23. Antagonist Husband

44.9K 4K 266
                                    

Ansel masih setia memandang wajah Lea yang ada disampingnya. Ansel menyampirkan rambut Lea kebelakang telinga, lalu, mengusapnya pelan.

Lea membuka matanya, rasanya dia sangat lelah. Lea menatap Ansel yang juga tengah menatapnya.

Lea tersenyum mengingat kejadian semalam. "Udah pagi, aku mau masak." Melepaskan tangan Ansel dari rambutnya.

"Lea Lea, ternyata harga lo sebatas rumah yang gue cicil."

Lea memudarkan senyuman diwajahnya, tersinggung sekaligus bingung dengan apa yang Ansel maksud.

"Ansel," lirih Lea.

Ansel tersenyum remeh, Lea bingung dengan senyuman Ansel yang tidak enak dilihat. Lea bingung kenapa laki-laki didepannya ini?

Bukankah hubungannya dengan Ansel sudah mulai membaik? Bahkan Lea sampai melupakan bagaimana rasanya disiksa, dia sudah cukup bahagia dengan Ansel yang sekarang.

"Aku ngerasa kamu udah baik sama aku, kamu juga perhatian, kenapa tiba-tiba ngomong gitu?"

Ansel tersenyum miring. "Gue cuman mau tubuh lo, sekarang gue udah dapet apa yang gue mau."

Ansel mendudukkan dirinya dengan bagian atas yang masih polos dan sebagian lagi masih tertutup selimut.

"Kamu lagi laper pasti kan, aku masak dulu ya."

"Lo jangan lupa gue libur masih 15 hari lagi, dan gue nggak ada kerjaan dan ga ngapa-ngapain."

Ansel menunduk menyentuh pipi Lea yang masih terbaring. "Siap mental sama tubuh lo."

"Gue cuman mau tubuh lo." Ansel keluar dari selimut menuju kamar mandi dengan tubuh polosnya tanpa merasa canggung adanya Lea yang melihatnya polos.

Lea duduk, mengangkat selimut menutupinya sampai leher, ia sadar Ansel baik beberapa hari terakhir karena sebuah alasan, hanya untuk menyentuhnya.

"Sana mandi abis itu mau ngebabu dirumah sebelah kan?"

Lea tersadar dari lamunannya, ternyata Ansel sudah selesai mandi. "Nabilanya pulang minggu depan."

Ansel memilih pakaian didalam lemari, bingung dengan pakaian yang ia cari.

"Kaos putih gue yang greenlight kok nggak ada?" Menoleh ke Lea sebentar lalu, mengacak-acak pakaian.

"Jangan diacak-acak."

"Apa sih lo."

Ansel berdecak setelah menemukan kaos yang ia inginkan. Setelah mengenakan pakaian, Ansel kembali menoleh ke Lea yang masih setia duduk dengan tubuh yang dililitkan selimut.

***

Lea lelah, lelah dengan semuanya, selama seminggu ini Ansel tidak pernah absen untuk menyentuhnya setiap hari.

Tidak peduli dengan Lea yang sudah sempat menolak, Ansel malah mengatakan.

"Dulu boleh lo nolak karena belum sepenuhnya jadi milik gue, sekarang. Lo udah gue pake berkali-kali, jangan pernah nolak gue, gue nggak suka."

"Gue suami lo kalau lo lupa."

Itulah kata-kata yang keluar dari mulut Ansel saat Lea yang mencoba menolaknya saat awal-awal minggu kemarin.

"Abis ini aku mau kerumah Tante Nia, Nabila udah pulang soalnya."

"Habisin sarapan lo dulu, kalau nggak habis gue masukin tuh nasi lewat hidung," kata Ansel disela-sela makannya.

"Iya." Lea melihat Ansel jengah, bisa-bisanya Ansel mengakatakan seperti itu.

"Kalau Tante Nia nanya, kamu dimana, aku jawab apa?" Lea takut-takut jika Nia menanyakan itu, sedangkan Ansel sudah Lea bujuk dari semalam tetap saja laki-laki itu tidak mau dengan alasan dia malas membuang waktu.

HALAI-BALAI | Antagonist Husband LENGKAP (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang