♡♡♡
Tersisa 4 jam lagi untuk menuju waktu perayaan besar.
Suara gaduh yang terdengar sangat meriah dan berasal dari area luar mulai memperlihatkan euforia pergantian tahun. Mereka semua terlihat bersenang-senang dengan penampilan yang terus berlangsung tanpa jeda di atas panggung.
Ivory dan Wanda kompak berdiam diri di dalam kamar, menyaksikan kemeriahan pentas kembang api yang tercipta dari jendela kamar mereka.
Menunggu Qiona yang belum sadarkan diri sejak dibaringkan 2 jam yang lalu.
Lampu-lampu dan riuhan suara manusia saling mendominasi menciptakan suasana yang menyenangkan.
Keduanya berdiri bersisihan, menatap ke depan pada hal yang sama. Hembusan angin menerpa, meniup rambut Ivory yang memang tergerai.
Qiona terlihat berbaring di atas kasur milik Ivory.
"Wan," panggil Qiona merasakan pening di kepalanya. Tubuhnya telah dibangunkan, bersandar dengan sebelah tangan yang menumpu di sisi tubuh.
"Qio," serempak Ivory dan Wanda berbalik ketika mendengarkan suara Qiona setelah lama merasakan keheningan di kamar tersebut.
"Lo udah bangun."
Ivory cepat mengambilkan air putih untuk Qiona, "Minum dulu."
Qiona mengambilnya, memang tenggorokannya terasa panas dan kering setelah baru tersadar dari tidur yang tidak dirasakan terjadinya.
"Sekarang jam berapa?"
"Jam 8 Qio, masih ada 4 jam lagi sampai malam puncaknya."
Malam puncak yang sangat dinantikan oleh semua orang.
♡♡♡
Suara kembang api yang diletuskan mulai terdengarkan dengan suaranya yang menggelegar dan menciptakan kemeriahan suasana di pesisir pantai malam itu, padahal waktu masih cukup panjang sampai acara puncak yang sebenarnya.
Kastara kini terlihat bersama dengan Haidar, berkeliling membeli keperluan yang akan mereka nikmati nanti malam.
Tentu saja mereka sebagai tim konsumsi.
"Untung aja Qiona bawa panci-pancinya."
"Tasnya cuma dua tapi muat banyak banget," komentari Kastara terhadap Qiona yang benar-benar di luar nalar.
Bukan panci yang sangat besar, semua peralatan Qiona adalah peralatan mini. Yang dianggapnya lucu saja yang akan dibawa.
"Gue juga bingung, semuanya masuk ke dalam tas."
Tawa Haidar kemudian terdengar saat membalas cetusan Kastara.
"Perasaan lo sama Qiona gak berubah ya Dar."
Haidar menolehkan tatap kepada Kastara yang tiba-tiba mencetuskan pendapat tentang perasaannya.
Seolah bukan sebuah rahasia lagi di antara mereka mengenai perasaan Haidar terhadap Qiona. Hanya Qiona saja yang tidak peka atau menolak menyadari sebenarnya.
"Qiona beda Kas, dari semua cewek yang pernah gue pacarin gak ada yang kayak Qiona."
Helaan napas Kastara terkeluarkan, "Terus kenapa lo gak jujur aja sama dia."
"Karena gue takut kehilangan dia Kas," jawab Haidar jujur.
"Hubungan serius gak pernah ada dalam hidup gue, dan gue takut bawa Qiona ke dalamnya."
Kastara masih tak akan bisa menimpali jika itu bersangkutan dengan kehidupan Haidar.
"Kalo sahabat, gak akan pernah rusak kan. Qiona sama gue akan selalu bareng-bareng."
"Artinya kalian hanya sahabat, dan lo gak punya hak lebih sama Qiona."
"Lo gak boleh cemburu kalo dia dekat sama yang lain."
Haidar menyadari semuanya, ia lebih dari mengerti tentang perasaannya sendiri.
Tapi Haidar tak bisa mengubah pandangan, ia akan terus hidup seperti itu asalkan dia tidak menyakiti Qiona.
Di saat keduanya yang semakin menyelami perasaan milik Haidar, tepat di sisi lain keramaian yang semakin terlihat. Dengan dua orang yang memiliki tugasnya sendiri, keduanya tampak kompak melakukan pembayaran.
"Beli ini deh," cetus Saad terus-menerus mengambil barang yang dilalui.
Tidak ada yang mencegahnya, karena Athan juga sama saja sepertinya.
Segala jenis kembang api telah berada di tangan, yang meledak di bawah, meledak di atas bahkan yang bisa dipegang pun ada.
Athan dan Saad sama-sama mengucapkan terima kasih setelah barang yang dibelinya dibayarkan tunai.
Keduanya sedang berada di salah satu festival yang berada di dekat penginapan.
Banyak ragam barang yang diperjualkan, mulai dari macam jenis makanan, bentuk dan warna pakaian, serta kembang api tentu saja.
Semua orang yang terlihat berada di sana, tidak ragu menghabiskan uang mereka demi kesenangan semata.
Athan dan Saad telah berbelanja melewati batas dana yang diberikan.
Langkah keduanya terlihat bersamaan, dengan senyuman yang membersamai seakan baru saja mendapatkan hadiah terbaik.
RALL
KAMU SEDANG MEMBACA
KASTARA
Fiksi RemajaLET'S READ! Ini tentang Kastara Ganendra, seorang remaja laki-laki dengan kehidupannya yang terbilang luar biasa bagi seorang gadis yang bernama Emeralda Ivory Louve. KASTARA Sang pemberontak, tak suka diatur dan selalu bertindak semaunya. Memiliki...