6. Antagonist Husband

58.9K 6.7K 461
                                    

Gimana kabarnya? Semoga sehat selalu ya, semoga suka Antagonist Husband.

Insyaallah cerita Antagonist Husband aku usahin update setiap hari. Kalian bantu doain ya semoga nggak ada halangan.

Selamat membaca.

_________________

Ansel sibuk berkutik dengan laptop yang ada dipangkuannya. Sedangkan Lea sedari tadi sibuk merengek ingin pindah rumah.

Ansel masih sibuk dengan laptopnya dia beberapa kali menghela napasnya saat Lea merengek, dia sedang tidak ingin marah, itu akan merusak mood-nya mengerjakan tugas.

"Ayo, pindah rumah." Entah sudah berapa kali Lea mengucapkannya, tanpa mendapat jawaban dari Ansel.

"Kita ngontrak nggak papa kok, kita cari tempat yang murah aja."

"Masalahnya ngontrak rumah butuh biaya juga, sedangkan gue nggak kerja." Ansel masih fokus ke laptopnya, dulu dia tidak pernah berpikir tentang rumah, atau takut tidak punya uang.

Sekarang Ansel merasakannya setelah memiliki istri yang sudah menjadi tanggung jawabnya. Menurut Ansel mereka tidak mungkin jika harus menumpang terus-menerus, dia berniat untuk mencari pekerjaan sambil kuliah.

"Ansel, aku bisa kerja, aku bisa masak,nyuci,nyetrika, nyuci, semuanya aku bisa, kayaknya ada tetangga yang butuh jasa aku deh."

"Aku mau kerja," lirih Lea tanpa melepaskan tatapannya pada Ansel yang sedang berkutik dengan Lea.

Ansel merasa kecewa didalam dirinya, namun, tetap diam saja, bingung ingin menjawab seperti apa.

Merasa diabaikan, Lea menoel-noel lengan Ansel, dia serius dengan perkataannya tadi.

Ansel menghentikan kegiatannya, menutup laptop, dan meletakkan laptop diatas meja kemudian, kembali lagi duduk diatas kasur.

Ansel menatap Lea, nampak sekali Ansel mengeraskan rahangnya, Lea yakin laki-laki didepannya ini ingin marah. Tapi, dia juga bingung kenapa Ansel ingin marah?

Melihat tatapan yang terus tertuju padanya. Lea menunduk, dia ingin menangis daritadi.

Takut akan tatapan Ansel, Lea malah memeluk Ansel. Ansel memundurkan tubuhnya karena pelukan yang tiba-tiba dari Lea.

"Lo kenap..."

"Jangan marah, kita baikan aja ya malam ini, malam ini aja, jangan marah." Lea tidak melepaskan pelukannya dari Ansel.

Ansel bangun dari duduknya, sehingga pelukan Lea terlepas.

Lea juga ikut berdiri dan, kembali memeluk Ansel.

Ansel dibuat heran dengan sikap gadis ini malam ini. "Lo kenapa?"

Lea menggeleng didada bidang milik Ansel."Aku cuman capek aja."

"Bener kata kamu, kenapa aku nggak mati aja ya?"

"Bahkan kamu aja kayaknya lebih dari kata benci ke aku.." Lea mengingat kembali beberapa ucapan Ansel yang membuatnya terluka dan terus mengingat perkataan Ansel.

Ansel mengusap rambut panjang Lea, hal yang sering sekali dilakukannya.

Ada rasa kasihan didalam dirinya saat melihat perempuan yang menjabat sebagai istrinya itu menangis.

"Besok mau temenin gue jalan nggak?"

Lea mendongakkan kepalanya tanpa melepaskan tangannya yang melingkar di pinggang Ansel.

"Jangan salah paham, besok bukan cuman lo aja, ada temen-temen gue."

"Emang boleh?" Lea mau-mau saja, tapi, dia juga kaget karena Ansel yang tumben sekali ingin mengajaknya pergi.

HALAI-BALAI | Antagonist Husband LENGKAP (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang