***
"Woohhoooo!!"
"Jagoan baru SMA Armada nihh! Gak ngecewain!!"
"Bangga banget gue sama lo Vo," ujar Wanda seraya tersenyum memberikan pelukan untuk Ivory yang telah berhasil membawa harum nama SMA Armada-sekolah mereka.
"Iya Louve, tadi di awal lo kelihatan santai banget. Sampai semua orang di podium ngeremehin sekolah kita," sahut Qiona. Berjalan mendekat dengan sebelah tangan memegangi satu botol minuman.
"Taunya pas di akhir lo berhasil rebut semua poin!"
Memberikan minuman itu pada Ivory, yang langsung disambut oleh Ivory. "Dan kalian tau gak, ini kemenangan perdana kita sejak dua tahun yang lalu."
Wanda menggaruk pelipisnya yang tidak gatal, "Baru kali ini gue nonton Olimpiade." Terangnya menjelaskan bahwa dirinya tak tahu apa-apa mengenai prestasi sekolah mereka.
Qiona sontak saja melemparkan tatapan malasnya kepada Wanda. "Urus aja game lo itu, sekolah sendiri gak dipeduliin."
Wanda mengedikkan bahu, "Lagian gak guna juga nonton begituan, yang kerjain mereka, yang tambah pinter juga mereka. Sedangkan kita dapat hikmahnya aja."
"Terus ini, lo datang gak ikhlas gitu?!" sewot Qiona bertanya pada Wanda.
"Ikhlas dongg!" sahut Wanda cepat. "Demi Louve, apapun gue lakuin."
Ivory menghela napas pendek, dimanapun tempatnya berada kedua manusia di hadapannya itu tak pernah lupa untuk bertengkar.
Berpikir sejenak, "Yang lain kemana?" Tanya Ivory kemudian.
Tidak melihat keberadaan teman-temannya yang lain -rombongan kelas-
"Mereka lagi keliling, yang cowok gak tau kemana, kalo cewek-ceweknya tadi gue sempat lihat lagi nonton basket." jawab Qiona. Sempat melihat keberadaan teman-temannya ketika kembali dari membeli minuman.
"Gue gak lihat Kastara," ujar Wanda menyadari tak ada sosok yang selalu menyempil ketika ketiganya berkumpul seperti sekarang ini. "Kemana tuh cowok, biasanya lengket mulu sama lo Vo." sambungnya mempertanyakan keberadaan Kastara yang tiba-tiba menghilang.
Ivory jadi ikutan berpikir, tadi selepas bubarnya semua orang dari podium, Ivory juga belum bertemu lagi dengan Kastara. Abdan yang merupakan partner lombanya juga tiba-tiba menghilang setelah penerimaan hadiah.
***
"Apa-apaansih lo?!" bentak Abdan dengan wajah memerah menahan amarah.
Kastara berdecih sinis, "Brengsek lo!" makinya keras kepada Abdan.
Abdan yang telah terpojok di sudut, menatap bingung kepada Kastara. Tangan kanannya digunakan memegangi sudut bibir yang terus mengeluarkan darah akibat bogeman mentah yang diberikan Kastara sebelumnya.
Kastara melangkah maju, menarik kerah seragam Abdan lagi. "Hentiin taruhan yang lo lakuin itu!" ucapnya tajam.
Abdan berusaha memberontak melepaskan genggaman Kastara pada kerah seragamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KASTARA
Dla nastolatkówLET'S READ! Ini tentang Kastara Ganendra, seorang remaja laki-laki dengan kehidupannya yang terbilang luar biasa bagi seorang gadis yang bernama Emeralda Ivory Louve. KASTARA Sang pemberontak, tak suka diatur dan selalu bertindak semaunya. Memiliki...