***
Di saat yang bersamaan ketika Ivory berada di gedung perlombaan, mengobrol bersama Athan. Ada Kastara yang baru saja tiba di kediaman Ivory.
Tak membutuhkan waktu hingga lima detik untuk Kastara memarkirkan mobilnya, lalu turun dengan terburu-buru, tak dilupakannya juga kantong yang berisikan makanan.
Melirik jam hitam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, Kastara mendesah pelan, "Ivory pasti nungguin lama."
Kemudian berhenti melangkah setelah memastikan berdiri tepat di depan pintu berwarna hitam dengan sedikit corak bunga yang bergambar bentuk garis, Kastara mengangkat tangannya yang kosong, memencet bel beberapa kali.
Belum mendapatkan jawaban, Kastara sekali lagi memencet bel.
Oke, sudah hampir sepuluh kali bel rumah itu dimainkan oleh Kastara. Mengeluh dengan wajah yang mengkerut, Kastara merogoh ponsel di saku celana kirinya.
"Dia ada di dalam kan?" Kastara menggumam bertanya pada angin. Telepon yang ditujukan pada Ivory tak menghasilkan jawaban, hanya ada suara -tut-tut-tut- dan tidak ada lagi selanjutnya.
Karena telah kehabisan cara, Kastara nekat membuka pintu besar di depannya itu. Membukanya langsung, dan jika Ivory menciduknya masuk tanpa izin. Maka- dia akan memikirkan alasannya nanti.
Namun, sepertinya Kastara tak perlu bersusah payah memikirkan alasan. Karena pintu berwarna hitam bercorak bunga bentuk garis tersebut terkunci. Sepertinya memang benar, Ivory sedang tak berada di rumah.
Kastara asik bertanya-tanya dalam hati, seperti, kemana Ivory pergi? Apakah Ivory mencari dirinya? Atau lebih mengerikan, apakah Ivory telah diculik?
Berhenti berperang dengan pikirannya sendiri, Kastara kembali menatap hp-nya yang sempat bergetar beberapa detik sebelumnya.
Raut wajah Kastara mendadak berubah, menggelap dengan sorot mata tajam, seperti terakhir kali ketika ia menghajar Abdan tanpa ampun. Meskipun pada akhirnya dibebaskan tanpa kematian.
"Sialan!"
Belum selesai membaca keseluruhan pesan yang dikirimkan Athan, Kastara langsung memasukkan hpnya ke dalam saku celana. Berjalan cepat menghampiri mobilnya yang terparkir di halaman besar rumah milik Ivory.
Makanan yang dibelinya juga ikut dibawa kembali, belum sepenuhnya masuk ke dalam mobil, perhatian Kastara tertarik ke arah gerbang. Terlihat mobil berwarna putih, memasuki pekarangan, terparkir tepat di depan mobilnya berada. Siapa dia?
Pertanyaan Kastara sepertinya tak perlu diutarakan langsung, pasalnya sosok yang keluar dari mobil itu sangat dikenalinya. Sosok itu jugalah yang membuatnya uring-uringan beberapa menit yang lalu.
Kastara yang memang belum memasuki mobil dengan sempurna, langsung turun menghampiri Ivory yang baru keluar dari mobil berwarna putih.
"Lo gak kenapa-napa kan?" tanya Kastara mengecek seluruh tubuh Ivory.
Ivory sendiri terlihat bingung sekaligus terkejut, Kastara terus-terusan memutar-mutar tubuhnya, mengecek dari atas sampai bawah. Seolah memeriksa paket yang baru datang, apakah ada lecet di bagian-bagian tertentu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KASTARA
Teen FictionLET'S READ! Ini tentang Kastara Ganendra, seorang remaja laki-laki dengan kehidupannya yang terbilang luar biasa bagi seorang gadis yang bernama Emeralda Ivory Louve. KASTARA Sang pemberontak, tak suka diatur dan selalu bertindak semaunya. Memiliki...