Hari tanpa Ansel dihidup Lea dimulai, Lea ditemani oleh bu Sinta, sedangkan Nia saat ingin menemani Lea, Lea menolaknya karena Nabila juga butuh peran ibunya.
"Bu Lea ngopi?" Tanya Sinta saat Lea membuat kopi, Lea melirik sekilas kemudian kembali melanjutkan kopi buatannya.
"Kadang-kadang, tapi, ini mau aku taruh di teras aja." Membawa kopi tersebut melewati Sinta.
Lea duduk bertopang dagu memandang secangkir kopi buatannya. "Kamu kapan pulang?"
Dilain tempat Ansel juga sedang duduk bertopang dagu memikirkan bagaimana keadaan Lea sekarang.
"Sedih banget itu muka," ucap salah seorang pria yang Ansel baru ketahui nama panggilannya Kon.
"Makanya jangan coba-coba, Bro."
"Lo juga sama kayak gue," balas Ansel tanpa menoleh.
"Nasib gue lebih parah kayaknya, istri gue malah minta cerai, menduda deh gue sekarang." Kon menatap sedih dinding, membayangkan istrinya saja sudah membangkitkan kesedihannya.
"Kalau lo, udah nikah?" Ansel mengangguk, pikirannya kembali tertuju pada Lea.
"Istri gue lagi hamil, jahat banget kan gue ninggalin istri gue padahal dia butuh banget gue."
"Gue lebih kasian sama istri lo, Bro, dia yang lebih menderita pasti."
Ansel hanya membalasnya dengan deheman, entah sedang apa Lea disana.
Lea membaringkan tubuhnya kesamping, mengusap-usap bantal serta tempat disampingnya yang kosong, biasanya ada Ansel disana.
"Biasanya kamu bobo disini." Lea membiarkan air matanya yang mulai mengalir.
"Kamu udah tidur belum disana?" Tanpa menghentikan tangannya terus mengusap tempat disampingnya.
Dilain tempat Ansel sedang terbaring memikirkan Lea. "Lo udah tidur belum disana, Nay?"
"Ansel aku kangen." Lea mulai terisak, sosok Ansel benar-benar tidak ada disampingnya sekarang.
"Gue kangen, Nay." Ansel mulai memejamkan matanya, berharap bayangan Lea segera hilang.
*
Ansel tidak sabar menunggu pintu rumahnya terbuka, tidak sabar melihat Lea, senyumannya tidak pernah luntur saat menunggu.
Pintu terbuka, perempuan dengan rambut terurai tampak bingung melihat laki-laki yang ada didepannya terus tersenyum.
Senyum Ansel hilang saat melihat perut Lea yang datar, seingatnya saat meninggalkan Lea perut istrinya masih seperti orang hamil pada umumnya.
"Nay."
"Anak kita mana?"
Lea mengernyitkan dahinya. "Anak?" Ansel mengangguk, dia sedang cemas melihat perut Lea yang datar.
Ansel hendak memeluk Lea namun, dengan cepat Lea mendorong tubuh Ansel agar tidak jadi memeluknya.
"Siapa ya?"
"Nay, lo kenapa?"
Lagi-lagi Lea menghindar saat Ansel hendak menyentuhnya.
"Maaf, kakak ini siapa ya?"
"Kakak? Sejak kapan lo sesopan itu sama gue?" Heran Ansel yang melihat istrinya seakan orang yang berbeda.
"Kamu siapa ya?"
Ansel terbangun dari tidurnya, napasnya memburu, keringat sudah mengucur deras dipelipisnya.
Ternyata tadi, cuman mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
HALAI-BALAI | Antagonist Husband LENGKAP (SELESAI)
Romance"Aku istri kamu, hewan aja kalau dipukul pilihannya lari atau mati, apalagi manusia." "Aku capek denger bentakan kamu, kamu suami aku tapi, kamu kayak tokoh antagonis yang nggak bosan punya konflik sama protagonis." Cover by pinterest. Setiap adegan...