104• Kebersamaan mereka

2.9K 102 2
                                    


♡♡♡

Nyala api yang berwarna merah tampak sangat indah diperhatikan, bergerak mengikuti arah angin yang tidak berniat untuk memadamkannya.

Hasil buatan mereka bertiga kini dapat dirasakan.

Kastara, Haidar dan Athan sebelumnya kompak melakukan pencarian tempat berkemah yang terkesan dadakan. Membangun tenda untuk menambah kesan camping di pinggir pantainya, lalu membuat tempat santai yang terdapat sebuah kursi yang tercipta dari pasir berbentuk melingkar dengan tempat kosong di tengah sebagai letak api unggun.

Hawa panas dari api yang menyala di tengah-tengah membuat tubuh menjadi merasakan hangat.

Selain api yang menyala untuk menghangatkan tubuh, sebuah api yang terdapat panggangan tepat di atasnya juga tampak sedang dikelilingi oleh beberapa orang.

Ditemani dengan hembusan angin laut malam, bersama merdunya deburan ombak air laut yang terus berdatangan. Mereka senantiasa melaksanakan kegiatan pada malam terakhir acara sekolah sekaligus juga merayakan pergantian tahun yang akan terjadi tepat beberapa saat lagi.

Athan dan Citra tampak kompak membuat olesan untuk jagung bakar yang sedang disusun oleh Saad bersama dengan Dian.

Pandangan Saad beralih sejenak ketika matanya tanpa sengaja menangkap pergerakan dari arah hutan.

"Kas!" lambai Saad melihat keberadan Kastara pertama kali. Haidar yang muncul setelahnya tak dihiraukan.

"Nanda udah berhasil nemuin Ivory," ucap Dian berdiri di sebelah Saad. Memegang sebuah tusukan berisi jagung yang sedang dibakar.

Kastara mengangguk mengerti. Telah mengetahuinya juga karena diberitahukan oleh Haidar sebelumnya.

Mendekat ke arah mereka yang sedang berkumpul melakukan kegiatan wajib perkemahan yaitu bakar-bakar.

Keberadaan Ivory yang belum terlihat di sana, menandakan jika Kastara lah yang telah lebih dulu tiba. Memang keberadaannya dan Haidar sebelumnya tak terlalu jauh dari area tersebut.

Athan tampak telaten menyapukan sebuah olesan yang terbuat dari mentega ke atas jagung yang tengah dibakar.

Dian yang juga terlihat sibuk mengabadikan tiap detail kecil untuk dijadikan kenangan dari kamera ponselnya.

Haidar perlahan bergerak mendekat pada  pembakaran, melihat pada apa yang sedang dilakukan oleh Athan.

Tangannya bergerak ingin membantu, memutar jagung tanpa diperintah agar memudahkan Athan mengolesi bagiannya yang belum terkena bumbu merata.

"Mereka di sana!"

Suara keras Qiona berhasil mengalihkan perhatian mereka.

Kedatangan keempat perempuan itu adalah yang terakhir ditunggu.

Kastara sama menolehkan kepala menatap ke arah mereka yang baru tiba di tempat khusus perkumpulan mereka.

Tempat khusus karena hanya mereka yang berada di sana.

Tatapannya langsung bertemu dengan Ivory, seolah keduanya memang saling mencari sejak awal.

"Lo bertiga dari mana aja?" Athan mengajukan tanya terlebih dahulu.

"Jalan-jalan lihat kembang api dinyalain," jawab Qiona tampak antusias melihat hasil kerja mereka yang telah bersusah payah mendirikan tenda.

"Tendanya cuma dua? Kita bertiga mana?" Nanda mempertanyakan.

"Lo bertiga aja ngebajak kita sekarang," sahut Athan.

"Kenapa gak ajak makanya?"

"Citra yang nggak mau," sambar Saad tak ingin menjadi sebagai pihak yang bersalah.

KASTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang