67• Pengejaran

3.1K 128 0
                                    

Mobil lain berwarna putih tampak melaju dengan mengebut, pengemudinya adalah pemiliknya sendiri. Seorang perempuan dalam balutan seragam sekolah.

Berharap saja agar tidak ada yang akan menghadang memberi mereka penalti.

"Cari tau kediaman Danuarga!" titah Wanda telah tahu akan melakukan apa.

Sejak awal ia memasuki mobil di area parkiran sekolah, sebuah tujuan telah terlintas di dalam kepala. Mengingat pembagian informasi dari Haidar mengenai Ivory sang pewaris Danuarga membuat Wanda berpikiran bahwa tempat itulah tempat yang tepat untuknya bisa menemukan Ivory.

Meskipun Abdan telah berkata bahwa Ivory sekarang telah diculik, namun kepercayaan Wanda adalah mengulik dari sumbernya.

Mengetahui kegiatan Ivory akan membantu mereka dapat menemukan Ivory tanpa harus menebak-nebak di mana Ivory saat ini disekap dalam keadaan terikat seperti Abdan.

"Cepet Wan," gumam Qiona duduk di tengah menatap jalanan dengan perasaan khawatir.

Di sisi kiri dan kanannya terdapat Haidar dan Saad yang setia memainkan ponsel.

"Arahin Than," ujar Saad menyerahkan ponsel kepada Athan. Alamat Danuarga dituliskan dan berhasil ditemukan pada aplikasi pengarah tujuan.

"Di perempatan nanti belok kiri," ucap Athan menatap Wanda yang sangat serius mengemudikan mobil.

"Oke," balas Wanda.

"Wanda!" jerit Saad berpegangan pada Qiona ketika mobil dibelokkan dengan sangat tajam.

"Ck! Jangan berisik, biarin Wanda fokus," omel Qiona mengkhawatirkan Wanda akan hilang fokus.

"Lajuin lagi Wan, kayak lo waktu balapan," tutur Qiona mendukung Wanda untuk membalap sama seperti ketika Wanda berada di sirkuit.

"Jangan gila, kita mau selamatin Ivory bukan mau antar nyawa ke malaikat," cerca Saad menolak setuju pada usulan Qiona.

Tapi terlambat dan sepertinya tidak diperlukan juga sanggahan dari Saad, karena mobil yang dikemudikan oleh Wanda telah melesat begitu cepat melewati kendaraan-kendaraan lain di depannya.

"Astaga!"

Athan dan Haidar lebih kebanyakan diam, menyerahkan hidup mereka sepenuhnya pada keberuntungan. Tangan kedua manusia itu terlihat mengerat ketika memegang pegangan yang tersedia di sisinya masing-masing.

Merapal doa dalam hati agar tujuan mereka berhasil terselesaikan yaitu menyelamatkan Ivory.

Dan nyawa mereka sendiri terselamatkan.

"Kemana?" tanya Wanda ketika telah sampai di sebuah perempatan lagi.

Mereka telah berada di tengah perkotaan, banyak bangunan tinggi yang berdiri seolah menyambut kedatangan siapapun.

"Lurus terus," balas Athan telah melihat lagi aplikasi pengarah tujuan.

Wanda bergumam pelan, mengganti kecepatan pada perseneling mobilnya.

"Tujuan kita ke mana sih?" tanyakan Haidar.

"Perusahaan Danuarga," jawab Saad.

"Kenapa nggak rumahnya aja," sahut Qiona.

"Bukan soal gampang apalagi gue nggak pernah main ke sana, lagipula pasti ada petunjuk di perusahaan itu," balas Saad.

"Menurut lo gimana Wan?" tanya Athan meninta pendapat si pengemudi.

"Boleh aja, siapa tau firasat Saad bener."

"Menurut gue juga akan ada sesuatu yang kita temuin," sambung Wanda menatap sekilas pada Athan.

KASTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang