♡♡♡
Beberapa bulan kemudian.
Menjelang ujian akhir kelas 12, seperti kegiatan yang berlangsung tiap tahunnya. Dan menurut dari tahun-tahun yang sebelumnya.
Maka akhir tahun ini adalah waktunya bagi mereka, kelas 12 melaksanakan study tour terakhirnya.
Kegiatan bersama di luar sekolah sebelum mulai disibukkan dengan semua persiapan memasuki universitas.
"Hai Louve!"
Ivory berbalik mendengarkan sapaan Wanda dari arah belakang, tersenyum menyambut pelukan sang sahabat yang terasa hangat.
"Gimana kondisi lo?" tanya Wanda.
"Fine Wan, gue sangat baik!"
Wanda tersenyum melihat keadaan Ivory yang mulai membaik dari sebelumnya.
Tiap harinya tugas mereka adalah menanyakan kondisi Ivory, entah kesedihan perempuan itu, atau kesenangannya.
Ada yang terlewatkan dan harus diketahui, masa-masa di mana kondisi Ivory yang ikut terpuruk ketika melihat keadaan Elodie.
Dia merasakan jatuh yang sebenarnya, Ivory mengurung diri dan terus menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian buruk yang menimpa sahabatnya Elodie.
Elodie sempat dinyatakan tidak bisa diselamatkan, sehingga membuat Ivory menjadi marah. Lantas Ivory kemudian jadi memaksakan kehendak penyelamatan terhadap sang sahabat.
Tapi kehendak manusia tidak bisa dipaksakan, karena semuanya telah diatur sebagaimana kemampuan manusia yang juga memiliki batasnya.
Elodie kemudian diikhlaskan.
"IVORYKUU!!"
Wanda dan Ivory tertawa mendengar teriakan Qiona yang baru tiba dan langsung berteriak dari kejauhan.
"Kopernya astaga," gumam Wanda melihat Qiona yang kesusahan menggeret dua koper pada masing-masing tangan.
Ivory juga ikut menertawai, "Setidaknya udah kurang satu Wan," ujarnya. Mengingat pada study taour yang terakhir kali Qiona sampai membawa tiga koper.
Wanda mendecak, "Bawa apaan lagi sih lo?"
"Jangan ngomong aja Wanda, bantuin," kesal Qiona karena Wanda malah ingin mengomeli di saat ia yang keberatan membawa dua koper.
"Ck!" decak Wanda hendak mengambil alih.
"Biar gue yang bawa."
Wanda sekektika kehilangan kesempatan, koper Qiona yang ingin ditariknya telah lebih dulu ditarik oleh tangan orang lain.
"Bawa apa sih, berat banget."
Qiona menatap Athan yang juga ikut mengomentari barang bawaannya.
"Perlengkapan camping," jelaskan Qiona agar teman-temannya berhenti mengomentari.
"Lo mau camping dimana?" tawa Saad dengan tawa yang mengikuti seolah mengejek Qiona.
"Ck. Gue tuh punya orang dalam ya, jadi tau kita akan kemana."
KAMU SEDANG MEMBACA
KASTARA
Teen FictionLET'S READ! Ini tentang Kastara Ganendra, seorang remaja laki-laki dengan kehidupannya yang terbilang luar biasa bagi seorang gadis yang bernama Emeralda Ivory Louve. KASTARA Sang pemberontak, tak suka diatur dan selalu bertindak semaunya. Memiliki...