30• Tuan Muda

6K 259 4
                                    


***

Ivory berjalan mengikuti Kastara dari belakang, memperhatikan kiri dan kanan, suasana yang sangat lengang untuk ukuran rumah sakit besar.

Entah apa tujuan Kastara, Ivory hanya mengikuti. Gadia itu khawatir jika terjadi sesuatu pada Kastara, mengingat bagaimana ekspresi terkejut Kastara saat menerima telepon ketika masih berada di sekolah tadi.

Memasuki lorong-lorong kamar, Ivory langsung dihadapkan dengan beberapa pria berstelan jas hitam rapi. Bodyguard, itu julukan yang tepat -sepertinya- untuk mereka.

Melewati tiap-tiap kamar yang terlihat kosong namun berdiri tegap sesosok pria berbadan kekar di depan pintunya seolah sedang berjaga yang entah apa.

Siapa yang akan ditemui Kastara? Pikir Ivory sangat penasaran.

Sepertinya orang penting, karena sampai dijaga ketat seperti ini.

"Dia pacar tuan muda."

Ivory sontak menoleh. Sepertinya mereka sedang membicarakannya, bukannya ia kepedean, hanya saja tatapan mereka menghunus transparan kepadanya. Berbisik-bisik membuat kecurigaannya semakin meningkat.

"Tuan Gama ada di dalam," seseorang terdengar melapor pada Kastara. Kastara mengangguk, sebelum masuk ke dalam ruangan. Tak dilupakannya juga Ivory, mengajak gadis itu untuk masuk bersamanya.

Orang yang melapor kepada Kastara sebelumnya, juga menunduk hormat kala Ivory melewatinya.

Ivory tak banyak bertanya, terus mengikuti langkah kaki Kastara, padahal ia sudah sangat penasaran setengah mati.

Sementara Ivory masih berpikir, Kastara terus berjalan mendekati ranjang yang berada di dalam ruangan yang mereka masuki itu.

Ivory sempat bersitatap selama sedetik dengan sosok pria dewasa yang terlihat hampir seusia dengan Papanya. Sekitaran 30-an ke atas, sekitaran itulah umur Sang pria dewasa -yang belum diketahui namanya- menurut perhitungan cewek itu.

Ivory tak beranjak dari posisinya, memilih diam di tempat dengan jarak sekitar dua meter dari posisi Kastara sekarang berada.

Memperhatikan pria dewasa yang berdiri di sisi ranjang, juga Kastara yang berdiri di sisi ranjang yang lain. Keduanya berhadapan dengan ranjang sebagai sekat di tengah-tengah.

"Dia kritis," suara terdengar berat yang berasal dari pria dewasa kontan memecah keheningan beberapa detik.

Ivory mencoba menyimak dengan tenang, siapa yang kritis? Apakah wanita yang terbaring di atas ranjang itu? Sepertinya begitu.

Belum sempat Ivory mendengarkan kalimat Kastara yang tampak terkejut -terlihat dari air mukanya- Pria dewasa itu kembali melanjutkan kalimatnya, "Tapi sekarang dia sudah baik-baik saja."

Ivory secara spontan mendelik, tapi tak begitu kentara, dilihatnya langsung ekspresi Kastara. Cowok itu terlihat menghelakan napas, sepertinya merasa lega mendengar penuturan Sang pria dewasa. Namun terlihat dari ujung matanya, ia sama kesalnya dengan Ivory.

"Di situasi seperti ini pun, Anda masih sama menyebalkannya," decih Kastara memalingkan wajah. Malas beradu tatap dengan pria yang menjuluki dirinya sendiri sebagai papanya itu. Meskipun pada akhirnya ia luluh dan memanggil papa pada Gama juga.

KASTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang