9• First Assignment

9K 406 4
                                    


Superficial Love - Ruth. B. 🎶

***

"Mampir dulu gak?" tawar Ivory yang sangat jelas terlihat hanya sebuah basa-basi belaka.

"Gak usah." tolak Kastara dengan halus.

"Oh." Ivory mengangguk. "Okeyy!"

Ia segera membalikkan badan, berjalan mendekati gerbang hitam nan tinggi yang masih tertutup rapat itu.

Merasakan ada yang janggal. Ivory berbalik lagi, menatap Kastara yang belum pergi dan terlihat menatapnya dibalik helm full wajah berwarna hitam yang tertutup tersebut.

"Gak usah tungguin gue masuk," ujar Ivory mengira jika Kastara akan pergi setelah dirinya memasuki rumah.

"Helm." ujar Kastara membuat Ivory sontak memegang kepalanya yang masih terbungkus helm berwarna putih tersebut.

"Sial!" umpat Ivory pelan. Merasa malu karena ia telah sangat ge'er tadi mengatakan agar Kastara tidak perlu menunggunya masuk.

Berjalan mendekati Kastara dengan langkah lebar seraya membuka helm yang berada di kepalanya. Memberikannya dengan cepat tanpa mau menatap Kastara langsung.

"Nih, ambil cepetan." Buru-buru Ivory menyerahkan. Ingin segera pergi menyembunyikan wajahnya yang memerah karena malu.

"Aw!" desis Kastara pelan namun masih terdengar dengan jelas di telinga Ivory.

Helm yang diserahkan oleh Ivory tadi tanpa sengaja telah menyenggol lengan Kastara yang tertutupi jaket.

Ivory menatap Kastara lekat. "Lo luka?" tanyanya menyelidik.

"E-enggak," jawab Kastara agak terbata-bata. Seperti maling yang sedang kepergok merampok.

"Buka helmnya," titah Ivory tak menerima bantahan. Helm yang semula disodorkannya kembali ia peluk.

"Helmnya siniin," pinta Kastara tanpa mau menuruti perintah Ivory. "Gue mau balik, ngantuk." Alibinya berusaha menghindari kecurigaan Ivory.

Kedua mata Ivory menyipit tanda tak percaya. Sebenarnya ia tak peduli, tapi mendengar ringisan Kastara tadi membuat Ivory merasakan sakit yang sama.

Ivory itu sangat perasa, melihat dan mendengar orang yang kesakitan saja bisa membuat ia merasakan hal yang sama.

"Lo luka Kas...," lirih Ivory pelan menatap khawatir pada Kastara.

"Gue gak apa-apa," ujar Kastara menenangkan. Tatapan matanya dibalik helm mencoba meyakinkan Ivory padahal Ivory sendiri tak bisa melihatnya secara langsung.

"Anggap aja ini tugas gue sebagai pacar lo."

"Gue kan pacar lo tuh, jadi gue punya hak dong buat urusin lo." imbuh Ivory lagi menambahkan kekuatan untuk alasannya.

"Cuma bohongan," sahut Kastara menggelengkan kepala. Berusaha meraih helm yang berada di genggaman Ivory.

"Aw! Sakit bego," kesal Kastara spontan berucap karena Ivory dengan sengaja memukul tempat yang sama dimana ia merasakan sakit akibat terbentur helm sebelumnya.

KASTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang