"Perut aku, akkkhhh.""Nay?"
"Hey, kenapa?" Ikutan panik melihat Lea menggigit bibirnya sambil memejamkan mata.
"Sakiiiiit rasanya kayak mau BAB tapi, nyeri juga kayak mau mens."
"Lah, bentar-bentar biar gue panggilin dokter." Ansel menekan tombol berharap dokter dan suster segera datang.
Ia meletakkan Almahyra dibox bayi, Ansel fokus melihat Lea yang sedang diperiksa.
Dokter mulai memeriksa Lea, menyuntikkan sesuatu yang kemudian, Lea menjadi tenang.
"Kenapa, Dok?"
"Tidak perlu khawatir, mungkin istrinya terlalu sering bergerak padahal baru saja menjalani operasi, tolong diperhatikan lagi ya, Pak."
"Obatnya juga sudah dikasih, jadi, jangan khawatir."
Ansel mengangguk ia kembali duduk dikursi samping Lea saat dokter bersama perawat pergi.
"Nay."
"Cepet sembuh ya, biar kita cepet pulang."
"Rawat Almahyra sama-sama."
"Terus bikin anak yang banyak." Ansel menyengir untuk menghibur Lea.
"Ansel!"
"Sayang banget gue sama lo, Nay, awas aja lo ninggalin gue."
Ansel mengecup punggung tangan Lea berkali-kali. "Gue minta maaf ya buat kesalahan gue selama ini."
Lea memejamkan matanya sejenak. "Minta maaf terus, bosen ah."
"Ansel, capek tiduran terus bantuin duduk sambil nyandar." Lea melengkungkan bibirnya merasa pegal terus berbaring.
Ansel membantu Lea duduk bersandar, gadis itu meletakkan dagunya dipundak Ansel menghirup bau keringat Ansel.
"Pake parfum dong, nggak kayak bau cowok kalau gini."
"Nggak sempet make parfum gue, Nay, ini aja mandi seadanya, beli baju kaos obral didepan sini, mana sempet minyak wangian."
"Udah malem, Nay, tidur ya?" Lea menggeleng matanya tidak mengantuk samasekali.
"Nay mau coba susuin anak kita nggak?"
"Geli nggak sih?"
"Nggak tau, kok lo malah nanya gue." Kembali menyandarkan Lea, ia mengusap-usap rambut Lea keatas agar tidak menutupi wajahnya.
"Kamu duluan deh," kata Lea menampilkan senyumnya yang membuat matanya menyipit.
"Kok gue sih, Nay."
"Gue aja biasanya nyusu sama lo, masa anak kita nyusu sama gue."
Lea menepuk tangan Ansel, ia jadi malu Ansel saat Ansel malah membicarakan hal itu.
Lea menggeleng, Ansel menghela napas, entah kapan istrinya mau menyusui anaknya.
Suara tangisan bayi memenuhi ruangan, Ansel tersenyum menggoda Lea, ia menoel-noel pipi Lea yang tengah menatapnya cemberut.
KAMU SEDANG MEMBACA
HALAI-BALAI | Antagonist Husband LENGKAP (SELESAI)
Romance"Aku istri kamu, hewan aja kalau dipukul pilihannya lari atau mati, apalagi manusia." "Aku capek denger bentakan kamu, kamu suami aku tapi, kamu kayak tokoh antagonis yang nggak bosan punya konflik sama protagonis." Cover by pinterest. Setiap adegan...