Kalian belum ada niatan mau follow akun ini gitu? Hmm
Follow akun ini juga ya sebagai bentuk dukungan.
Jangan lupa vote sebelum membaca.
Okay, happy reading.Sesekali Lea mengusap lengannya saat angin mulai menerpa. Lea menyibukkan diri dengan bermain ponsel. Sejak selesai makan mereka, Ansel, Dion, Raka, Vina dan Gina asik bercerita,bercanda, tanpa niat untuk mengajak Lea ikut berbicara.
Lea meletakkan ponselnya, memilih memandang laut malam. Ia juga ingin ikut andil dalam pembicaraan mereka, namun, saat Lea mulai ingin berbicara selalu dipotong, Gina seolah-olah Lea tidak boleh ikut bicara.
"Gue sih setuju banget, kalau besok kita diving." Dion memantapkan rencana mereka untuk diving besok.
"Ga sabar deh gue." Gina sangat antusias untuk besok, tak lupa melirik sekilas Vina disampingnya.
Lea melirik Ansel, menggoyangkan tangan Ansel, Ansel menoleh mendapati Lea yang sedang menatapnya.
"Mau tidur."
"Lo apaan sih Lea, orang lagi ngumpul juga, kalau mau tidur ya sana tidur." Gina mengeram kesal, ada-ada saja Lea menurutnya.
"Apa sih lo sewot terus jadi orang," balas Lea tak kalah menatang.
Gina hendak menggapai rambut Lea, namun, segera ditahan oleh Ansel.
"Rambut lo gue botakin."
Gina mengurung niatnya, Ansel jika bicara tidak main-main, jika tetap memaksakan kehendak, maka benar saja rambutnya bisa botak sungguhan.
"Lo masuk kamar duluan aja." Lea mengangguk, melangkahkan kaki menuju kamarnya.
Lea tidak menutup tirai, memiringkan tubuhnya menghadap kearah pemandangan laut malam.
Dua jam kemudian.
Ansel berdecak melihat tirai yang belum ditutup sedangkan gadis itu sudah tertidur pulas.
Ansel menutup semua tirai. Merebahkan tubuhnya disamping Lea yang sedang tertidur pulas. Menutup tubuh mereka dengan selimut.
Lea membuka matanya saat merasa tidurnya terganggu oleh pergerakan seseorang.
"Ileana Nay Risa,"bisik Ansel ditelinga Lea, Lea merinding saat Ansel lebih terlihat seperti sedang memburu hantu.
Ansel memandang wajah Lea, mengelus pipi Lea lembut lalu, mencium dahi Lea.
Ansel tidak melepaskan pandangannya dari bibir Lea. "Nay." Mengelus bibir Lea, Lea gelagapan, gugup tentu saja.
Ansel menempelkan bibirnya dengan bibir Lea, bermain sangat lembut, dan tangannya mulai membuka satu persatu kancing piyama yang Lea kenakan.
Ansel beralih menempelkan hidung mereka, dengan tangan yang terus membuka kancing piyama Lea.
"Huachim."
Lea tidak bisa menahan hidungnya yang gatal, karena hidung mereka bersentuhan.
Ansel langsung memundurkan wajahnya dan menghentikan pergerakannya, Ansel jelas kesal, saat Lea bersin otomatis mengenai mukanya.
"Maaf."
Ansel pergi kekamar mandi untuk mencuci mukanya. Setelah selesai Ansel kembali menghampiri Lea, dan menarik gadis itu.
"Lo tu yah! Nggak usah tidur disamping gue."
Mendorong tubuh Lea ke dalam kamar mandi. Lea berusaha bangun. "Nggak, nggak, aku nggak sengaja, maaf."
"Lagian cuman bersin, kenapa kamu lebay banget, pake acara ngurung orang didalem kamar mandi."
Ansel terkekeh melihat keberanian Lea yang semakin hari semakin berani melawan. "Lebay lo bilang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HALAI-BALAI | Antagonist Husband LENGKAP (SELESAI)
Romance"Aku istri kamu, hewan aja kalau dipukul pilihannya lari atau mati, apalagi manusia." "Aku capek denger bentakan kamu, kamu suami aku tapi, kamu kayak tokoh antagonis yang nggak bosan punya konflik sama protagonis." Cover by pinterest. Setiap adegan...