28• Kotak Bekal

5.7K 239 0
                                    


***

Kastara kembali terlihat berjalan di koridor kelas sebelas, kali ini arahnya berkebalikan dari sebelumnya. Juga ada sesuatu yang terlihat berbeda dari dirinya yang sebelumnya.

Tidak. Bukan, bukan pakaiannya, bukan juga wajahnya. Tapi sesuatu yang sedang dibawanya, Kastara membawa paper bag berwarna cokelat di tangan kanannya. Apa itu? Beberapa orang melirik Kastara diam-diam, memperhatikan dengan raut wajah penasaran, kira-kira apa isi paper bag yang sedang dibawa Kastara.

Kastara berbelok arah, entah kemana langkah kakinya akan pergi. Tepat beberapa ruangan lagi ke depan, ada satu ruangan yang terlihat ramai dikelilingi murid. Dan yang terlihat mendominasi adalah laki-laki.

Kastara tampak tak acuh saja, terus berjalan mendekati kerumunan yang terjadi, ruangan yang sedang ramai itulah tujuannya. Ruang Dance Armada.

"Minggir," Kastara berucap datar. Menatap malas kepada mereka-laki-laki yang terus berseru memuji sesuatu yang sudah pasti perempuan.

Cantik banget anj!

Bodynya tipe ideal gue banget.

Bidadari dari kayangan!

Kepada siapa lagi pujian itu ditujukan, jika bukan kepada manusia yang berjenis kelamin perempuan. Kan tidak mungkin mereka memuji seorang lelaki dengan kata cantik.

Kastara melangkah masuk melewati mereka yang terlihat ingin marah namun urung saat mengetahui siapa yang menyuruh minggir, cowok pemberontak itu ikut berpikir mengenai siapa sih yang sedang mereka tonton sampai histeris seperti itu? Tak bisa terbayangkan perempuan seperti apa yang mereka puji, hanya satu nama yang terbayang di kepalanya ketika mendengar kata cantik yaitu; Ivory.

"Wohooo!!" seru Qiona berjingkrak kesenangan, menatap antusias ke arah tengah lantai dansa, "Go Vory! Go Vory go!" Melakukan selebrasi tanpa terencana.

"Huwaaa!! Kerenn bangett!" Lagi-lagi seruan Qiona terdengar, kali ini semakin heboh lagi.

Melihat Ivory yang tampak lihai meliuk-liukkan badannya di atas lantai kayu ruang dance mengikuti musik yang mengalun energik.

Tepuk tangan yang gemuruh seketika terdengar tepat setelah musik selesai memutar. Ruangan yang luasnya 2 kali lipat ruangan kelas itu memiliki dinding yang kedap suara sehingga sorakan dan tepuk tangan yang tercipta tak keluar dari ruangan, hanya saling memantul dan membuat suasana semakin riuh saja.

Ivory yang masih berdiri di tengah-tengah tampak berkeringat, belum beranjak dari posisi, gadis itu tersenyum menatap ke sekelilingnya. Niat hati ingin menonton mereka latihan, justru tertukar menjadi dirinya yang menjadi tontonan.

Baju putihnya yang semula berada di dalam rok, telah keluar, tampilan dirinya saat ini sudah seperti Kastara saja, jika dipikir-pikir keduanya memiliki kemiripan. Yaitu; bagaimanapun penampilannya keduanya tetap memesona.

Qiona berlari kecil menghampiri Ivory, "Lo keren bangett!!" Qiona memberikan dua jempolnya sebagai bentuk penghargaan.

Tak ada kata lain selain bagus, Ivory berhasil memukau semua orang yang berada di dalam ruang latihan dance itu.

Termasuk seseorang yang sedang berdiri di ambang pintu memegangi paper bag cokelat.

Ivory hanya tersenyum menanggapi pujian yang terus datang memujanya, "Eh, Vo, Kastara tuh." Ivory yang sedang berbicara dengan anak klub dance lainnya sontak menoleh mengikuti arah pandang Qiona yang semula memberitahu.

KASTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang