***
"Kastara, lo mau kemana?"
Saad bertanya pada Kastara yang terlihat berjalan di koridor kelas sepuluh dengan langkah terburu-buru.
Ada Athan juga yang melihat kepergian Kastara, Athan menatap Saad, keduanya seolah sedang bertukar pikiran. Athan menaikkan kedua alisnya, seolah mecerna maksud Saad. lalu kemudian mengedikkan bahu. Bertukar pikiran selesai.
"Susul aja yuk," ajak Saad tak berhasil menemukan apa alasan Kastara hingga terburu-buru seperti itu.
Athan mengangguk, menyetujui usulan Saad. Jangan sampai Kastara berbuat sesuatu yang macam-macam.
Pukul 2 siang, jika mengikuti waktu normal yang biasanya, maka sekarang seharusnya tak ada lagi siswa-siswi yang nampak berkeliaran di sekitar SMA Armada. Semuanya sudah harus berada di dalam kelas mengikuti pelaksanan proses belajar mengajar yang dipimpin guru. Tetapi untuk sekarang waktu itu tidak berlaku dulu secara efektif, karena seminggu ke depannya hanya kelas sepuluh dan kelas dua belas saja yang akan melaksanakan proses belajar mengajar tersebut, sedangkan kelas sebelas akan fokus mempersiapkan keberangkatan study tour mereka -yang entah kemana akan perginya nanti.
Athan dan Saad membalikkan badan, berjalan ke arah yang sebaliknya, tadinya mereka akan kembali ke kelas, ingin beristirahat sejenak karena lelah bermain Basket. Tapi, karena ada keadaan mendesak yaitu Kastara. Keduanya berinisiatif putar haluan untuk mengejar, melupakan sejenak rasa lelah yang menyerang tubuh.
Baru dua langkah keduanya bergerak, baik Athan maupun Saad sama-sama kompak berhenti melangkah, memfokuskan pendengaran pada sesuatu yang belum jelas terdengar. Suara derap kaki yang terdengar berlari dari arah belakang berhasil mengalihkan atensi keduanya, menengokkan kepala ke arah belakang, dan alangkah terkejutnya mereka melihat seseorang yang berlari tanpa aba-aba.
"eh, eh!" panik Saad segera menyingkir.
Ivory terlihat berlari tanpa rem. Dari kejauhan ia sudah menyuruh mereka menyingkir, ia tak bisa berhenti jadi menyuruh yang berada di depannya untuk menyingkir.
Athan juga segera menyingkir, bergeser ke seberang lain, memberikan akses pada Ivory agar bisa lewat di tengah-tengah.
"Ada apaansih?" herannya. Sebelumnya Kastara dan sekarang Ivory, keduanya seolah sedang bermain kucing-kucingan di lorong sekolah.
"Jadi nyusul gak?" tanya Athan. Memperhatikan Ivory yang terus berlari sepanjang koridor.
Saad tampak berpikir, menggeleng, "Nggak usah kali ya," ujarnya terdengar ragu. Menatap Athan meminta suara.
Athan terdiam, kemudian menyeru, "Tunggu perintah aja."
Saad mengangguk, lagipula sudah ada Ivory yang bersama Kastara, jadi tidak akan terjadi apa-apa. Mungkin.
Biarkan saja sepasang kekasih itu.
***Ivory menghela napas sedikit keras, semua gara-gara Kastara ia jadi berlari seperti sekarang. Meskipun mendumel dalam hati, Ivory tak turut memperlambat larinya. Ia berlari dengan harapan besar semoga masih bisa menggapai Kastara yang telah lebih dulu pergi.
Ivory tiba di ujung koridor, ia berhenti sejenak memperhatikan sekitar, tinggal beberapa meter lagi ia akan sampai di parkiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
KASTARA
Teen FictionLET'S READ! Ini tentang Kastara Ganendra, seorang remaja laki-laki dengan kehidupannya yang terbilang luar biasa bagi seorang gadis yang bernama Emeralda Ivory Louve. KASTARA Sang pemberontak, tak suka diatur dan selalu bertindak semaunya. Memiliki...