mereka berantem?" tanya Ivory tampak terkejut.

"Nggwk usah khawatir, Vo. Kastara pasti menang." ujar Qiona menepuk bahu Ivory. Seolah mengerti keterkejutan Ivory yang khawatir kepada pacarnya.

"Aaaa!" jerit Qiona tiba-tiba membuat seisi kelas menjadi sunyi seketika.

"Kenapa lagi lo?" tanya Wanda sama terkejutnya. Qiona itu sangat tidak tertebak, kadang bersikap dewasa dan kadang bersikap seolah itu bukan dirinya.

"Gue gemes banget sama pasangan baru ini!" gemas Qiona memeluk Ivory tiba-tiba.

Wanda bergidik ngeri. Kan. "Aneh." Menjauh dari kedua orang yang sedang berpelukan itu.

"Pengen dehh satu sekolah sama pacar juga, kalo bisa satu kelas juga kayak kalian berdua." ujar Qiona berseri-seri.

"Pacar, pacar." cibiri Wanda pada Qiona. "Sejak kapan lo punya pacar?" tanyanya telak berhasil membuat Qiona terbungkam.

KASTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang