89• Gadis mereka

3K 149 2
                                    

♡♡♡

Kekhawatiran yang dirasakan Ivory kemarin bukanlah sekedar rasa khawatir belaka.

Karena kejadian yang dianggapnya hanya kejadian lalu tentram kembali, nyatanya menjadi kasus besar di hari esoknya.

Berita di televisi terus membicarakan mengenai tawuran yang terjadi di kalangan pelajar SMA dan berhasil merenggut beberapa korban.

Banyak korban yang berjatuhan, dan beberapa dinyatakan meninggal.

Begitu yang terdengar dari layar kaca televisi.

Saat ini Ivory dan Kastara sedang duduk bersama di tengah keramaian kantin, keduanya terlihat diam dalam kekalutan masing-masing.

Kastara memikirkan Ivory, dan Ivory memikirkan hal lain.

Layar televisi yang terpasang pada salah satu sudut kantin terus berputar memberitakan tentang kejadian kemarin.

Nama sekolahnya memang disamarkan, namun mereka yang berada di lokasi kejadian tentu tak perlu bertanya-tanya sekolah mana yang telah berlaku demikian.

"Athan sama Saad belum ada kabar?"

Wanda, Qiona dan Haidar tampak hadir bersamaan. Ketiganya terlihat cemas.

"Athan dan Saad di belakang sekolah," ucap Haidar terlihat lega setelah mendapatkan kabar dari kedua temannya yang menghilang seharian kemarin.

Kastara dan Ivory seketika berdiri. Tepatnya Kastara yang mengikuti Ivory.

"Aku mau temuin mereka," ucap Ivory seolah hendak melaporkan pada Kastara.

"Lo berdua mau kemana?" Haidar tertinggal di belakang karena masih berbalas pesan dengan salah satu di antara kedua temannya.

Wanda dan Qiona ikut melangkah di belakang Kastara dan Ivory. Meninggalkan Haidar yang terdengar suaranya berteriak memanggil untuk ditunggu.

Tanya-tanya sontak terdengar penasaran di sepanjang koridor dimana kaki-kaki manusia yang sedang melangkah bersama tersebut.

Ivory yang paling terdepan, karena ia yang pertama dan terutama melakukan pergerakan. Disusul Kastara, Wanda dan Qiona berdampingan. Terakhir Haidar yang terburu-buru karena menjadi sebagai yang terakhir tertinggal.

"Athan!"

Qiona yang terdengar bersuara nyaring, menimbulkan perhatian langsung teralih dan tertuju padanya.

Ivory dan Kastara kelewatan, karena mereka menuju area belakang sekolah. Sedangkan Athan dan Saad telah sampai di sekitar taman.

"Lo semua mau kemana?"

"Mau samperin lo berdua lah!"

Athan dan Saad kelihatan berantakan, keduanya terlihat lusuh. Wajahnya terdapat beberapa lebam.

"Muka lo kenapa?" ringis Haidar menunjuk wajah Athan.

"Si sialan kemarin, enak aja main tonjok."

Saad yang balas mendumel disertai dengan usapan yang diberikannya sendiri pada area sudut bibirnya.

"Apa yang terjadi kemarin?"

Athan dan Saad seketika beralih perhatian pada yang baru saja memberikan tanya, keduanya saling menatap satu sama lain. Apakah sebaiknya informasi yang diketahui diberitahukan juga kepada Ivory.

"Jangan sembunyiin apapun," ucap Ivory seolah mengetahui apa isi pikiran kedua lelaki itu yang tampak berantakan.

"Elodie aman Vo," balas Saad kemudian dengan cepat. Diberikan anggukkan kepala yang cepat tanda persetujuan dari Athan.

KASTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang