***
Pukul 07.55.
"Ivory, lo mau ngapain lagi?"
"Tunggu bentar," sahut Ivory tergesa-gesa berlari masuk ke dalam kamar mandi lagi.
"Mau ngapain lagi tuh anak?" Wanda bertanya penasaran. Qiona menggelengkan kepala tanda tak tahu.
"Buruan," ujar Qiona tak sabaran menunggu di depan pintu bersama Wanda.
Ivory keluar terburu-buru, penampilannya tampak berbeda dari sebelumnya. Tadi pagi ia memakai hoodie tebal karena kedinginan, dan sekarang sudah diganti dengan baju kaos biasa berwarna abu-abu serta celana sweetpants yang bagian bawahnya ditarik naik sedikit hingga tepat di bawah betis.
Sepatu putih turut mendukung penampilannya, rambut hitam sepunggungnya dibiarkan tergerai bebas tanpa ada hiasan yang mendukung seperti biasa.
"Tunggu," sela Qiona tiba-tiba berjalan masuk ke dalam kamar.
"Penampilan lo ada yang kurang, harus pakai ini, nih." Qiona mengambil sebuah jepit rambut berwarna Ungu dari dalam kopernya.
Memakaikan benda kecil itu tepat di rambut Ivory,
"Cantik," pujinya.
"Udah kan, ayo." Wanda segera mengajak kedua temannya bergegas karena jangan sampai mereka lupa waktu dan berakhir kena marah.
Rupanya bukan cuma mereka bertiga yang terburu-buru, penghuni lain di gedung itu juga sama telatnya, tinggal lima menit waktu tersisa dan mereka masih terlihat mengantri di depan lift.
"Tangga aja lah," usul Qiona malas mengantri seperti yang lain.
Wanda dan Ivory saling tatap, memang jarak ke bawah dengan menggunakan tangga tak terlalu jauh, hanya saja akan tetap menghasilkan keringat.
Qiona menatap keduanya yang sedang berpikir. Melambaikan satu tangan memanggil, "Udah ayo, kelamaan kalo tunggu lift."
Memutuskan sebelah pihak. Berjalan turun tanpa mendengar pihak lainnya.
Mau tak mau Ivory dan Wanda harus mengikuti.
"Kita harus kemana?" tanyakan Wanda telah berjalan juga menuruni tangga.
Ivory mengangkat kedua bahu, "Ikutin dia aja," ujarnya menunjuk Qiona dengan dagu.
Qiona sangat berguna di saat seperti ini.
"Kafetaria," ujar Qiona ketika telah tiba di lantai paling bawah. "Kita akan sarapan di Kafetaria," jelasnya berbalik sebentar lalu lanjut berjalan lagi tanpa aba-aba.
"Teman lo," kekeh Wanda bergeleng takjub.
Qiona mengetahui semuanya, atau lebih tepatnya mengetahui yang tidak mereka ketahui.
Ivory ikutan terkekeh, Qiona sangat bersemangat.
"Ayo," keduanya pun segera bergerak mengikuti jejak Qiona.
Pemandangan di pagi hari sangat menakjubkan, melihat lapangan yang berjejer rapi.
Lapangan Basket, Futsal dan Voli. Lapangan-lapangan itu berjejer rapi dengan hanya dibatasi garis, kecuali untuk basket yang dikelilingi semacam jaring dengan lubang-lubang kecil berjumlah banyak.
![](https://img.wattpad.com/cover/261788609-288-k919789.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KASTARA
Teen FictionLET'S READ! Ini tentang Kastara Ganendra, seorang remaja laki-laki dengan kehidupannya yang terbilang luar biasa bagi seorang gadis yang bernama Emeralda Ivory Louve. KASTARA Sang pemberontak, tak suka diatur dan selalu bertindak semaunya. Memiliki...