Jakarta, Indonesia
Detik demi detik terus berjalan tanpa memberi jeda. Menit tiba lalu digantikan jam.
Waktu terus berjalan dengan normal dan hanya tiap-tiap orang yang merasakannya berbeda.
Sama halnya dengan sosok laki-laki berusia sekitar 17 tahun rata-rata yang tampak dari postur tubuhnya. Lelaki itu terlihat mengenakan hoodie berwarna putih, di bahu kanannya tersampir sebuah ransel dengan warna yang senada dengan celana jeans-nya.
Kastara nama pengenalnya. Memiliki proporsi tubuh yang ideal, gagah tinggi dan tegap. Siapapun yang melihat pasti akan berkata bahwa Kastara adalah tipe idealnya.
Akan berdoa pada Tuhannya tentang bagaimana bentuk jodoh yang selama ini diinginkannya ialah seperti rupa Kastara.
Wajah Kastara tertutup tudung hoodie, aura yang menyeruak terasa dingin dan tenang. Satu-dua pria dewasa berhasil dilewati.
Tiap-tiap langkah kakinya menapak di atas ubin putih orang-orang yang berjaga di sepanjang lorong juga akan turut menunduk segan penuh hormat.
Langkah Kastara tepat terhenti di depan sepasang pintu yang saling melekat menutup rapat. Bentuknya paling berbeda dengan pintu lainnya.
Tangan kanan Kastara bergerak bebas dengan arah lurus ke depan ingin menarik pegangan pintu.
Hal pertama yang dijumpai Kastara adalah kesunyian. Tak ada bedanya dengan suasana di luar tempat dirinya berada sebelumnya.
Di dalam ruangan yang terasa hampa dan kosong tersebut. Rasanya selalu menyesakkan di dada Kastara, paru-parunya seolah tak mampu lagi untuk memasok oksigen tiap kali melihat bagaimana keadaan sosok wanita yang merupakan mamanya-Wina masih terbaring tanpa ada keinginan untuk sadar.
Di sebelah tempat tidur besar tak pernah absen sosok pria dengan stelan jas rapi yang seolah tak pernah terganti. Berdiri setia mengawasi.
Waktu kini telah menunjuk pada pukul 4 lewat 15 menit waktu sore menjelang malam.
"Papa mana?"
Kastara langsung saja membuka suara menanyakan keberadaan Gama, tas yang dibawanya telah diletakkan di atas sofa tak dilupakannya juga hoodie putih yang masih melekat di tubuh ikut dilepaskan.
"Tuan Gama sedang ada keperluan di luar, Tuan Muda."
Alis Kastara terangkat naik dengan dahi yang ikut terlipat, memikirkan alasan yang dimiliki Gama, hingga nekat meninggalkan Wina-sang mama hanya dengan penjagaan mereka.
"Udah berapa lama?"
Kastara kembali mengajukan pertanyaan. Ia kini berganti posisi di sebelah kiri tempat tidur wanita bernama Wina itu berada
"Tuan Gama tak berada di tempat sejak dari jam 9 pagi tadi, Tuan Muda."
Baik. Kastara sekarang semakin dibuat terheran, menundukkan pandangan guna melihat jam di pergelangan tangan kirinya, waktu kini sudah menunjuk tepat pada pukul 4 sore.
Bukankah itu waktu yang sangat lama, bahkan sangat-sangat lama malah.
"Papa ada urusan di kantornya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KASTARA
Teen FictionLET'S READ! Ini tentang Kastara Ganendra, seorang remaja laki-laki dengan kehidupannya yang terbilang luar biasa bagi seorang gadis yang bernama Emeralda Ivory Louve. KASTARA Sang pemberontak, tak suka diatur dan selalu bertindak semaunya. Memiliki...