22. Antagonist Husband

46.8K 4.1K 381
                                    

Tidak untuk anak dibawah umur, harap bijak dalam membaca, jangan coba-coba dipraktekin, bahaya kalo belum sah. Bijak dalam membaca.

Rumah minimalis bercat hijau dengan perpaduan warna putih membuat mata terasa nyaman melihatnya.

Lea sangat suka rumah barunya, saat kepindahan mereka tentu saja cekcok terlebih dahulu dengan Ria mama Ansel. Untungnya ada Ansel yang meyakinkan mamanya bahwa mereka ingin belajar mandiri.

Bahkan rumah tersebut sudah lengkap dengan isinya, sebelum kedatangan Lea dan Ansel ternyata Nia sudah menyuruh orang untuk mengisi perabotan dan barang-barang lain.

"Tante tinggal ya, makasih banget udah nurutin kemauan Tante, rencananya Nabila bakal dijemput Minggu depan."

Nia memegang sebelah bahu Lea. "Lea, Tante sangat butuh peran kamu jadi, temen Nabila."

Lea tersenyum. "Iya Tante, makasih banyak juga."

Kasih sayang Nia sangat besar untuk Nabila, membuat Lea geleng-geleng, dia mengingat almarhum ibunya, jika ibunya masih ada, pasti sang ibu yang akan selalu menyayangi dan selalu ada.

"Tante Nia baik ya." Menoleh kesamping yang ternyata Ansel sudah kembali masuk kedalam rumah.

Lea mendengus ikut masuk kedalam rumah.

"Nanti lo aja yang ngurus dia, gue mau fokus kuliah, ogah banget ngurus dia yang sakit jiwa."

"Kita juga fokus buat ini ya." Mengelus perut Lea pelan.

"Ayo."

Pikiran Lea campur aduk saat Ansel mengatakan kata 'ayo' Lea bingung ingin
menggunakan alasan apa lagi.

"Nay."

"Lo lagi capek?"

Lea ingin jujur bahwa dia tidak sedang lelah, tidak ada alasan kenapa dia lelah, bahkan hari ini dia tidak melakukan hal berat.

Lea masih setia duduk disofa depan televisi seolah fokus melihat acara yang ditayangkan ditelevisi.

Ansel menyandarkan tubuhnya disofa. "Kayaknya gue emang nggak ada artinya buat lo," kata Ansel putus asa.

"Lo bilang tunggu punya rumah, gue masih baik ngehargain keputusan lo, sekarang apa? Pernah nggak gue maksa buat ambil keperawanan lo? Nggak Nay."

Lea merasa bersalah, dia tau dia salah tidak memberi hak kepada suaminya sendiri.

"Capek gue sama lo." Ansel berdiri melangkahkan kakinya menuju kamar.

Lea kembali merasa bersalah, jujur dia sangat takut. Lea menggelengkan kepalanya meyakinkan diri semua akan baik-baik saja. Dia istri Ansel, milik Ansel.

Lea memasuki kamar, memperhatikan Ansel yang tengah memejamkan matanya.

Lea menuju lemari mengambil lingerie yang sempat ia beli saat liburan. Lea menghembuskan napasnya berkali-kali, ia sangat gugup.

Lea melirik kearah Ansel, laki-laki itu masih setia memejamkan matanya, Lea yakin pria itu belum tidur.

Lea kembali meyakinkan diri dan memakai lingerie berwarna hitam transparan dengan dada yang sangat terbuka.

Lea bergidik melihat apa yang ia kenakan, sangat transparan, siapa yang tidak tahan menerkamnya jika seperti itu.

"Bismillahirrahmanirrahim."

"Ansel."

Tidak ada jawaban.

"Ansel bangun."

"Buka mata bentar."

HALAI-BALAI | Antagonist Husband LENGKAP (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang