68• Pelaku

3K 131 1
                                    


○○○○○••••○○○○○

"Hati-hati," bisik Julian berada pada barisan terdepan.

Posisi mereka saat ini belum memasuki dalam gedung sepenuhnya, karena masih berusaha melihat dengan teliti situasi di dalam gedung tua tempat Ivory sedang disekap.

Setidaknya mengetahui informasi jumlah musuh yang disiagakan membuat mereka dapat lebih waspada.

"Saad," panggil Julian hanya mengetahui nama Saad saja.

"Iya," sahut Saad dengan mata yang juga terus fokus mengeliling mengawasi.

"Kamu akan ikut saya masuk bersama dia dan dia," tunjuk Julian kepada Athan dan Wanda.

"Saya Om," tunjuk tangan Qiona merasa bingung karena tidak ditunjuk juga seperti Wanda.

"Kamu,"

"Qiona Om," potong Qiona menyebutkan namanya agar disebut oleh Julian.

"Iya, Qiona dan anak yang tadi kalian berdua awasi di luar,"

Haidar mengangguk disusul segera oleh Qiona juga.

"Kalian siap?" tanya Julian melakukan ancang-ancang dengan sebelah tangan di angkat memberi aba-aba.

Tanpa ada suara mereka menyeru menjawab di dalam hati.

Julian mulai berjalan diikuti Athan, Wanda dan Saad. Keempatnya terus mengendap-endap secara berurutan.

"Ayo," ajak Haidar juga kepada Qiona untuk mencari tempat persembunyian agar memudahkan mengawasi dan menyampaikan informasi nantinya.

Mereka akan dijadikan pusat, dan tentu saja apapun yang terjadi ke depannya akan selalu berhubungan dengan mereka berdua.

"Sepertinya belum banyak yang berada di sini," bisik Julian memperhatikan beberapa orang yang menculik Ivory sedang berdiri mengawasi di depan sebuah ruangan.

"Berarti Pak Rajendra dalam bahaya," cemaskan Saad pada rekan kerja ayahnya. Memang Saad mengenali Rajendra dengan cukup baik, karena ia sering ikut pembicaraan bisnis ayahnya bersama keluarga Danuarga.

"Tenang saja, Rajendra memiliki pengawalan, dia akan diselamatkan," balas Julian sangat yakin.

"Kita harus menyelamatkan Ivory terlebih dahulu."

Wanda langsung memyetujui opsi yang dibuat oleh Julian mengenai Ivory yang harus didahulukan.

"Saya akan maju dan mengecoh mereka," tutur Athan mengusulkan ide. Sekitar dua orang yang mengawasi di luar pintu.

"Sama gue juga," sambar Saad akan membantu Athan melawan mereka.

Julian mengangguki, "Saya akan masuk bersama kamu." ucapnya kepada Wanda.

"Hati-hati," pesan Wanda kepada Saad dan Athan yang akan maju duluan melawan musuh.

"Lo juga," sahut Athan memberikan wejangan balik kepada Wanda.

"Kamu bisa bela diri?"

Wanda menatap Julian yang baru saja bertanya, menganggukkan kepala sekali sebagai tanda jawaban. Ia sedikit menguasai keahlian bela diri.

"Ayo," ajak Julian ketika penjaga di depan pintu telah pergi meladeni Athan dan Saad.

Wanda menatap kedua temannya yang sedang berkelahi, mengharapkan yang terbaik untuk mereka. Kemudian ia menyusul masuk dengan Julian yang sudah lebih dulu.

"Penyusup!"

Terdapat dua orang lagi di dalam ruangan yang bertugas mengawasi Ivory secara langsung.

Wanda ingin mendekati Ivory yang sedang duduk di atas kursi dalam keadaan terikat dengan sebuah kain penutup berwarna hitam yang membungkus kepalanya, namun seseorang telah berdiri mengahadanginya.

KASTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang