72• Kecil Kesempatan

3K 126 2
                                    


Bukanlah sebuah kemenangan yang diharapkan oleh Ivory, bukan sebuah keselamatan juga untuk dirinya.

Asalkan teman-temannya dapat selamat dan keluar dari gedung yang berpotensi akan meledak tersebut, maka Ivory akan melakukan segala cara.

Raya telah menyinggung sesuatu yang salah, tidak seharusnya ikatan Ivory dan Trevor ia sebutkan. Mengatakan telah menghancurkan Trevor sedangkan Ivory masih dapat merasakan ikatan dengan seseorang.

Perbuatan Raya adalah sepenuhnya kesalahan.

"Athan, Saad," panggil Ivory punya rencana untuk bom yang dipasangkan pada tangan keduanya.

"Lo berdua harus nyusul mereka hati-hati, kita nggak bisa ledakkin apapun di sini."

Athan mengangguk, "Tapi lo juga harus ikut kita,"

Ivory berbalik menatap Raya, "Nggak sebelum lo semua keluar dari gedung ini."

"Tapi Vo," sela Saad tampaknya tidak setuju dengan keputusan Ivory.

"Gue nggak bisa bertindak apapun karena keberadaan kalian, jadi gue mohon pastiin yang lain selamat biar kalo gue mati di sini itu nggak jadi sia-sia."

"Ivory,"

"Athan, Saad," ucap Ivory menyorot keduanya dengan serius.

"Gue sayang sama Kastara, gue pengen ketemu dia lagi dan ungkapin semuanya sendirian. Tapi gue harap apapun yang terjadi di sini nggak buat lo berdua yang sampaiin perasaan gue," ungkap Ivory tanpa menatap wajahnya keduanya.

"Pergi dari sini kalo mau gue tetap hidup," ujar Ivory memerintah kedua orang tersebut.

"Gue tunggu lo di luar Vo," ujar Athan menatap Ivory sendu.

"Hati-hati Vo," pesan Saad sebelum menghilang dari menuruni tangga.

"Apa rencanamu Ivory, membebaskan semua temanmu dan melakukan bunuh diri bersama di sini."

"Kalau itu yang terbaik," seringai Ivory menghadapi Raya dengan sikap beraninya.

"Dasar gila!"

"Lo yang lebih gila!" balas Ivory sarkas. Mendecih menatap Raya yang telah menggertak marah karena kehilangan kendali atas situasi.

"Semuanya tentang Danuarga, jangan bersikap seolah kamu pemilik segalanya!"

Ivory sekali lagi mendecih terhadap ujaran Raya yang sangat omong kosong.

"Satu yang lo nggak pernah tau tentang orang tua gue, keberanian yang mereka miliki mampu menyelamatkan orang-orang yang mereka sayang!"

"Pemikiran bodoh!" teriak Raya tidak terima tampaknya.

"Menyelamatkan orang-orang yang disayangi tapi juga mengorbankan saudara sedarah sendiri!"

Ivory memang tidak mengetahui apapun tentang saudara sedarah Jendral yang lain selain Rajendra yang dikenalinya, tentang Raya pun ia tak tahu golongan mana perempuan gila itu berasal.

Meskipun akhirnya nanti fakta bahwa mereka bersaudara, atau memiliki ikatan lain tapi tidak akan membuat Ivory menyurutkan keyakinan mengenai Raya yang memiliki jiwa sedikit gila.

"Kak Jendral tidak pernah mengorbankan saudaranya sendiri!"

Suara asing mendadak hadir dan menyela di antara pembicaraan Ivory dan Raya.

Dari arah tangga tiba-tiba muncul sosok laki-laki yang sangat tidak disangka kehadirannya, dari pemutaran video Raya sebelumnya menunjukkan Rajendra yang terikat dan dikelilingi kobaran api menyala dalam suatu ruangan.

KASTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang